www.MartabeSumut.com, Medan
Komisi B Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Sumatera Utara (DPRDSU) meminta Kadis Penanaman Modal Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu (PMPPTSP) Sumut Effendy Pohan serta Kabiro Perekonomian Setda Provsu Ernita Bangun bekerja secara out of the box (keluar dari lingkungan internal). Tujuannya agar bisa bersinergi dengan OPD lain dalam mengakselerasi program-program kerja demi mewujudkan visi-misi Sumut Bermartabat.
BACA LAGI: Panggil Ria Telambanua, Komisi B DPRDSU Cecar Master Plan Pariwisata Sumut
Harapan tersebut dilontarkan anggota Komisi B DPRDSU Tuani Lumbantobing, saat Rapat Kerja (Raker) Komisi B DPRDSU, Jumat siang (6/11/2020) di gedung Dewan Jalan Imam Bonjol Medan. Pantauan www.MartabeSumut.com, Tuani tampak kurang puas mendengar sistem kerja dan program-program ke-2 OPD Sumut. “Saya melihat program Ibu Kabiro Perekonomian ini belum ada out of the box. Coba kalo bisa saran, Biro Perekonomian perlu melakukan aktivitas keluar. Antara Biro Ibu dan Dinas Pak Pohan, tentu perlu saling masuk. Ibu angkat manuvernya,” ingat Tuani. Dia pun mendefenisikan perekonomian itu memiliki fungsi keluar dan ke dalam. Tuani mencontohkan, Biro Perekonomian wajib punya jadwal kapan mempromosikan bidang unggulan di Sumut. “Payungnya tetap RPJMD Sumut dan hubungkan dengan program pusat bidang yang makro. Tolong rubah versi sudut pandang ibu,” imbau Tuani blak-blakan.
BACA LAGI: Ada SMK Pariwisata di Lahan Hibah Warga Tambunan Lumbanpea, Jubel Imbau Pemkab Toba Siapkan Program
Pagu Anggaran Rp. 3,4 Miliar
Menyahuti kritik Tuani, Kabiro Perekonomian Sumut Ernita Bangun mengatakan, penyusunan KUA PPAS R-APBD Sumut TA 2021 akan memakai Sistem Organisssi Tata Kerja (SOTK) lama Pergub Nomor 58 tahun 2017. Lalu pada tahun 2021 pihaknya memakai SOTK baru Pergub Nomor 29 tahun 2019. Ernita mengakui, Biro Perekononian Setda Provsu mempunya 1 mitra di Komisi B DPRDSU dan 1 di Komisi C DPRDSU. “Pagu anggaran kami Rp. 3.420.000.000. Inflasi kita per Oktober 2021 sebesar 0,47 persen. Inflasi kita sekarang dibawah 2,5 persen. Itu juga kurang baik. Ibarat tensi manusia 120 per 80. Terlalu tinggi tidak baik, terlalu rendah juga kurang baik. Tapi inflasi kita se-Sumatera dan nasional sudah cukup baik,” ucap Ernita. Dia melanjutkan, memasuki November 2020, Sumut dalam kondisi deflasi yang berarti minus.
BACA LAGI: Soal Cakada Bobby Nasution & Aulia Rachman, Ketua FP-NasDem DPRDSU: Jangan Terlibat Money Politics
Promosi Keluar
Menyinggung kritik Tuani promosi keluar, Ernita memastikan telah koordinasi dan bersinergi dengan beberapa OPD Sumut. Tahun 2019, terangnya lagi, ada beberapa refocussing anggaran. Termasuk 6 kali membawa UMKM kabkota di Sumut dalam acara promosi. “Bank Sumut juga kita bersinergi. Apalagi Bank Sumut mendapat suntikan dana dari pusat Rp. 1 T untuk pengembangan ekonomi daerah,” ungkapnya. Tak berhenti disitu, Ernita kembali membeberkan sinergi Biro Perekonomian dengan Pertamina. Diantaranya melalui dana CSR sektor pariwisata Rp. 29 M diberikan terhadap UMKM. “Sudah diserahkan beberapa hari lalu via aplikasi Zoom. Kita telah membentuk TPAKD di kabkota. Semua tanpa dana hanya sinergi dan koordinasi. Banyak yang kami lakukan tapi mungkin belum terekspos,” tepis Ernita Bangun. (MS/BUD)