Ribuan Orang Tolak Rizieq Shihab di Medan, Ustad Martono: Tebar Kebencian, Provokator, Ngaku-ngaku Cucu Nabi & Politisasi Agama

Ribuan orang ke gedung DPRDSU menolak perilaku Rizieq Shihab dan kehadirannya ke Sumut, Jumat (27/11/2020) di gedung Dewan Jalan Imam Bonjol Medan. (Foto: www.MartabeSumut.com)
Bagikan Berita :

www.MartabeSumut.com, Medan

Ribuan orang mendatangi gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Sumatera Utara (DPRDSU) di Jalan Imam Bonjol Medan, Jumat (27/11/2020) pukul 10.30 WIB. Dalam aksinya, massa menyesalkan sikap-sikap Rizieq Shihab yang setelah kembali ke Indonesia menimbulkan kegaduhan, mengancam keutuhan NKRI, menebar kebencian, mempolitisasi agama, provokatif, mengaku-ngaku cucu Nabi, memecah belah persatuan, merusak agama Islam bahkan mengganggu semboyan negara Bhineka Tunggal Ika.

BACA LAGI: Sumut Tolak Orang-orang & Kelompok Penebar Kebencian Berkedok Agama

BACA LAGI: Soal R-APBD Sumut 2021: Rencana Pinjaman Daerah Rp. 5,6 T, ada Rp. 2,7 T ke Sport Centre

Pantauan www.MartabeSumut.com, massa yang unjukrasa memakai bendera beberapa elemen. Diantaranya: Badan Koordinasi Pemuda Muslim (Bakopam) Sumut, Reformasi Masyarakat Nusantara (Forman), Barisan Minang Bersatu, Aliansi Masyarakat Anti Narkoba (AMAN) dan Ibu-ibu Medan Bersatu. Salah satu demonstran, Rahmad Siagian, saat ditanya www.MartabeSumut.com, menyatakan massa yang demonstrasi berjumlah 1.000 orang. Sementara Ustad Martono, dalam orasinya dari atas mobil komando mengatakan, saat ini Indonesia menghadapi cobaan besar. Sebab ada orang-orang dan kelompok tertentu yang selalu mengatasnamakan agama, memecah belah keutuhan NKRI, mencela, menghujat, menebar kebencian, memprovokasi serta melontarkan kata-kata kotor yang tidak pantas kepada publik. “Saya tidak pernah setuju gelar habib disematkan buat Rizieq Shihab. Apalagi dia mengaku-ngaku cucu Nabi dan menyebut dirinya habib. Kalo yang namanya habib, pasti kelakukannya jadi contoh buat umat Islam dan masyarakat. Tapi Rizieq tidak bisa jadi contoh selain menebar kebencian dan provokator,” geram Ust Martono, seraya berteriak “kalian setuju, takbir”. Massa langsung membalas dengan kalimat “setuju, Allahuakbar”.

Ribuan orang ke gedung DPRDSU menolak perilaku Rizieq Shihab dan kehadirannya ke Sumut, Jumat (27/11/2020) di gedung Dewan Jalan Imam Bonjol Medan. (Foto: www.MartabeSumut.com)

BACA LAGI: 87 Ha Lahan Sport Centre Bermasalah, Zeira: Kita Tinjau, Hati-hati DPRDSU Langgar Hukum Terkait Pinjaman Rp. 5,6 T

BACA LAGI: DPRDSU Tanggapi R-APBD Sumut 2021, Rusdi & Zeira Persoalkan Pinjaman Rp. 5,6 T, Sport Centre Hingga DPM 5 BUMD Rp. 207 M

Rizieq Shihab “Jual” Jargon-jargon Islam

Tak berhenti di situ, Ust Martono kembali mempersoalkan perilaku Rizieq Shihab yang sejak lama memakai jargon-jargon Islam namun tidak menunjukkan perilaku terpuji. Sehingga hakikat Islam yang Rahmatan Lilalamin disebutnya rusak dibuat Rizieq dimata dunia. “Malah kita yang mengecam sikap-sikap buruknya, muak dengan kata-kata kotornya dan menolak kehadiran Rizieq di Sumut, justru dianggap mereka PKI,” herannya. Ust Martono memastikan, pihaknya sepakat meneriakkan penolakan terhadap Rizieq Shihab datang ke Sumut. Sebab Sumut adalah miniatur Indonesia yang menolak keras cara-cara Rizieq Shihab mengancam keutuhan NKRI bahkan selalu mempolitisasi agama. “Kita sepakat menjaga Indonesia dan mengawal agama Islam yang Rahmatan Lilalamin. Jangan gara-gara Rizeq Shibab Indonesia hancur seperti Suriah. Ayo kita tolak ulama-ulama yang memecah belah bangsa, membawa-bawa simbol agama dan mengatasnamakan Islam. Akibatnya sesama umat Islam terpecah belah. Apakah kalian setuju Rizieq Shihab kita tolak di Medan dan Sumut ? Takbir,” cetus Ust Martono, diikuti yel-yel massa “tolak Rizieq Shihab, Allahuakbar”.

BACA LAGI: Delapan Fraksi DPRDSU Dukung Ranperda Perlindungan Masyarakat Hukum Adat

BACA LAGI: Paripurna DPRDSU Nota Keuangan R-APBD 2021 Dituding Tidak Sah, Zeira: Langgar Tatib, Ecek-ecek !

Awas Perusak NKRI Berkedok Agama

Orasi berikut disampaikan Rahmad Siagian. Bagi Siagian, semua agama di Indonesia harus bersatu melawan orang-orang dan kelompok perusak NKRI yang selalu mengatasnamakan agama. “Kita aksi damai. Kami di Sumut khususnya di Medan merupakan umat semua agama yang siap menjaga persatuan NKRI. Kami tak mau dipecah belah. Kami menolak provokator. Kami tak mau dipecah belah. Kami cinta NKRI dan persatuan,” ucapnya. Siagian pun berharap lembaga DPRDSU, TNI, Polri dan seluruh elemen bangsa memahami situasi terkini Negara yang mulai diusik penebar kebencian berkedok agama. “Kami cinta NKRI dan kedamaian. Kondisi kita sedang susah lantaran dampak pandemi Covid-19. Kenapa pulak masih ada provokator yang jual-jual agama ? Kami seluruh umat beragama di Sumut siap bersatu melawan mereka. Inilah isi hati kami semua. Mohon anggota DPRDSU jumpai kami. Kami tak mau dupecah belah dengan simbol-simbol identitas agama,” ingat Siagian, sembari memimpin pengunjukrasa menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya.

BACA LAGI: HUT Partai NasDem ke-9, FP-NasDem DPRDSU Bagi Sembako Buat Jurnalis

BACA LAGI: Majukan Danau Toba, Politisi NasDem Jubel Tambunan Tinjau Pembuatan Kapal & Motor Wisata di Porsea

Pahlawan Cuma Minta Generasi Rawat Keutuhan NKRI

Hal senada diutarakan Poso Siregar. Tatkala berorasi, Siregar menegaskan, para pahlawan perjuangan Indonesia hanya meminta generasi penerus untuk merawat Pancasila, keutuhan NKRI dan semboyan Bhineka Tunggal Ika. Jika ada perbedaan, dia mengimbau berbagai pihak jangan mencela apalagi menebar kebencian. Tapi disampaikan secara sopan dan beretika melalui forum resmi. “Jangan seenaknya bicara suka-suka. Pahlawan hanya meminta kita merawat Pancasila, keutuhan NKRI dan semboyan Bhineka Tunggal Ika. Cuma itu,” yakinnya. Siregar juga menyindir perilaku beberapa bekas aparat, pejabat dan birokrat yang memasuki masa pensiun alias tidak bertugas lagi. Setelah selesai menjabat, sesal Siregar, para oknum bekas pejabat itu malah ikut-ikutan menunjukkan kelakuan buruk pada Negara. “Harusnya kita bangga bisa kaya dengan suku, agama, Ras dan antar-golongan (SARA). Banggakah kita dengan Indonesia ? Kalo bangga, maka terlalu mahal NKRI hancur akibat dirusak orang-orang/kelompok mengatasnamakan agama,” yakinnya.

BACA LAGI: Raker dengan Biro Perekonomian Pemprovsu, DPRDSU Sesalkan Layanan Debit Kartu ATM Bank Sumut Invalid

BACA LAGI: Pengelolaan Ilegal Kawasan Hutan di Naga Kisar, DPRDSU Imbau Pengadilan Eksekusi Putusan MA Demi Kepastian Hukum

Jangan Seenaknya Merasa Benar Sendiri

Siregar menyimpulkan, umat Islam memang mayoritas di Indonesia. Tapi bukan berarti Negara membiarkan aksi-aksi orang/kelompok yang merasa benar sendiri atau menganggap umat lain kecil/remeh. Jangankan umat non Muslim, timpalnya, sesama umat Islam saja dipecah belah kelompok tersebut. “Di sini kami warga Sumut menolak aksi-aksi menghujat, provokatif, menebar kebencian, melontarkan kata-kata kotor serta mengganggu keutuhan NKRI dengan mempolitisasi agama. Kami minta Kapoldasu, Pangdam I BB dan unsur Forkopimda Sumut bertindak tegas mengantisipasi orang-orang maupun kelompok pemecah belah NKRI. Sahuti aspirasi kami. Berbeda pendapat boleh, namun jangan mencela. Jangan lupa sejarah bangsa kita. Takbir, Allahuakbar,” teriak Siregar, disambut jerit massa “tolak Rizieq Shihab, Allahuakbar”.

BACA LAGI: 21 Hari Jelang Pilkada 9 Desember, Ratusan Petugas KPPS di Kecamatan Medan Kota Ikuti Rapid Test

BACA LAGI: Panggil Ria Telambanua, Komisi B DPRDSU Cecar Master Plan Pariwisata Sumut

Masih pengamatan www.MartabeSumut.com, lantaran semua anggota DPRDSU sedang keluar kota menunaikan agenda Kunjungan Kerja, perwakilan massa Ust Martono, Rahmad Siagian dan Poso Siregar akhirnya menyerahkan aspirasi kepada Humas DPRDSU M Syofian. Demonstran membubarkan diri teratur pukul 12.30 WIB. Ruas Jalan Imam Bonjol depan gedung DPRDSU mengalami kemacetan parah akibat aksi tersebut. (MS/RED)

Bagikan Berita :

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here