www.MartabeSumut.com, Medan
Seruan perubahan rujukan Fasilitas Kesehatan (Faskes) BPJS Kesehatan terdengar dari ratusan warga Kab Nias Selatan (Nisel). Penyebabnya, rujukan Faskes jauh secara geogravis, dianggap kurang tepat saat kondisi emergency, rumit dan bertele-tele. Sehingga Faskes dinilai membuang-buang waktu bahkan terindikasi jadi biang penyebab pasien meninggal dunia dalam perjalanan. Anggota DPRD Sumut Thomas Dachi, SH, pun mengimbau pimpinan BPJS Kesehatan Sumut memberi perhatian serius.
BACA LAGI: Warga Sumut 14,9 Juta, ada 1,4 Juta Miskin & 3,5 Juta Belum Peserta BPJS Kesehatan
Adalah Harapan Wao (44), warga Desa Bawonahono Kec Fanayama Kab Nisel (foto atas kiri). Mewakili ratusan warga Desa Bawonahono dan Desa Bawomataluo di Kec Fanayama, Harapan mengungkapkan fakta tentang sulitnya warga berobat ke rumah sakit (RS) yang representatif sesuai rujukan BPJS Kesehatan. Padahal, kata Harapan, pasien penderita penyakit tertentu semisal jantung, paru-paru, darah tinggi dan sejenisnya, tetap saja kesulitan berobat secara maksimal di RS rujukan BPJS Kesehatan tersebut. Masyarakat 2 desa itu disebutnya kerap mengeluhkan rujukan dari Puskesmas Fanayama. Sebab bila dokter Puskesmas Fanayama tak bisa menangani penyakit tertentu, maka akan memberi rujukan ke RSU Gunung Sitoli. “Namun setelah pasien pergi ke RSU Gunung Sitoli, ternyata dirujuk lagi ke RS di Kota Medan. Alasan mereka akibat keterbatasan dokter atau minim peralatan,” ujarnya kepada www.MartabeSumut.com, Kamis siang (19/12/2019).
Faskes tak Bisa Tangani Pasien
Berbicara melalui saluran telepon, Harapan melanjutkan, masalah mulai terlihat sejak rujukan dikeluarkan dokter Puskesmas Fanayama ke RSU Gunung Sitoli. Pasalnya, selain RSU Gunung Sitoli sering tak bisa menangani pasien berpenyakit tertentu lantaran keterbatasan dokter dan minim peralatan, jarak tempuh Puskesmas Fanayama ke RSU Gunung Sitoli mencapai 3 jam. “Coba Abang bayangkan, tahun 2019 ini saja ada 2 warga kami yang sakit meninggal di perjalanan. Kami duga gara-gara rujukan Faskes terlalu rumit dan bertele-tele. Kalo naik mobil dari Puskesmas Fanayama ke RSU Gunung Sitoli, rutenya sekira 120 Km. Jarak tempuh perjalanan normal 2,5 – 3 jam. Bila membawa orang sakit, tentulah kondisi tak normal. Memakan waktu cukup lama 4 – 5 jam,” ungkapnya.
BACA LAGI: Komisi E DPRDSU Panggil BPJS & Dinkes: PBI Warga tak Keluar, Rakyat Miskin Bisa Mati Terkapar
Setelah pasien tiba di RSU Gunung Sitoli, Harapan menyatakan bahwa dokter justru merujuk lagi ke RS di Kota Medan. Sehingga ratusan warga 2 desa sering risau tatkala menderita penyakit tertentu. Harapan memastikan, jika rujukan dokter Puskesmas Fanayama langsung ke RS di Medan, niscaya warga akan segera terbang dari Bandara Binaka dengan waktu tempuh paling lama 1 jam. “Saya mohon BPJS Kesehatan Sumut mau meninjau rujukan Faskes di wilayah kami. Keresahan ini telah kami laporkan pula kepada anggota DPRD Sumut Bapak Thomas Dachi saat beliau Reses ke Nisel beberapa waktu lalu,” singkap Harapan, seraya berharap www.MartabeSumut.com bisa menginformasikan kepada pimpinan BPJS Kesehatan Sumut. “Tolong bantu ya Bang, kasih tahu masalah kami sama pejabat BPJS Kesehatan,” pintanya lagi.
Legislator Sumut Imbau Perhatian BPJS
Terpisah, www.MartabeSumut.com mengkonfirmasi anggota DPRD Sumut Thomas Dachi, SH, Kamis sore (19/12/2019) di gedung Dewan Jalan Imam Bonjol Medan. Wakil Rakyat asal Dapil Sumut VIII Kepulauan Nias itu pun membenarkan apa yang disampaikan Harapan Wao. “Benar, masalah tersebut sudah disampaikan warga 2 desa saat saya Reses di sana pada 13-18 Desember 2019,” akunya.
BACA LAGI: DPRDSU Minta BPJS Akomodir Pekerja Swasta, Delmeria Sebut Nelayan di Sumut Perlu Diperhatikan
Tomas mengimbau pimpinan BPJS Kesehatan wilayah Sumut agar proaktif memberi perhatian. Politisi Partai Gerindra itu percaya, menjadi satu keniscayaan BPJS Kesehatan dapat memperbaiki, merevisi atau menganalisa kembali sistem rujukan Faskes. Khususnya di Desa Bawonahono dan Desa Bawomataluo Kec Fanayama Kab Nisel. Bagi anggota Komisi B DPRD Sumut bidang perekonomian ini, masalah Faskes yang dikeluhkan warga menyangkut nilai-nilai kemanusiaan. Patut diselesaikan cepat supaya tidak menimbulkan keresahan berkepanjangan. “Mereka kan bayar iuran BPJS Kesehatan setiap bulan dan ingin berobat dengan maksimal. Jadi tolong BPJS Kesehatan mencari solusi. Pasti bisa bila kita berpikir besar untuk publik. Jangan ada lagi warga yang sakit meninggal dalam perjalanan karena kerumitan rujukan Faskes,” imbau Thomas Dachi.
BACA LAGI: DPRDSU Ingatkan Kadinkes Sumut Tak Rasionalisasi Anggaran P-APBD 2019 yang Sentuh Rakyat
BACA LAGI: AKD DPRDSU 2019, Komisi E Targetkan Penguatan Pendidikan, Kesehatan & Bereskan Konflik Tenaga Kerja
Ini Janji BPJS Kesehatan Sumut
Selanjutnya www.MartabeSumut.com mencoba menghubungi ponsel Deputy Direksi BPJS Kesehatan Wilayah Sumut-Aceh, dr Mariamah, MKes, Kamis sore (19/12/2019). Namun Mariamah belum mengangkat ponselnya. Konfirmasi melalui pesan WhatsApp pun dikirim www.MartabeSumut.com kepada Mariamah. Nah, pada malam hari sekira pukul 20.32 WIB, Mariamah memberi respon. “Terimakasih informasinya ya, akan saya koordinasikan dengan BPJS Kesehatan kantor Cabang Gunung Sitoli,” janji Mariamah. (MS/BUD)