www.MartabeSumut.com, Medan
Kabar tak sedap terdengar dari Desa Ndraso Hilisimaetane Kec Maniamele Kab Nias Selatan (Nisel) Provinsi Sumatera Utara (Sumut). Betapa tidak, hingga kini SMAN 2 Maniamele yang ada di sana tak kunjung memiliki gedung sekolah permanen. Padahal sudah 12 tahun berdiri tapi para siswa justru nomaden (pindah-pindah) menumpang tatkala mengikuti proses belajar. Bahkan, sedikitnya 96 siswa “dipaksa” rela belajar di ruang kelas darurat mirip kandang ternak yang cuma beratap rumbia. Bangunan seadanya itu pun bisa berdiri karena inisiatif swadaya warga setempat. Anggota DPRD Sumut Thomas Dachi, SH, naik pitam mengetahuinya dan menyindir visi Sumut bermartabat sang Gubsu Edy Rahmayadi.
Sekretaris Desa (Sekdes) Ndraso Hilisimaetane Kec Maniamele Kab Nisel, Restumart Dachi (49), kepada www.MartabeSumut.com, Minggu siang (22/12/2019), mengungkapkan, dirinya telah 10 tahun menjabat Sekdes. Namun ironisnya, tak terlihat tanda-tanda gedung sekolah SMAN 2 Maniamele akan dibangun pemerintah. “Pertama kali berdiri, selama 3 tahun siswa SMAN 2 Maniamele numpang belajar di gedung SMPN 1 Maniamele. Lalu pindah karena warga setempat menghibahkan tanah 1 Ha untuk pembangunan sekolah. Masyarakat gotong-royong mendirikan kelas darurat di lahan tersebut. Tapi tak bertahan lama. Bangunan kelas dari kayu dan papan roboh,” singkap Restumart, via telepon.
Puluhan Siswa Hijrah
Selanjutnya puluhan siswa hijrah belajar ke gedung SDN 1 Kec Maniamele. Sempat berlangsung beberapa tahun hingga akhirnya pindah lagi ke lokasi bangunan darurat yang roboh. “Kami bangun kembali kelas-kelas darurat di tanah yang dihibahkan warga. Saat ini ada 96 siswa SMAN 2 Maniamele dari kelas 1 sampai kelas 3. Sudah 7 kelas selesai kami bangun dengan material papan, kayu dan atap rumbia. Sebanyak 4 kelas beratap tapi 3 kelas belum memakai atap. Biaya membangun dari swadaya masyarakat,” terang Restumart, sembari menambahkan, warga sedih melihat siswa pindah-pindah belajar sehingga secara sukarela mendirikan sekolah darurat. “Ya mau gimana lagi Pak ? Memang terlihat mirip kandang ternak sih. Tapi itu lebih baik dari pada anak-anak kesulitan bersekolah dan belajar. Kalo hujan dan angin kencang datang, otomatis proses belajar terganggu. Namanya juga sekolah darurat Pak,” ucap Restumart pelan.
BACA LAGI: Sumut Belum Bermartabat Akibat KKN, Massa Serukan Kadis Pendidikan Sumut Arsyad Lubis Dicopot
Orangtua Risau
Pada sisi lain, lanjut Restumart, gara-gara SMAN 2 Maniamele tak punya gedung, warga Desa Ndraso yang tamat SMP terpaksa cari sekolah SMA ke tempat jauh sehingga merisaukan para orangtua. Misalnya ke SMAN 1 Desa Samadaya Kec Maniamele Nisel berjarak 8 Km. Itulah sebabnya, Restumart memohon kepedulian Gubsu, Pemprovsu dan Kadis Pendidikan Sumut agar secepatnya membangun gedung permanen SMAN 2 di Desa Ndraso. Restumart merinci, setidaknya ada 14 desa dan 9 ribu KK di Kec Maniamele. Sementara warga Desa Ndraso mencapai 170 KK. “Kasihan anak-anak kesulitan sekolah. Apalagi warga desa tetangga ikut bersekolah ke SMAN 2 Maniamele lantaran tak punya sekolah di desanya. Sekali lagi, saya bersama ribuan warga dan orangtua di Kec Maniamele memohon Gubsu segera membangun sekolah permanen SMAN 2 Maniamele di Desa Ndraso Hilisimaetane. Tanah 1 Ha telah dihibahkan warga, namun kenapa Pemprovsu susah sekali membangunnya,” heran Restumart berharap.
BACA LAGI: AKD DPRDSU 2019, Komisi E Targetkan Penguatan Pendidikan, Kesehatan & Bereskan Konflik Tenaga Kerja
Terpisah, www.MartabeSumut.com menghubungi Kepsek SMAN 2 Maniamele, Butir Nilam Wau, Minggu siang (22/12/2019). Sayang sekali, berkali-kali ditelepon, Nilam tak kunjung mengangkat ponselnya. Pesan konfirmasi melalui WhatsApp juga belum dibalasnya. Sedangkan Plt Kabid Pembinaan SMA Dinas Pendidikan Sumut, Zuhri Bintang, justru menyerahkan masalah itu kepada Kepala UPT Cabang Dinas Pendidikan Teluk Dalam Kab Nisel. “Tugas saya selaku Kabid hanya koordinator Pak. Sudah lebih paham mereka (Kepala UPT). Semua sudah diserahkan kepada Cabang Dinas Pendidikan setempat. Hubungi Kacabdis aja ya,” tutup Zuhri Bintang, ketika dikonfirmasi www.MartabeSumut.com, Minggu siang (22/12/2019) melalui ponselnya. Sementara ponsel Kacabdis Teluk Dalam Kab Nisel, Waosaro Hulu, SPd, MIP, tidak dapat dihubungi. Pesan konfirmasi via WhatsApp telah dikirimkan namun belum dijawabnya.
BACA LAGI: P3K Sumut tak Jelas, Komisi E DPRDSU Gemas, Kaiman Turnip & Arsyad Lubis pun Kenak Gasss…
Dimana Sumut Bermartabat ?
Masalah SMAN 2 di Desa Ndraso yang belum memiliki gedung permanen akhirnya ditanyakan www.MartabeSumut.com kepada anggota DPRD Sumut Thomas Dachi, SH. Dihubungi melalui ponselnya, Minggu sore (22/12/2019), politisi Partai Gerindra itu terdengar bersuara geram. Menurut Thomas, sebenarnya izin operasional SMAN 2 Maniamele telah keluar sejak 12 tahun silam. Jika sampai sekarang tidak kunjung memiliki gedung sekolah permanen, siswa sering nomaden bahkan belajar di ruang kelas mirip kandang ternak, maka Thomas memastikan Provinsi Sumut dan dunia pendidikannya masih belum bermartabat. “Dimana Gubsu yang ingin jadikan Sumut bermartabat ? Dimana Kadis Pendidikan Sumut ? Dimana gerangan si Sumut bermartabat ? Apa saja kerja bapak-bapak Yth itu ya ? Kok selama 12 tahun siswa dibiarkan belajar seperti itu,” sindir wakil rakyat asal Dapil Sumut VIII Kepulauan Nias ini.
BACA LAGI: Temui Diknas, BKN & Kemenpan RB, DPRDSU Sesalkan Pemprovsu Gagal Seleksi P3K Guru Honor Sumut
Pemprovsu Abaikan UU No 23/2014
Bagi anggota Komisi B DPRD Sumut bidang perekonomian tersebut, sejak pengelolaan SMAN dan SMKN dialihkan dari kab/kota ke provinsi sesuai UU 23/2014 tentang Pemerintahan Daerah, seharusnya Pemprovsu proaktif melihat realitas kekinian, persoalan di lapangan serta kebutuhan urgen sekolah tingkat SMAN/SMKN di penjuru Sumut. Artinya, imbuh Thomas lagi, sulit diingkari bahwa fakta empiris miris SMAN 2 Maniamele tak punya gedung sekolah kurun 12 tahun, adalah bentuk pengabaian bahkan pembangkangan Pemprovsu khususnya Kadis Pendidikan Sumut terhadap amanat UU 23/2014. Termasuk menjadi aib memalukan dimata dunia pendidikan Indonesia. Bila kelak tetap tidak ada perhatian Gubsu/Pemprovsu membangun gedung sekolah SMAN 2 Maniamele, Thomas mengancam dalam waktu dekat koordinasi dengan Komisi E DPRD Sumut bidang pendidikan. “Kita akan panggil Gubsu dan Kadis Pendidikan Sumut. Kasus SMAN 2 Maniamele ini jadi bukti kuat bahwa manajemen Pemprovsu mengelola Pendidikan di Sumut sangat tidak kompeten alias tidak bermartabat. Kemana saja Pak Gubsu Edy Rahmayadi dan Pak Kadis Pendidikan Arsyad Lubis ? Gimana Sumut bermartabat kalo kualitas pendidikan generasi penerus bangsa diabaikan,” sesal Thomas Dachi dengan nada tinggi. (MS/BUD)