Energik nan familiar adalah ciri khas dari seorang Drs Hanas Hasibuan, MAP, meniti keseharian. Kerap terpancar utuh dalam balutan kata dan bahasa tubuh. Tak heran, setelah hampir 2 tahun sukses menapaki kursi Public Relations (PR) Head Kota Medan, sejak Juli 2011 lalu Hanas dipercaya menjabat Kepala Dinas Pemuda Olahraga (Kadispora) Medan.
Jumat 3 Februari 2012 lalu 1 short messages service (SMS) mampir ke Redaksi MartabeSumut melalui ponsel Jurnalis MartabeSumut Budiman Pardede. Si pengirim pesan adalah Hanas Hasibuan yang akrab disapa Bang Hanas. Isi SMS terkait kesediaannya untuk menghiasi rubrikasi Sosok di MartabeSumut.
Memang, ‘deal’ bertemu itu merupakan reaksi Hanas menjawab ‘desakan’ wawancara khusus yang disampaikan jauh hari sebelumnya. Toh akhirnya Hanas tak bisa mengelak. Memutuskan bertemu di kantor Dispora Medan pukul 14.00 WIB disela-sela kepadatan kegiatan. Dengan paduan celana hitam dan kemeja lengan pendek merah, Hanas sumringah memasuki ruangannya. Ada aura ketenangan hati berbalut kematangan diri. Bukan apa-apa, sekilas memandang, improvisasi pria yang kini dipercaya sebagai Kadispora Medan tersebut langsung energik melayani 3 wartawan lokal yang sedari tadi juga menantinya. “Apa kira-kira Bud, gimana kabar. Silahkan duduk,” ucap Hanas akrab, sembari duduk.
Pada detik berikut Hanas sudah terlihat ‘sibuk’ berbincang-bincang dengan ketiganya. Namun selang 10 Menit, dia kembali menebar senyum perpisahan kala melepas para ‘kuli tinta’ yang selesai berurusan dengannya. “Beginilah keadaan. Maaf ya, tadi macet sekali di Jalan S Parman,” kata Hanas terbuka. Saat diamati lebih dekat, sosok energik, kekeluargaan dan keterbukaan Hanas kian bertaburan ke permukaan. Bisa ditebak, pasti pola itu yang dijadikan landasan kesuksesan dalam meniti kehidupan. “Biasa ajalah, kita hanya ingin berbakti pada daerah, negara dan berguna bagi banyak orang. Makanya perlu keramahan dan semangat keterbukaan,” ujar pria kelahiran Medan 11 November 1960 itu.
Pesona Talenta Bicara
Semenjak dini Hanas telah memiliki latar belakang pendidikan khusus ilmu komunikasi. Sehingga klop tatkala pernah menjadi ‘juru kunci info’ alias PR di kantor Walikota Medan sedari Januari 2010. Artinya, teknik komunikasi yang dimiliki berkorelasi dengan rutinitas kegiatan yang umpan baliknya ‘wajib’ berbentuk kesepahaman atau pesona banyak orang/kalangan berkepentingan. Bagi insan Pers dan warga Sumut figur Hanas juga bukan lagi asing di telinga. Wajar, dan sekali lagi, Hanas adalah ‘maskot’ Pemko Medan yang eksisistensinya dipertaruhkan berdasar pesona talenta bicara bahkan ‘gaya’.
Pun demikian, pola familiar serta pesona Hanas tersebut jangan pula disalahartikan. Khususnya bagi kalangan hawa. Mengapa? Ya itu tadi. Keindahan tutur yang blak-blakan plus keakraban berbalut ‘hospitality’. Masih belum percaya dan mau bukti ? Coba saja jadi lawan tandingnya berkosa kata. Maka tanpa Anda sadari, keterbukaan penampilan memunculkan kagum dan emosional kebersamaan yang sulit dibayangkan. Dalam sekejap Anda sudah terbawa arus. Lalu, bila kita umpamakan Anda kategori kalangan hawa, apakah akan terpesona ? Ooopss, tunggu dulu ! Hanas memang sosok familiar, energik, terbuka dan bersahaja. Tapi semua hanya sebatas fungsional (kepribadian) dan struktural (pemerintahan). Sebaiknya Anda jangan macam-macam apalagi berpikir yang bukan-bukan. Sebab suami dari Ade Retno Pangestuti (36) itu memastikan bahwa hubungan baik terhadap siapapun adalah bagian yang tidak terpisahkan dari upaya menikmati hidup. “Diri kita pasti menarik/bermakna kalau menjalin hubungan baik dengan banyak kalangan. Jangan tutup diri apalagi iri, dengki dan benci pada kelebihan/kebaikan orang lain,” tegas anak ke-11 dari 12 bersaudara ini.
Buah kasih Muhammad Yusuf (Alm) dan Saimah (Alm) itu memang tergolong menarik. Setidaknya, selain memiliki pola komunikasi yang supel, dia juga tegas menghargai orang dalam keragaman lapisan. “Pintu kantor saya selalu terbuka. Kita hargai siapa saja yang berkepentingan,” cetus Bapak dari Nadya Anastasia (14), Dio Septian (13) dan Davin Ramadhana (7). Pembicaraan terhenti sejenak. Tanpa diduga Hanas didatangi seorang rekanan ‘sales’ yang menawarkan sesuatu. Seperti diduga sebelumnya, Hanas kembali familiar melayani.
Pendidikan
Ditempa keluarga yang ketat akan kedisiplinan, Hanas menghabiskan masa kecil dan pendidikan di Kota Medan. Sekolah Dasar (SD) diselesaikan tahun 1969 dari Alwasliyah dan kemudian menamatkan SMP di St Josua tahun 1976. Pada tahun 1979 Hanas menuntaskan studi dari SMAN 2. Keberuntungan seperti mengiringi langkahnya. Tamat SMA, pada tahun 1980 dia diterima bekerja di PT Kimia Farma dengan posisi Medical Representatif. Menariknya, pekerjaan tersebut dilakoni Hanas ‘enjoy’ karena berpeluang menuangkan bakat bernyanyi bersama group band ‘The Plazas’. “Saya kerja di Kimia Farma tapi juga ‘nyambi’ nyanyi diberbagai acara,” terang pria yang tinggal di Komplek Perumahan Bumi Seroja Medan.
Karir PNS
Kurun waktu 1 tahun bekerja di Kimia Farma, Hanas memutuskan putar haluan. Mencoba peruntungan baru di awal tahun 1981 gara-gara diterima sebagai PNS. “Alhamdulillah, mau tak mau saya harus memilih berhenti dari Kimia Farma,” kenang pecandu olahraga tenis meja berpostur 170 Cm/74Kg itu. Mengawali karir pertama di bagian pemerintahan, adik mantan petinju Nasional Kocik Hasibuan (Alm) ini merasa tak puas dengan jenjang pendidikan yang sebatas menengah atas. Keinginan menggali ilmu terpatri lagi. Pelabuhan hati Hanas pun tertambat di Akademi Publisistik Jalan Durian Medan, yang dulunya dibawah naungan Departemen Penerangan. Semua bisa dikombinasikan Hanas sehingga studi dan kerjanya ikut lancar. Predikat Sarjana Muda (D3) Ilmu Komunikasi berhasil disabet tahun 1983 tanpa harus mencederai pekerjaan inti.
Hanas muda memanglah tangkas dan bernas. Tegas, lugas dan berpikir keras agar kelak menjadi ‘emas’. Tak suka berbesar jiwa apalagi sekadar membusungkan dada. Keberhasilan mengkombinasikan waktu kerja meraih Strata D3 menorehkan kesan teramat dalam. Ibarat ilmu padi, kala itu, kesadaran Hanas akan pentingnya ilmu terus bergelora. Diam-diam usai mengakhiri masa lajang di tahun 1988, basic ilmu komunikasi yang dimiliki dilanjutkan ke Universitas Medan Area (UMA) hingga menyandang sarjana lengkap tahun 1989. Disusul gelar Magister Administrasi Publik (MAP) asal UMA yang dirampungkan tahun 2003. Berbekal ilmu yang disandang, karirnya di PNS semakin meroket. Tahun 2000-2005 dia dipercaya menjadi Direktur Operasional PD Pasar Medan. Selanjutnya pada tahun 2005-2009 mutasi ke Rumah Sakit Umum Pirngadi Medan dengan jabatan Wakil Direktur Bidang Pemeliharaan/Humas. Lalu sejak Januari 2010 memegang posisi Kabag Humas Pemko Medan dan diikuti jabatan Kadispora Medan sedari 18 Februari 2011 sampai sekarang. “Pertama saya berkata, alhamdulillah,” cetus ‘penggila’ kuliner jenis kari khususnya kepala kambing.
Pembinaan Pemuda
Sebagai pejabat publik yang muara konsepsinya didominsi ‘justivikasi’ kebijakan institusi, aktualisasi peran Hanas menjadi sangat strategis dalam perspektif pembinaan pemuda. Mulai terhadap Ormas, LSM, OKP, unsur Pimpinan, Pejabat SKPD, Pegawai Negeri, wartawan hingga masyarakat awam. Semua ‘harus’ dilayani walau terkadang perasaan sedang ‘meradang’. Upaya pembinaan generasi muda patut diprogram berkesinambungan dan diistilahkannya merupakan tugas pokok yang melekat setiap hari dibarengi mobilitas pendampingan pejabat penting pemerintahan. “Saya sangat suka bila bisa melayani informasi kepada siapapun khususnya kepemudaan. Tapi saya jadi sangat berduka kalau ada unsur pejabat Pemko Medan yang sulit dihubungi,” ingat pemakai Parfum merek Bulgari tersebut, seraya mengimbau pejabat Pemko Medan jangan menutup komunikasi karena ada sanksi yang diatur UU Nomor 14 tahun 2008 tentang informasi keterbukaan badan publik.
Waktu untuk Keluarga
Bagaimana Anda menyiasati waktu untuk keluarga ? Pemakai sepatu bernomor 42 ini justru mengalihkan pandangan ke bundelan kertas yang baru disodorkan seorang staf ke mejanya. Sambil menandatangani beberapa surat, pejabat Esselon II berpangkat 4b itu memastikan, nuansa bersama keluarga kerap diwujudkan setiap malam dan pada hari Sabtu. “Yang pertama Tuhan, lalu keluarga dan kemudian pekerjaan” aku Vocalis Group Booster Latin di era tahun 1998 ini. Masih ada target yang mau dicapai kedepan? Pria yang mengaku pernah ‘unjuk kebolehan fibra’ diseluruh negara ASEAN itu menyerahkan semua sendi kehidupan kepada Yang Maha Kuasa. Baginya, kini, tak ada lagi yang muluk-muluk kecuali mensyukuri berbagai karunia. Pengalaman bernyanyi disemua negara ASEAN atas undangan Kedubes dan Konsul diistilahkan Hanas sesuatu yang tergolong ‘wah’. Belum termasuk panggilan khusus menyanyi di hadapan mantan Menhub Azwar Anas, bekas Kasdam I/BB Agum Gumelar, mantan Kepala BIN Hendropriyono, bekas Kapolri Widodo, pengusaha Probosutejo dan Rahmad Gobel Panasonic. “Semua anugerah-Nya luar biasa,” cetus pemilik tubuh atletis yang suka olahraga tinju ini merendah, diakhir pembicaraan. (Budiman Pardede/Foto-foto: MartabeSumut/IKLAN PROFILE PARIWARA)