Sebut Honor Profesor dalam RDP DPRDSU, Poaradda Gebrak Meja & Marahi Kadis Pendidikan Sumut Prof Syaifuddin

Anggota Komisi E DPRDSU dr Poaradda Nababan, SpB (kanan) dan Kadis Pendidikan Sumut Prof Drs Syaifuddin, MA, PhD. (Foto: www.MartabeSumut.com)
Bagikan Berita :

www.MartabeSumut.com, Medan

Aksi gebrak meja dipertontonkan anggota Komisi E Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Sumatera Utara (DPRDSU) dr Poaradda Nababan, SpB. Peristiwa ini terjadi dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) Komisi E DPRDSU bersama counterpart Kadis Pendidikan Sumut Prof Drs Syaifuddin, MA, PhD, Selasa (16/3/2021) sekira pukul 13.00 WIB di gedung Dewan Jalan Imam Bonjol Medan.

BACA LAGI: Supaya Perda Fasilitasi Pencegahan Narkoba No 1/2019 Efektif, Komisi E DPRDSU Imbau Gubsu Keluarkan Peraturan Teknis

BACA LAGI: DPRDSU Warning Perusahaan Tambang, Sugianto Makmur: Bangkitkan Ekonomi dengan Memakai Kontraktor Sumut

Pantauan www.MartabeSumut.com, awalnya RDP berjalan santai dan lancar. Agenda rapat membahas evaluasi program kerja Dinas Pendidikan Sumut TA 2020 dan rencana kegiatan TA 2021. Namun sekira pukul 13.00 WIB, tiba-tiba ruangan rapat mulai gaduh. Terjadi perang mulut antara anggota Komisi E DPRDSU dr Poaradda Nababan, SpB dan Kadis Pendidikan Sumut Prof Drs Syaifuddin, MA, PhD. Bahkan dr Poaradda Nababan menggebrak meja sebanyak 1 kali. Anggota Komisi E DPRDSU yang hadir RDP tampak tersentak. Diantaranya Viktor Silaen, SE, MM, Mahyaruddin Salim B serta beberapa anggota Komisi E lainnya.

BACA LAGI: Tiga Pimpinan OPD Sumut tak Datang, Wakil Ketua Komisi B DPRDSU Meradang

BACA LAGI: Ditanya DPRDSU Tsk Kasus PT SMGP, Wadir Krimsus Poldasu: Pasti Pak, Menunggu Klarifikasi Kementerian ESDM

Dipicu RDP Gabungan 2 Pekan Lalu

Nah, usai RDP, www.MartabeSumut.com menemui anggota Komisi E DPRDSU dr Poaradda Nababan, SpB. Politisi PDIP ini menjelaskan, Kadis Pendidikan Sumut, Prof Drs Syaifuddin, MA, PhD, tidak punya strategi dalam mempersiapkan program Dinas Pendidikan Sumut. “Tadi lihatlah, bagaimana dia mengatur anggotanya sebelum RDP. Anggaran Dinas Pendidikan ini kan besar. Kalo dimain-mainkan seperti Kadis Pendidikan sebelumnya, tentu sangat merugikan warga Sumut. Contohnya masalah penerimaan murid baru dan pembangunan sekolah. Banyak yang bermasalah,” sesalnya. Dokter Poaradda melanjutkan, peringatan terhadap Kadis Pendidikan Sumut Prof Drs Syaifuddin, MA, PhD, sebenarnya dilatarbelakangi RDP gabungan Komisi E dan C DPRDSU sekira 2 pekan lalu. Menurut dia, dalam pertemuan tersebut, Kadis Pendidikan Sumut Prof Drs Syaifuddin, MA, PhD, menyampaikan secara terbuka jumlah honornya selaku profesor di USU Rp. 1,2 juta sekali berdiri (mengajar). “Masak dia sampaikan ada honor profesor Rp. 1,2 juta dari USU sekali berdiri ? Itu kan gak perlu dan gak etis disampaikan dalam forum resmi DPRDSU. Makanya saya ingatkan kembali Pak Kadis saat RDP barusan,” terang dr Poaradda.

BACA LAGI: DPRDSU Panggil Perusahaan Tambang, Fahrizal Nasution “Kirim Salam” Tsk Kasus PT SMGP ke Kapoldasu Irjen Panca Simanjuntak

Logo Komunitas Aksi Jurnalis Independen (KAJI) Unit DPRD Sumut. (Foto: www.MartabeSumut.com)⁰

BACA LAGI: Lawan Narkoba, DPRDSU Gelar Sosialisasi Perda Nomor 1 tahun 2019 di Kab Labura

Peringatan Poaradda Dijawab-jawab Syaifuddin

Namun anehnya, ungkap dr Poaradda lagi, peringatan yang dilontarkan justru dijawab-jawab dengan kalimat yang tidak bijak. “Dijawab-jawabnya pulak saya. Dia bilang begini: saya ahli bahasa, jadi Anda Anda itu salah mengerti. Saya 20 SKS mengajar masalah bahasa,” bebernya. Mendengar kalimat itu, dr Poaradda menyatakan geram dan marah. Lalu memukul meja 1 kali. “Pak Kadis, bapak kemarin bilang sekali berdiri ada honor profesor Rp. 1,2 juta. Kalo bapak sampaikan begitu, jujur saja saya dokter bedah ya Pak. Tapi saya tak pernah cerita pada kawan-kawan di sini (DPRDSU). Apa program kita, ya itulah kita kerjakan. Janganlah hal-hal begitu dikatakan,” singkapnya. Dokter Poaradda beralasan, tujuannya mengingatkan soal kalimat “honor profesor” semata-mata agar Kadis Pendidikan Sumut bisa memperbaiki Dinas Pendidikan Sumut yang sudah berantakan. “Dijawab-jawabnya terus. Saya bilang padanya, kami Dewan Yth loh. Kami dipilih rakyat, bapak diangkat. Bapak tidak pantas menjabat Kadis Pendidikan Sumut. Saya katakan begitu,” ujar dr Poaradda.

BACA LAGI: Hadiri HUT ke-4 KAJI DPRD Sumut, Zeira & Robert Dorong Bansos ke Panti Asuhan Al-Marhamah

BACA LAGI: Sambut Audiensi KAJI Unit DPRD Sumut, Bea Cukai Belawan Jawab Integritas Petugas Hadapi Godaan di Lapangan

Bagi dr Poaradda, seorang Jenderal (Kadis) harusnya mampu mengatur semua anggota (staf/pegawai). Bukan malah rajin beralasan dengan menyatakan masih baru menjabat Kadis. Akan terdengar ganjil lantaran banyak staf yang bisa diberi tugas untuk menjawab materi atau menghadapi berbagai situasi. “Dengan bapak ucapkan jumlah honor profesor di USU, bapak menunjukkan keragu-raguan dan tidak 100 persen sebagai Kadis Pendidikan Sumut. Berarti bapak tak pantas jadi Kadis. Itulah yang saya ucapkan pada dia dalam RDP tadi,” beber dr Poaradda Nababan.

TONTON VIDIO: Sambutan Ketua KAJI Unit DPRD Sumut Budiman Pardede, S.Sos saat HUT ke-4 KAJI Unit DPRD Sumut dan Aksi Sosial Bagi Sembako Buat Yatim Piatu Panti Asuhan Al-Marhamah Medan Sunggal

BACA LAGI: Alamakjanggg…di Lapas Tanjungbalai Ditemukan Ganja & 11 Ponsel, Ini Penjelasan Kemenkumham Sumut

Ini Jawaban Kadis Pendidikan Sumut

Masih di gedung DPRDSU, www.MartabeSumut.com kembali mengonfirmasi Kadis Pendidikan Sumut Prof Drs Syaifuddin, MA, PhD. Ketika ditanya persoalan yang baru terjadi, komentar Syaifuddin terdengar melunak. Dia mengatakan, anggota Dewan (dr Poaradda Nababan) tidak menggebrak meja dan tidak pernah menyebut dirinya tidak pantas menjabat Kadis Pendidikan Sumut. “Agak diayunkan aja tangannya ke meja. Gitunya. Tak ada dibilangnya saya gak pantas jadi Kadis. Gebrak meja itu biasalah. Supaya lebih paham. Gitu aja kalo saya menanggapi,” tepis Syaifuddin terburu-buru. (MS/BUD)

Bagikan Berita :

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here