
www.MartabeSumut.com, Medan
Pengusaha lokal asal Kab Dairi Jogi Tambunan kecewa. Bingung menyaksikan proyek (APBN) pembangunan infrastruktur Danau Toba di Kab Samosir menolak batu-batu quarry (tambang galian C) dari Kab Dairi karena dianggap tidak layak. Pimpinan PT Satria itu pun menyentil Kementerian PU terkait kerjasama dengan beberapa Pemkab sekitar Danau Toba yang menggunakan batu-batu hasil tambangnya melalui proyek APBD.
BACA LAGI: Sekretaris Komisi A DPRDSU Apresiasi Kapoldasu Tangani 5 Kasus Etika Oknum Polri di Sumut
BACA LAGI: Satu Calon Gugur, 16 November Komisi A DPRDSU Pilih 5 Komisioner KIP Sumut
BACA LAGI: Waspadai Covid-19 Gelombang ke-3..!
BACA LAGI: Ketua DPRDSU Ambil Sumpah Edi Gantikan Rizky di DPRDSU
BACA LAGI: Banjir Rob Serang Belawan, Ratusan Orang ke DPRDSU Tuntut Pembangunan Tembok Penahan
BACA LAGI: Program PSR di Asahan Terganjal Suket, Ebenejer Sitorus Minta Komisi A/B DPRDSU RDP Panggil ATR/BPN
BACA LAGI: Vaksin tak Ada Regulasi Ganggu Warga, Zeira: Jangan Coba-coba Bisniskan Vaksin !
BACA LAGI: Kritisi 2 Tahun Jokowi-Maruf, Massa & DPRDSU Duduk Berdiskusi di Bahu Jalan
Dihubungi www.MartabeSumut.com via ponselnya, Selasa siang (9/11/2021), Jogi menceritakan, sedikitnya ada 15 pemilik usaha quarry di Kab Dairi. Melayani permintaan batu-batu untuk proyek APBD Pemkab Samosir, Pemkab Pakpak Bharat serta Pemkab Dairi. Jogi menyatakan tidak tahu kenapa proyek Kementerian PU membangun infrastruktur Danau Toba di Kab Samosir justru menolak batu-batu asal Kab Dairi dan Kab Humbahas. “Dengan Pemkab gak masalah tuh. Kita memang supply batu aja. Biasanya buat pekerjaaan rabat, pelebaran jalan bahkan material cor semen. Lancar tanpa masalah. Ketika Kementerian PU menolak, kok selama ini batu-batu dipakai beberapa kabupaten,” sindir Jogi bertanya.
BACA LAGI: Figur Lama Dianggap Kurang Greget, Sekretaris Komisi A DPRDSU Inginkan 5 Wajah Baru di KIP Sumut
Heran Kebijakan Kementerian PU
Berbicara dari Kota Sidikalang, Jogi mengaku heran dengan kebijakan Kementerian PU yang dianggap tidak mempertimbangkan batu-batu asal Kab Dairi dan Kab Humbahas. Namun memasok batu dari Kab Simalungun dan Kab Tanah Karo. Dia memperkirakan permintaan batu-batu untuk proyek infrastruktur Danau Toba di Kab Samosir telah berlangsung sekira 7 tahun tatkala Presiden Jokowi menetapkan Danau Toba sebagai salah satu Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN). “Bertahun-tahun kita pengusaha lokal cuma lihat-lihat aja, Bang. Saat tender, pihak Kementerian PU minta dukungan quarry kita. Setelah proyek jalan, kita gak dilibatkan lagi. Barang (batu) kita gak dibeli. Kami dengar, mereka bilang batu kita gak layak. Mereka malah jauh-jauh beli batu ke Merek Kab Simalungun atau Kab Tanah Karo,” sesal Jogi tak habis pikir.
Pemenang Tender Perusahaan Tertentu
Ketika ditanya siapa pemenang pengadaan batu untuk proyek Danau Toba di Kab Samosir, Jogi menduga perusahaan tertentu. Dia mengatakan bukan mustahil beberapa perusahaan swasta luar. Menurutnya, jika anggaran proyek diatas Rp. 100 Miliar, biasanya akan memakai kontraktor khusus. Toh Jogi enggan merinci siapa pelaksana pengadaan batu tersebut. Intinya, simpul Jogi lebih jauh, masalah spesifikasi batu sebenarnya memerlukan kepastian analisa (uji lab).

VIDIO: Sosialisasi Bahaya Narkoba KAJI Unit DPRD Sumut Terhadap 1.500 Siswa di SMAN 5 Jalan Pelajar Medan
BACA LAGI: Hadiri HUT ke-4 KAJI DPRD Sumut, Zeira & Robert Dorong Bansos ke Panti Asuhan Al-Marhamah
BACA LAGI: Sosialisasi Bahaya Narkoba KAJI Unit DPRD Sumut: 6 Narasumber Ingatkan 1.500 Siswa SMAN 5 Waspada
BACA LAGI: Rayakan Natal di LP Tanjung Gusta Medan, KAJI Unit DPRD Sumut Beri Narapidana 100 Paket Natal
BACA LAGI: HUT ke-1, KAJI Unit DPRD Sumut Berbagi Kasih dengan Lansia di Panti Jompo Harapan Jaya Marelan
BACA LAGI: Aksi Sosial KAJI Unit DPRD Sumut Jelang Idul Fitri 1438 H itu Bikin 106 Anak Yatim Tersenyum
BACA LAGI: Korban Jiwa Gempa Lombok 387 Orang, KAJI Unit DPRD Sumut Salurkan Bantuan Rp. 650 Ribu
Jogi Minta Penjelasan Kementerian PU
Bagi Jogi, uji lab batu-batu asal Kab Dairi dan Kab Humbahas urgen dilakukan agar Kementerian PU bisa memberi penjelasan resmi. Bila spesifikasi batu dianggap agak lembek, Jogi berharap dilandasi alasan scientific (ilmiah). Apakah terjadi (lembek) saat proses penambangan atau dipengaruhi hal-hal tak terduga semisal faktor alam. “Yang penting dia (batu) kan menyatu. Sebab batu terlalu keras juga tidak pas. Jadi ada range (kadar/batasan) yang pas dan seimbang. Makanya Kementerian PU menjelaskan dong. Supaya kedepan bisa kami benahi dan perbaiki penyebab kelemahan batu-batu asal Kab Dairi,” imbau Jogi Tambunan. (MS/BUD)