www.MartabeSumut.com, Medan
Komite Masyarakat Danau Toba (KMDT) menemui Gubsu Edy Rahmayadi, Selasa siang (11/2/2020) di rumah dinas Gubsu Jalan Sudirman Medan. Pertemuan membahas 3 isu panas yang belakangan marak dipercakapkan warga Sumut. Diantaranya Festival Danau Toba (FDT) 2020, wisata halal dan isu ternak babi.
BACA LAGI: Ke DPRDSU Jelaskan Wabah ASF, Gubsu Klaim Tak Sebut Pemusnahan Babi
DENGARKAN WAWANCARA: Gubsu Tunggu Kajian Mentan Soal Virus ASF Ternak Babi
Ketua KMDT Dr Jonius TP Hutabarat, SSi, MSi, kepada www.MartabeSumut.com menjelaskan, sejak setahun terakhir KMDT melihat 3 isu tersebut sangat “seksi” ke permukaan. Sehingga viral di media sosial, media online, media konvensional bahkan jadi percakapan intens pada lingkungan masyarakat. Makanya, kata Dr Jonius, pihaknya berkepentingan menjumpai Gubsu untuk memberi masukan sekaligus menawarkan konsep bernas dalam menyikapi ke-3 isu. “KMDT telah audiensi dengan Bapak Gubsu. Selain silahturrahmi, kami membahas 3 topik yang lagi viral. Apalagi ujung-ujungnya muncul aksi demo dan hujatan terhadap Gubsu,” ujar Dr Jonius melalui saluran WhatsApp, kemarin. Anggota DPRD Sumut masa bakti 2019-2024 itu melanjutkan, tatkala bertemu Gubsu, KMDT menyampaikan langsung realitas berkembang ditengah-tengah masyarakat. Kurang lebih 2 jam berdialog, Dr Jonius menilai Gubsu menjelaskan terbuka seputar 3 isu. Selanjutnya mematok komitmen mendukung kemajuan kawasan wisata Danau Toba. “Bapak Gubsu berkata, tidak pernah berencana memusnahkan ternak babi. Ketika wabah virus menyerang ternak babi, beliau malah memerintahkan Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan agar proaktif mencari solusi penanganan. Sebab sampai sekarang belum ada obat atau vaksin penangkal virus African Swine Fever (ASF) tersebut,” terang Dr Jonius.
BACA JUGA: Hadapi Kolera Babi DPRDSU Keluarkan 4 Rekomendasi, Jonius Ingatkan Gubsu Jaga Komentar
BACA LAGI: Ribuan Orang ke DPRDSU, Serukan #SaveBabi & Tetapkan 10 Februari Hari Kedaulatan Babi Dunia
Beri Arahan Isolasi Ternak
Sekretaris Komisi A DPRD Sumut bidang hukum/pemerintahan itu melanjutkan, semenjak dini, Gubsu dan Pemprovsu sebatas mengeluarkan arahan agar ternak yang terkontaminasi virus diisolasi dan bukan dimusnahkan. Sama halnya dengan event tahunan FDT, Dr Jonius menyebut Gubsu tidak pernah berkomentar akan menghapus FDT. “Beliau hanya mengoreksi besarnya anggaran FDT dari pusat, provinsi dan kabupaten. Tapi justru tak mampu menghadirkan turis. Karena setelah selesai acara seremonial dan pulang, Gubsu menyaksikan FDT tetap saja sepi. Pak Gubsu memberi masukan bagaimana membuat FDT lebih menarik semisal lomba sepeda,” ucapnya. Menyinggung wisata halal, Dr Jonius kembali membeberkan sikap Gubsu yang tidak punya niat menerapkan wisata halal dan syariah di Danau Toba. Gubsu, singkap Dr Jonius, sangat yakin tidak setiap orang bisa menerima konsep wisata syariah. Namun data kunjungan wisman ke Sumut menunjukkan hampir 60 % berasal dari Malaysia dan Singapura. “Makanya Pak Gubsu bertekad mempersiapkan fasilitas dan sarana pendukung. Mulai tempat sholat hingga rumah makan halal. Tujuannya supaya wisman betah dan mau datang kembali. Itulah inti semangat Gubsu terkait isu wisata halal,” akunya.
BACA LAGI: DPRDSU Bahas FDT 2020, Ingatkan Kadis Pariwisata Sumut Jadwal Tepat & Swasta Ketua Panitia
BACA LAGI: FDT 2020 Ditiadakan, Dr Jonius & Lamsiang: Gubsu Gagal, Asbun dan Evaluasi Kinerjalah..!
Gubsu Usulkan GoGreen
Legislator asal Dapil Sumut 9 Kab Taput, Kab Tobasa, Kab Samosir, Kab Humbahas, Kab Tapteng dan Kota Sibolga ini menginformasikan, saat pertemuan, Gubsu mengajak masyarakat Sumut membuat acara GoGren di Danau Toba. Kemudian menyampaikan niat bertemu tokoh-tokoh masyarakat Batak, tokoh agama, kelompok mahasiswa serta komponen pemuda Sumut untuk merajut kebersamaan. Bagi mantan Kapolres Taput tersebut, KMDT mengapresiasi penjelasan Gubsu seputar 3 isu yang disampaikan.
BACA LAGI: Bahas Zonasi Perikanan di Danau Toba, DPRDSU Rekomendasi Pembuatan Ranperda Sesuai Perpres 81/2014
“Jangan tendensius terhadap Edy. Segala yang saya perbuat seolah-olah salah dan bahasanya dipelintir ke arah negatif. Sahabat saya dari dulu banyak orang Batak. Saya tidak membedakan semua suku dan agama. Kunjungan pertama saya saat Gubsu aja ke daerah Humbahas dan Toba,” jelas Gubsu, seperti ditirukan Dr Jonius. (MS/BUD)