www.MartabeSumut.com, Medan
Gubsu Edy Rahmayadi, Pemprovsu dan pimpinan OPD Sumut sebaiknya jangan diam kebingungan menyikapi persoalan defisit pupuk kimia. Pasalnya, selain mengganggu pola tanam rakyat pedesaan, minimnya hasil produksi pertanian juga berpotensi merontokkan pertumbuhan ekonomi daerah Sumut.
BACA LAGI: Oktober 2021 Ada 1,5 Juta Warga Sumut Korban Narkotika, Pemprovsu Diminta Bangun RSKO
BACA LAGI: Waspadai Covid-19 Gelombang ke-3..!
BACA LAGI: Tiga Napi Narkoba di Sumut Dipindah ke Lapas Super Maximum Security Nusakambangan
BACA LAGI: Bahas PBBMKB, DPRDSU Heran Data Penjualan Pertamina Sumbagut Tidak “On The Spot” dengan BP2RD
Warning (peringatan) tersebut dilontarkan Wakil Ketua Bappilu DPD Partai Hanura Sumut Toni Togatorop, SE, MM, kepada www.MartabeSumut.com, Senin siang (6/12/2021). Anggota DPRD Sumut periode 2014-2019 ini mengatakan, kekurangan pupuk kimia patut diantisipasi dini melalui kajian dan kebijakan pro rakyat. “Bantu petani, jangan diam kebingungan mengetahui masalah. Maka APBD Sumut seharusnya difokuskan untuk kebutuhan rakyat petani,” ingatnya. Toni menilai, serapan APBD Sumut untuk sektor pertanian/perkebunan urgen dimaksimalkan agar petani terfasilitasi berpola tanam tepat waktu. Menurut dia, sayur mayur dan beras hanya bisa tersedia buat warga perkotaan tatkala para petani sukses mengelola lahan pertanian. “Jadi tolong Pemprovsu menjaga perasaan masyarakat. Jangan diam saat petani membutuhkan pupuk. Hadirlah mendorong peningkatan pertanian/perkebunan rakyat melalui kebijakan menggembirakan dari Gubsu, Pemprovsu maupun OPD Sumut,” imbau Toni.
BACA LAGI: Anggota DPRDSU Fahrizal Nasution Heran, Pupuk Langka tapi Tak Kunjung Ada Solusi Pemerintah
Solusinya Pupuk Kompos Besar-besaran
Mantan Ketua FP-Hanura DPRD Sumut itu menyarankan, defisit pupuk kimia seyogianya bisa diselesaikan dengan cara pemanfaatan pupuk kompos/organik secara besar-besaran. Toni yakin, Pemprovsu mampu menggandeng industri pupuk organik/kompos yang ada di Provinsi Sumut untuk memenuhi kebutuhan pola tanam hortikultura dan palawija. Kemudian mendorong semua kelompok tani sayur mayur/palawija supaya ikut berperan men-supply pupuk organik/kompos secara besar-besaran terhadap petani di desa-desa.
BACA LAGI: Asa Mantan Kapolsek Sukaramai AKP (Purn) Longser Sihombing Menggapai Keadilan (Bagian ke-4)
BACA LAGI: Asa Mantan Kapolsek Sukaramai AKP (Purn) Longser Sihombing Menggapai Keadilan (Bagian ke-3)
Pupuk Kimia Defisit, Ekonomi Rakyat Terhimpit
Toni menyebut, pupuk kimia yang cenderung rawan defisit berimplikasi pada mahalnya harga di pasaran. Mengakibatkan pola tanam hortikultura/palawija masyarakat petani kerap gagal. Artinya, jika Gubsu, Pemprovsu dan OPD Sumut tidak mem-backup melalui regulasi serta anggaran, Toni percaya warga desa bakal collapse (ambruk) menopang kedaulatan pangan di Sumut. “Gubsu dan Pemprovsu harus hadir mengendalikan defisit pupuk kimia. Jangan diam kebingungan membiarkan ekonomi rakyat terhimpit,” sindir Toni, sembari menegaskan kembali, solusi atas kekurangan pupuk kimia adalah menghadirkan kompos/organik besar-besaran sekaligus gerakan perbaikan struktur tanah tandus/gersang menjadi tanah produktif dan layak ditanami warga di pedesaan.
BACA LAGI: Asa Mantan Kapolsek Sukaramai AKP (Purn) Longser Sihombing Menggapai Keadilan (Bagian ke-2)
BACA LAGI: Asa Mantan Kapolsek Sukaramai AKP (Purn) Longser Sihombing Menggapai Keadilan (Bagian ke-1)
Hentikan Diam Kebingungan
Bagi Toni, tanpa difasilitasi Gubsu dan Pemprovsu, solusi alternatif penggunaan pupuk organik/kompos bakal sulit terwujud. Sebab mantan Ketua Komisi A DPRD Sumut tersebut optimis, pupuk kompos berfungsi ganda dalam memelihara/meremajakan habitat tanah jadi gembur, subur dan menjaga ekosistem lingkungan pertanian. Termasuk berorientasi positif mengarahkan “natural of life” (pola hidup alamiah) manusia dalam mengurangi konsumsi makanan dari pupuk kimia.
BACA LAGI: Lawan Narkoba, Anggota DPRDSU Fahrizal Nasution Sarankan Negara Pakai Pola PPKM Sekat Penyelundupan

BACA LAGI: Vaksin tak Ada Regulasi Ganggu Warga, Zeira: Jangan Coba-coba Bisniskan Vaksin !
VIDIO: KAJI Unit DPRD Sumut Salurkan 500 Masker Gratis Terhadap Pengendara Umum di Depan Gedung DPRD Sumut Jalan Imam Bonjol Medan
BACA LAGI: Hadiri HUT ke-4 KAJI DPRD Sumut, Zeira & Robert Dorong Bansos ke Panti Asuhan Al-Marhamah
BACA LAGI: Sosialisasi Bahaya Narkoba KAJI Unit DPRD Sumut: 6 Narasumber Ingatkan 1.500 Siswa SMAN 5 Waspada
BACA LAGI: Rayakan Natal di LP Tanjung Gusta Medan, KAJI Unit DPRD Sumut Beri Narapidana 100 Paket Natal
BACA LAGI: HUT ke-1, KAJI Unit DPRD Sumut Berbagi Kasih dengan Lansia di Panti Jompo Harapan Jaya Marelan
BACA LAGI: Aksi Sosial KAJI Unit DPRD Sumut Jelang Idul Fitri 1438 H itu Bikin 106 Anak Yatim Tersenyum
BACA LAGI: Korban Jiwa Gempa Lombok 387 Orang, KAJI Unit DPRD Sumut Salurkan Bantuan Rp. 650 Ribu
Kompos Gencar, Petani Lancar
Nah, ketika pupuk kompos/organik digencarkan Pemprovsu, mantan Ketua Badan Kehormatan Dewan (BKD) DPRD Sumut ini memastikan petani kian lancar berpola tanam sayur-mayur dan palawija. Terutama petani di Kab Tanah Karo, Kab Dairi dan Kab Simalungun (atas). “Petani di sana sangat memerlukan pupuk kompos/organik. Mari kita hentikan sikap diam kebingungan akibat defisit pupuk kimia. Gubsu dan Pemprovsu ambil sikap dong,” pintanya. Terhadap anggota DPRD Sumut, Toni meletakkan harapan besar untuk bersuara memberi dukungan. “Bila perlu dana Sosialisasi Perda (Sosper) 100 anggota DPRD Sumut sekira Rp. 96 Miliar/tahun dialihkan menopang pengadaan industri pupuk kompos/organik di Sumut,” simpul Toni Togatorop, yang juga pimpinan UKM/UMKM PT Citra Bangun Lamtorop itu. (MS/BUD)