www.MartabeSumut.com, Medan
Tepat saat peringatan hari anti korupsi se-dunia, Perkumpulan Demokrasi Empat Belas (D14) menggelar deklarasi Gerakan Bunuh Politik Uang (GBPU) sekaligus peresmian Cafe De Empat Belas, Senin (9/12/2019) pukul 13.30 WIB di Jalan Armada Medan. Empat Bakal Calon (Balon) Kepala Daerah (KDh) pun tampil memperkenalkan diri sembari mendukung riang penghentian praktik politik uang.
BACA JUGA: 23 Daerah di Sumut Gelar Pilkada 2020, Antisipasi 3 Kekhawatiran Ini
Pantauan www.MartabeSumut.com, ratusan undangan terlihat memadati lokasi acara. Diantaranya anggota DPRD Sumut masa bakti 2014-2019 H Syamsul Qodri Marpaung, Lc, Royana T Marpaung, Drs H Yulizar P Lubis, MPsi, Saparuddin Siregar dan beberapa lainnya. Hadir pula insan Pers serta belasan anak yatim. Acara deklarasi GBPU diawali aksi teatrikal bunuh politik uang yang diperankan pendiri D14 HM Nezar Djoeli, ST, Drs H Aripay Tambunan, MM, Muhri F Hafiz dan Hanafiah Harahap. Aksi teatrikal ke-4 anggota DPRD Sumut masa bakti 2014-2019 itu mengirimkan pesan moral seputar fakta prokontra atas sikap calon-calon kepala daerah dan calon legislatif yang masih kerap menebar uang kepada rakyat untuk kepentingan suara. Tuntas aksi teatrikal, selanjutnya pembacaan manifesto D14 dan disusul sambutan Ketua D14 Muhri F Hafiz. Menurut Muhri, D14 akan mendampingi masyarakat dalam berbagai masalah kerakyatan. D14 disebutnya siap bersama pemerintah untuk mengawal pelaksanaan demokrasi. “Kami menolak politik uang, menolak korupsi, kejahatan kemanusiaan bahkan tindak kriminal lain yang melanggar cita-cita Proklamasi, UUD 1945 dan Pancasila,” klaim Muhri. Dia memastikan, deklarasi GBPU adalah salah satu kegiatan D14 yang bertujuan mengawal pesta demokrasi Pilkada langsung pada September 2020.
Dukungan Riang 4 Balon KDh
Masih pengamatan www.MartabeSumut.com, suasana deklarasi GBPU kian seru tatkala keriangan terpancar jelas dari 4 Balon KDh yang didaulat tampil bicara di panggung. Meliputi: Balon Wakil Walikota Medan HM Nezar Djoeli, ST, Balon Wakil Bupati Labuhan Batu Drs H Aripay Tambunan, MM, Balon Bupati Asahan H Syamsul Qodri Marpaung, Lc dan Balon Walikota Medan Abdul Manan Nasution. Nezar, yang pertama bicara, mengatakan, GBPU pantas menjadi gerakan nasional supaya rakyat Indonesia semakin cerdas menyikapi praktik politik uang. Nezar mengakui, politik memang butuh cost tapi calon pemimpin daerah dan elite politik tidak boleh mengajari rakyat bertransaksional. “Kalo saya selaku Balon KDh menerapkan politik uang, nanti setelah terpilih, saya pasti mencuri untuk mengembalikan uang yang keluar. Saya harap GBPU bisa sama-sama kita terapkan. Bila tidak dimulai sekarang, maka nantinya negara kita tak bakal berubah lagi,” ingat politisi Partai NasDem tersebut.
BACA JUGA: Maju Pilkada ASN & Legislator Wajib Berhenti, Dosen UMSU Sebut Indonesia Krisis Kepemimpinan
BACA JUGA: Pemenang Pilkada 2020 Menjabat 4 Tahun, Jadilah Pelayan Rakyat & Bukan Penguasa..!
Welfare State
Pendapat senada dilontarkan Aripay Tambunan. Saking semangatnya, politisi PAN itu mengutip tiori Welfare State (negara kesejahteraan) yang digagas JM Keynes. Aripay mengungkapkan, JM Keynes mematok 5 pilar sebagai syarat utama mensejahterakan rakyat. Yaitu demokrasi, rule of law, HAM, moral serta anti diskriminasi. “Demokrasi kita sedang sakit dan bermasalah. Perlu penguatan termasuk penegakan hukum, jaminan terhadap HAM, perbaikan moral hingga penghapusan praktik diskriminasi. Mari kita mulai berdemokrasi yang sehat dengan membunuh politik uang,” imbau Aripay mantap.
BACA JUGA: KPU Siapkan Peraturan Jerat Cakada Tercela, Anggota DPRDSU Harap Tak Bertentangan UU
Catatan Sejarah
Balon Bupati Asahan H Syamsul Qodri Marpaung, Lc, lebih berapi-api lagi. Bagi dia, saat ini semua yang hadir dalam deklarasi GBPU telah menorehkan catatan sejarah penting. “Kita semua pasti tak mau tercatat sebagai pelaku sejarah buruk. Apa yang terjadi sekarang merupakan pertanggungjawaban kita dalam catatan sejarah kedepan. Semoga GBPU menjadi gerakan besar di Indonesia,” cetus Syamsul Qodri. Mantan anggota DPRD Kab Asahan 2 periode ini beralasan, dukungan membumikan GBPU cukup masuk akal. Sebab bertujuan membuka proses pembelajaran terhadap masyarakat luas, kalangan elite khususnya calon pemimpin daerah. “Mari kita terus belajar,” ajaknya bersemangat. Syamsul Qodri pun mencontohkan film action barat berjudul Mission Impossible (MI) yang diperankan aktor kawakan Tom Cruise. Walau impossible (tidak mungkin), terang Syamsul Qodri lebih jauh, namun mission (misi) tetap dimaksimalkan Tom Cruise hingga berujung mission accomplished alias berhasil. “Buat kita, ya mungkin harus seperti film MI tersebut. GBPU kan gerakan yang bukan impossible karena sifatnya mendidik. Ayo kita akhiri era pemodal dan penokoh. Saya mulai dari Asahan sejak maju Balon Bupati dan kelak saya wujudkan setelah terpilih. Saya berprinsip, apa yang bisa mereka lakukan pasti dapat saya kerjakan. Namun apa yang bisa saya lakukan belum tentu dapat mereka kerjakan. Mohon doa restu kita semua, jika terpilih saya akan terapkan GBPU di Asahan,” simpul Syamsul Qodri dengan suara lantang.
BACA JUGA: 100 Anggota DPRDSU 2019-2024 Dilantik, 37 Legislator 2014-2019 Hadir
The Power of Money
Sedangkan Balon Walikota Medan Abdul Manan Nasution menekankan dampak buruk kekuatan politik uang kalau disalahgunakan dalam pesta demokrasi. “The power of money ini pantas kita sebut parasit,” ucapnya sumringah. Bila politik uang dijadikan alat meraih kemenangan, Manan percaya bakal menimbulkan beban terhadap KDh terpilih. “Ayo kita sepakat membunuh politik uang. Apapun ceritanya, kita berpolitik dengan iklim yang baik saja,” tutup Manan. Usai berbicara dengan aura kegembiraan, ke-4 Balon KDh itu sama-sama berikrar melawan politik uang. Mereka juga berjanji tidak terlibat politik uang saat berkontestasi dalam Pilkada 2020. Acara berakhir sekira pukul 15.30 WIB dengan agenda pengguntingan pita peresmian Cafe De Empat Belas. (MS/BUD)