www.MartabeSumut.com, Medan
Kabar tak sedap mengalir dari Wakil Ketua Komisi B Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Sumatera Utara (DPRDSU) Zeira Salim Ritonga, SE. Bukan apa-apa, seorang pasien suspect virus Corona (Covid-19) diberitahukannya ditolak manajemen RSUPH Adam Malik Medan dengan alasan kamar penuh. Bahhh, kasus penolakan pertama di Indonesia ?
Kepada www.MartabeSumut.com, Selasa siang (17/3/2020), Zeira mengungkapkan, peristiwa diketahui tatkala dirinya bertemu dengan salah satu kolega bernama Leonard S Samosir, Selasa pagi (17/3/2020) di Medan. Kemudian sang kolega disebutnya meminta bantuan untuk menjembatani komunikasi dengan pimpinan RSUPH Adam Malik Medan. “Begini ya, Pak Leo punya keluarga yang dirawat di RSU Elisabeth Medan. Jenis kelamin pasien laki-laki berumur 26 tahun. RSU Elisabeth sudah menyerah karena pasien diduga penyakit infeksi paru-paru. Pihak Elisabeth sarankan dirujuk ke RSUPH Adam Malik lantaran pasien kategori suspect Corona. Keluarga Pak Leo sudah menghubungi RSUPH Adam Malik namun dijawab kamar penuh. Sampai tadi malam keluarga Pak Leo tak bisa lagi komunikasi dengan RSUPH Adam Malik,” beber Zeira melalui ponselnya. Nah, mendengar penjelasan Leonard Samosir, politisi PKB Sumut itu langsung menghubungi telepon dan WhatsApp Dirut RSUPH Adam Malik Medan, dr Zainal Safri, SpPD-KKV, SpJP (K). Dari keterangan dr Zainal, Zeira menyatakan terkejut mendapat informasi. “Untuk Covid ruangan isolasi penuh Pak. Full Pak, tidak ada ruangan di Adam Malik. Begitulah jawaban dr Zainal melalui WhatsApp. Kacau gak ? Masak satu-satunya rumah sakit rujukan Covid-19 di Sumut penuh ? Kita prihatin Gubsu Edy Rahmayadi dan Pemprovsu tidak siap antisipasi wabah Corona di Sumut. Anggap enteng mereka semua bah,” heran Legislator asal Dapil Sumut Sumut 6 Kab Labuhan Batu, Kab Labuhan Batu Utara (Labura) dan Kab Labuhan Batu Selatan (Labusel) tersebut.
BACA LAGI: Lawan Pandemi Virus Corona, PT AP II Fokus Pantau Penumpang Non Direct ke Bandara KNIA
Kadis Kesehatan Sumut tak Peduli Potensi Corona
Sekretaris Fraksi Nusantara DPRDSU ini melanjutkan, setelah miris mengetahui penjelasan dr Zainal, upaya koordinasi pun dilakukan dengan Kadis Kesehatan Sumut Alwi Mujahit Hasibuan. Tapi sayang, kontak telepon dan WhatsApp Zeira justru diabaikan Kadis Kesehatan Sumut. “Ironis gak, telepon saya dicueki dan WhatsApp saya diabaikan Kadis Kesehatan Sumut. Padahal saya mau beri informasi penting. Jelas sekali Gubsu Edy Rahmayadi salah memilih Kadis Kesehatan Sumut. Alwi Mujahit Hasibuan tidak pantas menjabat Kadis Kesehatan Sumut. Dia tidak peduli potensi wabah Corona di Sumut. Kita nilai Gubsu, Pemprovsu, Kadis Kesehatan Sumut dan pimpinan RSUPH Adam Malik Medan tidak siap mengantisipasi Corona. Kok kamar isolasi penuh ? Dimana mereka selama ini,” geram Zeira dengan nada tinggi.
Gubsu Bertindak Cepat
Kekecewaan serupa dilontarkan anggota DPRDSU Ebenejer Sitorus, SE. Politisi Partai Hanura itu mengatakan, Rapat Pimpinan (Rapim) DPRDSU pada Senin (16/3/2020) di gedung Dewan telah merekomendasikan kepada Gubsu dan Pemprovsu beberapa poin. Diantaranya, dalam menghadapi wabah Corona, manajemen rumah sakit (RS) di penjuru Sumut harus diberi sanksi bila terbukti menolak pasien berobat. Sementara secara internal, anggota Komisi C DPRDSU ini menginformasikan keputusan penghentian sementara kegiatan RDP dan Kunker DPRDSU kurun 14 hari kedepan. “Gubsu, Pemprovsu, Kadis Kesehatan Sumut dan manajemen RSUPH Adam Malik harus bertindak cepat. Ini kan soal anggaran. Segera siapkan kamar-kamar RSUPH Adam Malik agar bisa jadi ruang isolasi. Kemana mereka selama ini ? Kok bisa pulak kamar isolasi penuh. Jangan-jangan baru RSUPH Adam Malik yang pertama kali menolak pasien suspect Corona,” sesal legislator asal Dapil Sumut 5 Kab Asahan, Kab Batubara dan Kota Tanjungbalai itu kepada www.MartabeSumut.com, Selasa sore (17/3/2020) melalui sambungan telepon.
Bagi Eben, jika kamar isolasi RSUPH Adam Malik penuh sehingga menolak pasien suspect Covid-19, maka sama saja membuat rakyat kian resah. Sebab keresahan memperoleh masker dan hand sanitizer saja masih belum teratasi. Padahal pembagian gratis 2 alat keamanan tersebut seyogianya sudah diterapkan semenjak dini karena sangat susah dicari dan selalu mahal dijual di pasaran. “Kewajiban Pemprovsu menyediakan dan menganggarkan di APBD Sumut. DPRDSU siap mendukung. Masker, hand sanitizer serta alat deteksi suhu panas tubuh patut tersedia di gedung DPRDSU maupun seluruh instansi pemerintah/swasta. Tolong realisasikan secepatnya,” imbau Eben.
BACA LAGI: Petugas Security Check Point tak Ramah, DPRDSU Panggil Otoritas Bandara Kuala Namu
Dirut RSUPH Adam Malik Terdengar Frustasi
Terpisah, www.MartabeSumut.com mengkonfirmasi Dirut RSUPH Adam Malik Medan, dr Zainal Safri, Sp.PD-KKV, SpPJ (K), Selasa siang (17/3/2020). Dihubungi via ponselnya, pejabat Pimpinan Tinggi Pratama (Eselon II) lingkungan Kementerian Kesehatan itu terdengar frustasi saat disinggung ketersediaan kamar isolasi suspect Covid-19. “Harusnya mesti tunggu Adam Malik merelease (berita) ya. Soal Covid-19 tunggu release Adam Malik,” tepisnya menolak wawancara. Ketika dikejar kepastian kamar isolasi, dr Zainal semakin sulit mengelak. “Saya gak tahu kejadian di lapangan. Samar-samar ini, full,” ucapnya. Apakah kamar isolasi masih ada atau benar penuh ? “Ya ya ya, kamar memang full, penuh,” aku dr Zainal dengan suara berat. Bagaimana pasien suspect Covid-19 bila datang ke RSUPH Adam Malik ? Lagi-lagi dr Zainal kian bingung merespon. “Tanya ke Gubernur. Ada beberapa rumah sakit yang dia tunjuk. Saya sudah habis cara ini. Pokoknya kamar penuh,” sahutnya. Lalu, berapa pasien suspect Covid-19 di sana ? “Nanti sama tim saya aja ya,” tutup dr Zainal lesu.
BACA LAGI: Jabatan Baharuddin Siagian Kadispora & Ketua FORMI: Zeira Ritonga Anggap Rancu, Imbau Gubsu Mengkaji
Sementara itu, upaya konfirmasi kepada Kadis Kesehatan Sumut Alwi Mujahit Hasibuan telah dilakukan www.MartabeSumut.com, Selasa (17/3/2020) pukul 15.10 WIB. Tapi Alwi buru-buru menyatakan tidak bisa wawancara karena sedang rapat. “Saya sedang rapat ini, nanti aja ya,” jawab Alwi, sembari langsung menutup ponselnya. (MS/BUD)