www.MartabeSumut.com, Medan
Ketua FP-NasDem Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Sumatera Utara (DPRDSU) dr Tuahman Franciscus Purba, MKes, SpAn, mengatakan, 5 RSUD di Provinsi Sumut yang menjadi rujukan menangani virus masih belum siap menghadapi pasien Covid-19. Termasuk 28 RSUD lainnya yang ada di kab/kota Sumut. Akibatnya, banyak Rumah Sakit (RS) dan RSUD merujuk pasien Covid-19 ke RSUPH Adam Malik maupun RSUD Dr Pirngadi Medan.
BACA LAGI: Hotel Karantina WNI dari Luar Negeri tak Beres, Ketua FP-NasDem DPRDSU Protes
Kepada www.MartabeSumut.com, Jumat siang (7/5/2021), dr Tuahman menjelaskan, ke-5 RSUD tersebut diantaranya: RSUD Pirngadi Medan, RSUD Padang Sidimpuan, RSUD Tarutung, RSUD Tanah Karo dan RSUD Pematang Siantar. Menurut dr Tuahman, ketidaksiapan 5 RSUD disebabkan keterbatasan dokter, tenaga medis, fasilitas ruangan hingga alat-alat pendukung menangani pasien Covid-19. Padahal semenjak dini, lanjutnya lagi, ke-5 RSUD telah ditunjuk sebagai tempat khusus menangani virus saat kasus pandemi flu burung beberapa tahun silam. “Saya pernah ingatkan dalam rapat Pansus Covid-19 DPRDSU. Saya katakan, apakah Dinkes Sumut dan Satgas Covid-19 Sumut pernah melihat kesiapan 5 RSUD itu ? Pernahkah Dinkes Sumut memahami realitas fasilitas RSUD 28 kab/kota Sumut lainnya ? Ternyata saat kami ke RSUD Padang Sidimpuan, buktinya, kalo mereka (Dinkes Sumut dan Satgas Covid-19 Sumut) tahu keterbatasan RSUD, kan harusnya segala kekurangan disiapkan atau dilengkapi,” sindir dr Tuahman.
BACA LAGI: DPRDSU Sesalkan Alat Rapid Test Diduga Re-use di Kuala Namu, Imbau Penegak Hukum Usut Aktornya
Rujukan ke Medan Tanda RUSD Tak Siap
Legislator asal daerah pemilihan (Dapil) Sumut 2 wilayah Medan Sunggal, Medan Selayang, Medan Tuntungan, Medan Helvetia, Medan Barat, Medan Baru dan Medan Petisah ini melanjutkan, umumnya ketidaksiapan RSUD di kab/kota Sumut diketahui tatkala mereka (RSUD) langsung merujuk pasien ke RSUP Adam Malik dan RSUD Pirngadi Medan. “Kenapa sampai terjadi ? Ya karena mereka tidak siap. Bahkan ironisnya lagi, saat mereka mengonfirmasi ke Medan, rupanya sangat sulit juga mendapat kepastian ruangan maupun tempat tidur pasien Covid-19. Nah, ketika semua RSUD kab/kota merujuk pasien ke Medan, apakah bukan bukti suatu masalah dan ketidaksiapan,” tegasnya tak habis pikir, sembari menambahkan, ketersediaan fasilitas tempat tidur RSUP Adam Malik dan RSUD Pirngadi Medan masih belum siap melayani pasien Covid-19 yang dirujuk dari RS lain.
BACA LAGI: Longsor Proyek PLTA Batangtoru, Dr Jonius Dorong Kapoldasu Proses Hukum Indikasi Kelalaian
Pasien Covid-19 Sulit Cari RS
Anggota Komisi C DPRDSU bidang keuangan ini mencontohkan, pada Rabu 5 Mei 2021, ada pasien Covid-19 menghubunginya. Kemudian meminta bantuan akibat kesulitan mendapat pelayanan RS di Medan. Kala itu, beber dr Tuahman, pasien sempat ditangani oleh salah satu RS di Medan namun terbatas peralatan. Lalu dirujuklah pasien ke RSUP Adam Malik. “Saya telepon pihak RSUP Adam Malik, awalnya kamar disebut penuh. Saya coba telepon Direktur RSUP Adam Malik Pak dr Zainal Safri. Beliau menyampaikan supaya pasien dibawa ke Adam Malik. Jam 10 malam pasien diantar tapi belum bisa masuk dengan alasan kamar masih dicek. Jam 12 malam barulah pasien boleh masuk. Artinya, kebetulan saja saya seorang dokter. Makanya langsung kontak-kontak pribadi dengan sesama dokter atau pihak RS. Kalo pasien sendiri berusaha, ya memang sulit tuh,” singkap dr Tuahman.
BACA LAGI: Komisi C DPRDSU Singgung 6 IPAM & Pembelian Air, Dirut Tirtanadi Sebut 3 Lagi tak Ada Air Sungai
Benahi Ketidaksiapan RSUD
Dokter Tuahman percaya, ketidaksiapan RS pemerintah menangani pasien Covid-19 menjadi “PR” serius untuk diperbaiki Kementerian Kesehatan, Gubsu Edy Rahmayadi, Pemprovsu, Dinkes Sumut dan Satgas Covid-19 Sumut. Logikanya, simpul dokter spesialis anestesi tersebut, ketika 5 RSUD yang menangani virus saja belum siap, niscaya 28 RSUD di kab/kota lain akan mustahil dalam posisi lebih siap. “Bisa dikatakan RSUPH Adam Malik, RSUD Pirngadi Medan serta 33 RSUD di kab/kota Sumut belum siap. Kalo kita tanya kamar, selalu ada alasan klasik telah penuh. Lantaran RS pemerintah gak siap, tampillah RS swasta ikut berperan. Sementara kita di Indonesia sudah hampir 1,5 tahun menghadapi virus Corona. Kok belum siap juga,” heran dr Tuahman.
Gak Sepenuhnya Benar
Terpisah, www.MartabeSumut.com menghubungi Kepala Dinas Kesehatan (Kadiskes) Sumut yang juga Tim Satgas Covid-19 Sumut, dr Alwi Mujahit Hasibuan, MKes. Dikonfirmasi via ponselnya, Jumat sore (7/5/2021), dr Alwi menganggap penilaian dr Tuahman tidak sepenuhnya benar. “Salah itu kalo begitu penilaiannya. Bukan Dinkes saja, Gubsu pun sudah meninjaunya (5 RSUD menangani virus). Mereka lebih siap sekarang. Bukan itu alasannya. Sebab tidak terlalu rumit lagi menangani Covid-19. Jadi gak sepenuhnya benar,” ucap dr Alwi. Bahwa saat ini ada rujukan perawatan ke RS di Medan, dr Alwi tidak mengingkarinya. Toh dia memastikan bukan menyangkut kesiapan RS. “Mereka siap. Cuma kadang-kadang ada yang enggan merawat dan ada pula pasien ingin perawatan lebih baik. Harusnya siap. Mungkin ruang ICU penuh, yang dicari kan tempat ICU,” tepisnya.
BACA LAGI: Anggota DPRDSU & Pegawai Terima Vaksin Tahap Pertama, Jubel Tambunan: Ayo Kita Vaksin !
BACA LAGI: Soal SK Gubsu Penetapan Daftar Nominatif Eks HGU PTPN 2, Zeira: Hati-hati, Jangan Picu Konflik !
Alwi Benarkan Ada RS yang Siap & Tidak
Kendati demikian, dr Alwi kembali membenarkan penilaian kalau RSUD di kab/kota Sumut memang ada yang siap dan ada pula yang tidak siap. Sedangkan 5 RSUD rujukan menangani virus diyakininya lebih siap dibanding 28 RSUD lain. “Ada yang tidak siap, namun mereka tetap merawat dengan jumlah pasien terbatas. Karena fasilitas tempat tidur untuk isolasi juga terbatas. Ini gak sederhana. Jadi jangan terlalu sederhana melihatnya,” ingat dr Alwi.
BACA LAGI: DPRDSU Heran Pipa Transmisi tak Diganti Sejak Zaman Belanda, Ini Jawaban Dirut Tirtanadi Sumut
BACA LAGI: Hadiri HUT ke-4 KAJI DPRD Sumut, Zeira & Robert Dorong Bansos ke Panti Asuhan Al-Marhamah
Dokter Alwi mengungkapkan, 3 hari terakhir Dinkes Sumut fokus membahas masalah antisipasi kemungkinan lonjakan Covid-19 pasca-Lebaran. Bagi dia, pertemuan bersama RSUD dan RS swasta di Kota Medan serta Kab Deliserdang itu memiliki target strategis. Yaitu agar warga Sumut tidak gagal paham menerima info sepihak tentang kondisi RS menangani pasien Covid-19. “Misalnya nih, semua tempat tidur (RS) dikabarkan penuh, dikatakan udah kayak negara India kita. Gitu gitulah. Itu kan dapat membuat masyarakat resah ? Makanya RS pemerintah dan swasta kita minta ikut berperan. Mudah-mudahan kawan-kawan (pihak RS) bisa lebih siap mengantisipasi,” tutup dr Alwi. (MS/BUD)