www.MartabeSumut.com, Medan
Jam kerja yang panjang membuat para petugas di RS Darurat Wisma Atlet Jakarta membutuhkan stamina dan kesehatan mental yang baik. RS Darurat Wisma Atlet memiliki fasilitas kesehatan mental untuk pasien dan petugas penanganan Corona Virus Disease (Covid-19).
BACA LAGI: Ada 31.793 Narapidana di Sumut: 13.077 Dapat Remisi Idul Fitri, 59 Batal Bebas Langsung
BACA LAGI: Ini Rincian JPS-Covid-19 di Sumut: Langkat Penerima Sembako Terbesar, Pakpak Bharat Terkecil
Keterangan Pers diterima www.MartabeSumut.com dari Tim Komunikasi Gugus Tugas Nasional Percepatan Penanganan Covid-19, Senin sore (25/5/2020), menginformasikan, Kepala Kesehatan Daerah Militer (Kakesdam) Jaya Kolonel CKM dr. Stefanus Dony menyampaikan dukungan yang tak kalah penting adalah keberadaan tim kesehatan mental terhadap para dokter dan tenaga kesehatan.
BACA LAGI: Sembako Pemprovsu ke Simalungun Disunat, Rony Reynaldo Situmorang Menggeliat
10 Tenaga Kesehatan Mental
Saat ini, terang dr Dony, pihaknya memiliki 10 personel sebagai tim kesehatan mental. Personel tersebut berasal dari TNI dan sukarelawan. Menurutnya, tekanan yang dihadapi para personel kesehatan sangat tinggi. Sebab sebelumnya mereka bekerja selama 14 hari penuh ditambah masa karantina 14 hari. Tidak seperti ketika para tenaga medis bekerja di rumah sakit dalam kondisi normal. Ketika bekerja di rumah sakit, kemungkinkan mendapat libur setelah satu atau dua hari bekerja. Tapi tidak di RS Darurat Wisma Atlet. Setelah dilakukan evaluasi kinerja, tenaga medis dituntut bekerja 30 hari. Hal tersebut berdasarkan evaluasi 14 hari kerja yang dinilai kurang efisien. Waktu 14 hari dianggap tidak cukup untuk mengenali lingkungan di beberapa tower RS Darurat Wisma Atlet yang sudah diaktifkan. “Dalam waktu satu bulan, mereka langsung datang dan bisa memahami situasi di sini,” ujar dr Dony di hadapan Ketua Gugus Tugas Nasional Percepatan Penanganan Covid-19 Doni Monardo, tatkala berkunjung ke RS Darurat Wisma Atlet Jakarta, Senin (25/5/2020).
Ice Breaking
Selain memberikan konseling, tim kesehatan mental juga melakukan ice breaking kepada personel atau petugas yang bekerja di RS Darurat Wisma Atlet. “Ice breaking diberikan untuk menghadapi pasien dengan latar belakang berbeda,” ucap dr Dony. Dia mencontohkan, ketika perawatan berhadapan dengan pasien berprofesi sebagai anak buah kapal (ABK) yang positif Covid-19, maka menghadapi anak-anak muda seperti itu butuh kesabaran. Kemudian pengertian dan menyampaikan pemahaman kepada pasien tentang Covid-19. “Misalnya, mental pasien menjadi turun ketika pasien itu diinformasikan terpapar virus. Pada awalnya, ditemui beberapa kasus yang membutuhkan dukungan kesehatan mental sehingga tim yang dibentuk itu menambah fasilitas RS Darurat Wisma Atlet,” terang dr Dony.
BACA LAGI: Bagi Sembako Kepada Wartawan, Anggota DPRD Sumut Rudy Hermanto Diskriminatif !
Gugus Tugas Nasional Mengapresiasi
Menyahuti dr Dony, Ketua Gugus Tugas Nasional Percepatan Penanganan Covid-19 Doni Monardo mengapresiasi sejumlah pihak sejak perencanaan hingga pengaktifan RS Darurat Wisma Atlet dibuka Presiden Joko Widodo pada 23 Maret 2020. “Saya mengapresiasi beebagai pihak yang telah menyiapkan RS Darurat Wisma Atlet dari awal proses berlangsung sampai sekarang,” ucap Doni Monardo.
BACA LAGI: TERUNGKAP ! Pelanggan Sekira 500 Ribu, Tirtanadi Sumut Cuma Gratiskan Air 2.350 RT-1
Kepala BNPB itu mengungkapkan, ketika mendapat pesan dari Menteri Sekretariat Negara untuk menyiapkan fasilitas RS dalam menghadapi wabah Covid-19, pihaknya pun berkoordinasi dengan Menteri PU dan BUMN atas perintah Presiden. “Sejak dibuka pertengahan Maret 2020, total pasien terdaftar hingga Senin (25/5/2020) berjumlah 3.966 orang. Sedangkan jumlah rawat inap mencapai 932 orang dengan rincian laki-laki 610 dan perempuan 322,” ungkap Doni Monardo. (MS/DEKS)