Keseharian mantan Kepala Dinas Sosial (Kadissos), Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) dan Sekretaris Korpri Pemprov Sumut Drs Syaiful Syafri, MM (56) sudah barang tentu tidak sesibuk saat menjabat dulu. Menjalani masa pensiun, dia lebih banyak mengisi hari bersama keluarga. Tapi siapa sangka, di era 80-an Syaiful pernah praktis menggeluti profesi Jurnalis. Juara menulis bertopik Kamtibmas pun ditorehkan tahun 1984 tatkala Polda Sumut dipimpin Mayjen (Pol) Bobby Rahman.
Sebagai mantan pejabat yang kerap dipercaya memimpin Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD), kini Syafri fokus terhadap aktivitas pribadi, keluarga dan urusan-urusan sosial. Panggilan tugas PNS yang telah digeluti kurun waktu 26 tahun dianggapnya sebagai sesuatu yang patut disyukuri. Bahkan untuk mewawancarai Syaiful saja sempat beberapa kali “tersandung” kesesuaian waktu sebab sejak Januari 2014 kemarin dia disibukkan berbagai aktivitas kampanye untuk menjadi Wakil Bupati Kab Deliserdang. “Profil apa kira-kira yang mau ditulis Adinda,” sapanya akrab kepada Jurnalis MartabeSumut Budiman Pardede, dalam satu wawancara khusus di Medan, beberapa waktu lalu.
Gambaran yang tertangkap saat bertemu Syaiful menampakkan sosok tenang namun berbalut pribadi matang. Ada kesan cerdas dan lugas menggegas aktivitas dalam skala prioritas. Bisa diduga, sepertinya strategi itulah yang dijadikan Syaiful kekuatan mensinergikan semua urusan pekerjaan, keluarga dan bidang lain. “Biasa ajalah, sekarang kita lebih banyak santai setelah selama ini mengabdi bertahun-tahun di pemerintahan. Saya terbiasa membagi waktu secara sinkron,” ujar pria kelahiran Batang Kuis, 23 Oktober 1958 itu.
Pendidikan & Pekerjaan
Ditempa
dari keluarga yang disiplin, buah kasih Indon Sipahutar (Alm) dan
Nurhaini (Alm) ini menghabiskan masa kecil dan pendidikan di Sumatera
Utara. Didikan kepolisian sang Ayah yang berpangkat terakhir Letnan Dua
telah membentuk Syaiful menjadi pribadi pekerja keras dan bersemangat
mengembangkan diri. Pendidikan Sekolah Dasar (SD) diselesaikan Syaiful
di Langkat pada tahun 1970. Kemudian melanjut ke SMP 2 Binjai hingga
tuntas tahun 1973. Selanjutnya Syaiful merampungkan studi dari SMA 1
Binjai pada tahun 1976.
Kendati masih belia, kala itu, sulung dari 6 bersaudara itu ternyata menyimpan hasrat untuk terus menimba ilmu. Dia merasa tidak puas atas jenjang pendidikan sebatas menengah atas. Itulah sebabnya, usai dari bangku SMA Syaiful memutuskan melanjut ke pendidikan tinggi. Hatinya pun tertambat di Institut Keguruan Ilmu Pendidikan (IKIP) Medan. Tahun 1977 Syaiful memulai perkuliahan dengan memilih Jurusan “Civic Hukum” atau Pendidikan Moral Pancasila (PMP). “Tapi sekarang disebut Pendidikan Kewarganegaraan Negara (PKN),” singkap pria bertinggi 166 Cm dengan berat 60 Kg.
Talenta Menulis
Menariknya
lagi, ternyata dari kampus IKIP talenta menulis Syaiful mulai terkuak.
Dia mengakui, sambil kuliah sering mengamati berbagai situasi terkini
sekeliling untuk selanjutnya menuangkan kedalam bentuk tulisan
(artikel). Namun Syaiful menegaskan belum mempercayai bakat tersebut
sampai pada akhirnya mencoba mengirim karya tulis ke beberapa media
massa terbitan Medan. “Alhamdulillah diterbitkan,” akunya bangga. Senang
karyanya dipublikasikan dan menyadari kemampuan yang melekat, Syaiful
kian semangat menulis. Tak hanya disitu, diam-diam dia memberanikan diri
melamar sebagai wartawan ke Harian Mimbar Umum pada tahun 1980. “Semua
saya lakukan tanpa mengganggu aktivitas studi, Jadi deh, kerja sambil
kuliah,” kenangnya. Lima tahun menimba ilmu di IKIP Medan, akhirnya
Syaiful berhasil mewujudkan impian. Resmi menyandang gelar sarjana
lengkap Ilmu Kependidikan pada tahun 1982.
Suami dari Hj Tama Br Surbakti ini menjelaskan, walau sudah tamat kuliah dan tercatat bekerja sebagai jurnalis, tidak tampak sedikitpun rasa untuk membusungkan dada. Melainkan terus mengasah tekad untuk tetap berjuang dengan menorehkan karya-karya nyata. Semangat itu pula yang diyakini Syaiful hingga menghantarkannya bekerja sebagai Staf Humas di Polda Sumut tahun 1983. Bapak beranak 4 itu membeberkan, saat menjadi Staf Humas, pada tahun 1984 Polda Sumut mengadakan Lomba Karya Tulis (LKT) se-Sumut dengan topik Keamanan dan Ketertiban Masyarakat (Kamtibmas). Ajang tersebut tidak disia-siakan Syaiful dengan mengirimkan karya tulis untuk diikutsertakan. “Ternyata saya yang juara. Kapolda Sumut Mayjen (Pol) Bobby Rahman berkenan memberikan penghargaan,” ucapnya dengan mata berkaca-kaca. Berbekal prestasi yang ditorehkan, tahun 1984 Syaiful memutar haluan lagi. Keluar dari Polda Sumut dan menembus lapangan pekerjaan di dunia pendidikan tinggi. Untuk kesekian kali semangat kemandirian yang dimiliki Syaiful berhasil menempatkannya sebagai Dosen Fisipol UMSU Medan tahun 1985. “Saya tetap menulis di koran. Lalu mengajar mata kuliah perencanaan, kesejahteraan dan institusi sosial,” ungkap pria yang sejak tahun 1984-1995 dinobatkan jadi Penatar P4 Tingkat Nasional.
Karir PNS
Kurun waktu 3 tahun mengajar di UMSU, Syaiful sudah pula menangkap peluang besar dalam seleksi penerimaan Pegawai Negeri Sipil (PNS). Niat mencoba kembali membayangi untuk selanjutnya ikut berkompetisi. Hasilnyapun tidak isapan jempol belaka. Syaiful lulus dan resmi memulai karir PNS pada tahun 1988 dengan debut awal sebagai pegawai pekerja sosial kecamatan di Belawan. Dua tahun mengabdi di Belawan, tahun 1990 Syaiful harus pindah karena mutasi promosi sebagai Kasi Karang Taruna Kanwil Depsos Sumut. Posisi tersebut dijalaninya selama 6 tahun. Kemudian Syaiful dipercaya memegang jabatan Kepala Balai Diklat Pegawai Tenaga Sosial Depsos Sumut sedari tahun 1996. Pada saat menempati posisi ini Syaiful menggali ilmu kembali. Tahun 1999 dia memutuskan belajar ke USU melalui Program Magister Manajemen (MM) hingga tuntas tahun 2001.
Setelah menyandang predikat “MM” geliat Syaiful di Pemprov Sumut mulai diperhitungkan. Berbagai terobosan pemikiran melesatkan namanya bak meteor jatuh dari ruang angkasa. Bukan apa-apa, selang 6 tahun kemudian dia sudah diberi SK promosi baru sebagai Wakil Kepala Dinas Sosial Provinsi Sumut. Selanjutnya diangkat lagi menjadi Kepala Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah Sumut tahun 2007-2010. Karir Syaiful pun menuju puncaknya pada bulan Februari 2010 tatkala Gubsu Syamsul Arifin melantiknya sebagai Kepala Dinas Sosial Sumut. Lalu tahun 2012 menjabat Kadis Pendidikan Sumut dan terakhir tahun 2013 dipercaya menjadi Sekretaris Korpri Sumut. “Tahun 2008 saya sempat merangkap Pj Bupati Batubara selama 6 bulan. Semua adalah berkat dari Yang Maha Kuasa. Semoga tugas yang dipercayakan Negara kala itu bisa saya maksimalkan melayani masyarakat dan kebaikan orang banyak,” cetus Bapak dari 3 putra dan 1 putri, yang kesemua anak-anaknya tersebut berprofesi dokter.
Kompetensi Jabatan
Bila
ditelisik lebih dekat, berbagai jabatan yang pernah disandang oleh
mantan pejabat Esselon 2A berpangkat Pembina Utama Muda itu memang
memiliki kompetensi latar belakang pendidikan plus pengalaman
kerja bidang jurnalistik dan kehumasan. Pogram perbaikan perikehidupan
rakyat dipastikannya wajib jalan terus dan menjadi tugas pokok/fungsi
yang melekat dalam diri setiap pejabat yang mendapat amanah. “Saya
memang suka urusan sosial. Saya selalu berkeinginan membantu Pimpinan
mewujudkan perbaikan hidup warga Sumut di daerah,” yakin pemegang motto
hidup “bekerja keras” ini. Lalu, bagaimana Anda membagi waktu dengan keluarga saat menjadi pejabat? Pria yang berdomisili di Kec Percut Sei Tuan itu justru mengalihkan
pandangan ke arah sekelilingnya. Bagi Syaiful, urusan keluarga tetap
yang utama sehingga saat beraktivitas di luar rumah semuanya berjalan
mudah. Menurut Syaiful, kini dirinya selalu bersyukur atas berbagai
anugerah yang diberikan Tuhan Yang Maha Kuasa. Sementara waktu untuk
Keluarga diakuinya selalu terjadwal sampai sekarang dan kerap diwujudkan
melalui olahraga jalan kaki bersama. (Budiman Pardede/Foto: MartabeSumut/IKLAN PROFILE PARIWARA)