Setelah puluhan tahun menempuh studi dan kemudian bekerja di perantauan, toh akhirnya Mobel Siboro, SE (53) kembali ke Kabupaten Humbang Hasundutan (Humbahas). Sebagai abdi negara yang nota bene Pegawai Negeri Sipil (PNS), diapun menyatakan tekad membangun bona pasogit (kampung halaman).
Selalu lepas dan blak-blakan bicara. Itulah cermin kepribadian awal yang ditampilkan Mobel Siboro saat berbincang-bicang dengan Jurnalis MartabeSumut Budiman Pardede,
Kamis, (4/4/2013) kemarin di Medan. Pertemuan itu memang tidak
disengaja disebabkan Mobel kebetulan menemui anaknya yang sedang
menempuh studi di Universitas HKBP Nommensen. “Gimana kabar, apa sih
yang
mau ‘dibedah’ dari kehidupan saya,” ujarnya sumringah. Pria
kelahiran Panjaitan 5 Oktober 1959 itu memang terlihat bersahaja pada
sore
sekira pukul 16.30 WIB. Seragam dinas PNS Humbahas yang dikenakan
tidak sedikitpun menampilkan wibawa dan formalitas diri. Melainkan
memunculkan kesederhanaan potret seorang aparatur negara yang sederhana
dan apa adanya. “Kebetulan saya berdinas luar ke Medan, jadi saya
sempatkan melihat anak kita yang menempuh
studi di Nommensen,” ungkap Mobel lagi.
Tekad Kembali ke Bona Pasogit
Mobel menjelaskan, keinginan kembali ke kampung
halaman sebenarnya didasari tekad berbuat serta membangun daerah.
Menurutnya, tanah di Humbahas kaya potensi dan tinggal menunggu sentuhan sumber
daya manusia (SDM) untuk mengembangkan. Bapak beranak 3 yang sudah
merantau ke Palu Sulawesi Tengah (Sulteng) sejak Desember 1979 itu
berkeyakinan, saat ini jarang sekali ‘orang Batak sukses’ mau pulang
kampung halaman untuk memajukan ‘bona pasogit’. Seharusnya, kata dia,
yang sudah sukses jangan enggan pulang karena kemajuan daerah justru
mengandalkan kebersamaan. Pemilik hobby membaca itu menyebut, banyak andil yang dapat
diberikan untuk ikut berpartisipasi memajukan Humbahas. Mulai dari
menanamkan investasi hingga membuat usaha sendiri. Sekecil apapun modal
yang dikelola, lanjut Mobel, niscaya berimplikasi pada pengembangan
potensi daerah plus pemberdayaan masyarakat lokal. “Pasti apa yang dilakukan mempengaruhi percepatan pertumbuhan ekonomi daerah,” ingatnya.
Warga Batak Jangan Cepat Puas
Selain menyoroti ‘orang Batak sukses’ yang enggan pulang kampung, Mobel juga mengkritik sikap warga Batak lokal yang ‘cepat merasa puas’. Artinya, timpal Mobel, masyarakat yang sudah memiliki pendapatan dan bekerja sehari-hari di kampung, kerap merasa cukup sehingga tidak mau berpikir lagi meningkatkan ekonomi keluarga kedepan. Pertumbuhan ekonomi daerah disebut Mobel hanya bisa terwujud bila warga tempatan benar-benar bekerja keras dan tidak berhenti menggali potensi. “Bila mereka yang tinggal di kampung halaman setengah hati dan cepat puas, ya sama saja jalan di tempat. Mereka akan tetap berkekurangan sementara potensi daerah tak kunjung dikembangkan,” ingatnya.
Masyarakat
Batak pun diimbau Mobel supaya jangan suka berdiam diri apalagi
menunggu kebijakan pemerintah daerah saja. Melainkan tampil bersemangat
menggalang ide dan mengajak berbagai komponen lain untuk memajukan bona pasogit melalui aktivitas positif. “Kalau ada ide kenapa berdiam diri? Lahirkan
semangat kreatif yang positif dan inovatif,” cetus Mobel berapi-api.
Diakui Mobel, hingga kini SDM yang terampil tergolong masih kurang di bona pasogit.
Hal itu dilatarbelakangi besarnya daya tarik kota yang diikuti dengan
kuatnya daya dorong desa. “Sekarang ini orang Batak yang di desa-desa
berlomba-lomba pergi ke kota dan merantau. Siapa lagi yang membangun bona pasogit bila bukan kita sendiri,” sindir Bapak dari Sarmauli Siboro (20), Alfred Nobel Siboro (18) dan Julifer Siboro (5).
Buah
kasih Jawartir Siboro (80) dan Antina Sagala (Alm) ini menjamin,
seandainya penduduk tempatan Humbahas dan warga perantauan yang sukses
mau bergandengan tangan memajukan bona pasogit, pasti tidaklah
terlalu sulit menghadirkan pengusaha untuk dirangsang menanamkan modal.
Dalam artian, tegas Mobel, kalangan swasta/pemilik modal akan tergelitik
membuka usaha baru manakala potensi daerah memang nyata memberi prospek
untung. “Saya yakin mereka mau. Usahanya maju karena bisa memanfaatkan
tenaga dan sumberdaya lokal. Warga, pengusaha dan pemerintah pun akan
semakin seirama membangun daerah,” aku pria berukuran 171 Cm dengan
berat 65 Kg itu.
Pendidikan dan Karir
Dibesarkan dari keluarga yang penuh didikan, Mobel melewati masa kecil dengan kesederhanaan. Pendidikan dasar dari SDN 3 Sagala diselesaikan tahun 1972. Disusul tahun 1975 menamatkan studi dari SMP Budi Mulia Pangururan. Selanjutnya Mobel memutuskan hijrah ke Medan. Melanjut lagi ke STM Instruktur di Kampung Baru Medan hingga selesai tahun 1979. “Saat itulah saya mulai merantau dan merasakan suka duka di perantauan,” kenang penggemar goreng pisang ini. Usai menamatkan studi dari bangku STM, penyuka minuman kopi tersebut mencoba peruntungan baru. Menuju Tanah Rencong Aceh dengan maksud melamar kerja di PT Arun. Tapi apa mau dikata, nasib belum berpihak. Mobelpun terpaksa putar haluan pada Desember 1979. Dia memutuskan keluar dari Pulau Sumatera dan menuju Palu Sulteng. Sesampai di Palu Mobel masih terus berjuang keras merajut impian yang belum kesampaian. Berbagai persoalan kehidupan dijadikan pelajaran, disela-sela upaya memasukkan lamaran-lamaran pekerjaan. Setahun menjalani penantian, upaya Mobel membuahkan keceriaan. Dia diterima sebagai pegawai honorer Depnaker Palu tahun 1980.
Selang 2 tahun bekerja di sana, status pegawai honorer menyisakan ketidakpuasan di hati Mobel. Tak heran, dia mencoba lagi keindahan ‘retak tangan’ dengan jalan melamar CPNS. Hasilnya cukup menggembirakan. Mobel diterima dan resmi menjadi abdi negara. “Puji Tuhan, tahun 1982 saya diterima di Depsos Palu Bagian Penyantunan Anak,” singkap pria beralamat di Ringroad Gotting Bulu Desa Sosor Gotting Dolok Sanggul Humbahas. Kendati Mobel sudah sah menyandang status PNS, namun jenjang pendidikan sebatas STM membuatnya berpikir ulang. Niat menimba ilmu kembali terpatri disela-sela rutinitas pekerjaan sehari-hari. Mobel pun tak mau berlama-lama mengambil keputusan. Pada tahun itu juga dia mendaftar ke Fakultas Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan Universitas Tadulako Sulteng. “Tahun 1989 saya berhasil menamatkan S1,” ucapnya bangga, seraya menambahkan bahwa ‘mantan kekasih’ sekarang yang sudah memberikan 3 anak itu dikenal di Sulawesi.
Menikah di Medan
Merasa diri sudah mampu berdikari, akhirnya Mobel memutuskan untuk mengakhiri masa kesendirian. Pada tahun 1991 dia memantapkan perasaan dan menambatkan pelabuhan hati ke dermaga Rumondang Sihombing, AMK (46), yang juga PNS di Depkes Palu. Keduanyapun sepakat kembali ke Medan melangsungkan pernikahan suci pada salah satu Gereja di Kecamatan Sunggal. Usai membentuk bahtera rumahtangga mereka pulang ke Palu dan melanjutkan tugas-tugas pelayanan kemasyarakatan. Namun 13 tahun kemudian Mobel mengurus SK perpindahan diri dan istrinya ke kampung halaman di Humbahas.
Tahun 2004 Mobel sudah boleh
menorehkan senyum. Sebab mutasi yang diurus rampung, selanjutnya
memboyong keluarga ke Dolok Sanggul dan memulai karir sebagai Staf
Bawasda Pemkab Humbahas. Setelah 6 bulan bekerja dia kembali dipromosi
menjadi Kasubag Program Perekonomian. Disusul tahun 2005 manakala
dipercaya memegang posisi Kabag Perekonomian Pemkab Humbahas dengan
kualifikasi pegawai Esselon 3A berpangkat Golongan 4a. “Semua adalah
anugerah Tuhan,” kata Mobel merendah.
Lalu, apa target kedepan ? Mobel justru tersenyum kecil dan merenung sesaat. Baginya, memajukan bona pasogit dan bermanfaat kepada orang lain dengan cara menularkan keterampilan
diri, menjadi sesuatu yang masih terus dimaksimalkan. “Saya ingin
berguna bagi Tuhan, keluarga, sesama, lingkungan, kampung halaman dan
negara. Saya kembali ke bona pasogit untuk membangun daerah dan
warga agar semakin lebih baik,” ungkapnya. Sementara tugas pokok dan
fungsi sebagai Kabag Perekonomian dipastikannya bersifat kendali dan
kordinasi. “Kita bertugas merangsang dinas terkait meningkatkan
produksi, asset dan ekonomi daerah agar nilainya terus bertambah,” tutup
pria yang mengaku selalu mencatat bila ada bagian menarik dari buku
yang dibaca. Selamat Membangun bona pasogit..! (Budiman Pardede/Foto: MartabeSumut/IKLAN PROFILE PARIWARA)