www.MartabeSumut.com, Medan
Dua aksi massa beda kepentingan bertemu di gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Sumatera Utara (DPRDSU) Jalan Imam Bonjol Medan, Kamis (20/9/2018) pukul 12.30 WIB. Demo kelompok mahasiswa akhirnya dibubarkan paksa polisi karena mencoba mendobrak pagar, ngotot masuk gedung DPRDSU dan terindikasi tindak anarkis.
Pantauan www.MartabeSumut.com di lokasi demo, pukul 11.00 WIB pengunjukrasa yang pertama datang bernama Komunitas Masyarakat Cinta NKRI. Mereka beraksi damai di depan pagar DPRDSU sambil mengusung seruan menghentikan perilaku elite yang mempolitisasi massa/mahasiswa jelang Pilpres/Pileg 2019, menindak para pembuat kerusuhan dengan target merusak citra pemerintah, menangkap provokator pemecah belah rakyat, fitnah, pembuat kegaduhan, penyebar hoax dan menindak secara hukum pihak-pihak yang ingin mengubah sistem Pancasila/NKRI. Sementara demonstran kedua berbendera mahasiswa Sumut tiba pukul 12.00 WIB. Setelah kedua demonstran berhadap-hadapan di ruas Jalan Imam Bonjol, puluhan polisi langsung membatasi pengunjukrasa berjarak sekira 10 Meter. Polisi juga menutup total ruas Jalan Imam Bonjol depan gedung Dewan.
Masih pengamatan www.MartabeSumut.com, sejak awal datang, massa mahasiswa sudah menunjukkan sikap beringas dan kata-kata yang tidak pantas didengar publik. Mahasiswa menghina pemerintah serta aparat kepolisian. Kemudian mereka memaksa masuk gedung Dewan. Tidak jelas apa aspirasinya selain memaksa masuk gedung DPRDSU. Pola aksi mahasiswa itu telah dipertontonkan sejak unjukrasa ke DPRDSU pada tanggal 13, 19 dan hari ini 20 September 2018. Lucunya lagi, setelah beberapa anggota DPRDSU menerima aspirasi mereka dalam 3 hari terakhir, mahasiswa tetap saja datang dengan geliat aksi yang terindikasi anarkis atau membuat kerusuhan. Menggoyang-goyang pintu pagar DPRDSU sangat keras, ingin menerobos barikade polisi dan terlibat dorong-dorongan dengan aparat polisi. “Ganti rezim Jokowi-Jk karena menyengsarakan rakyat,” ujar Wira, salah satu mahasiswa.
Nah, saat kelompok berbendera mahasiswa berteriak-teriak kasar menghujat pemerintahan Jokowi-Jk dan menyebut polisi “bangxxt”, Abdullahsyah, SP dan Edi S Pandiangan, dari Komunitas Masyarakat Cinta NKRI langsung bereaksi. “Kawan-kawan kan mahasiswa ? Kenapa berteriak kasar dan mau merusak gedung DPRDSU ? Kalo kalian buat rusuh dan merusak, kami akan jadi lawan kalian,” cetus Edi Pandiangan memakai pengeras suara.
Perang Batu
Pukul 13.50 WIB, anggota F-PKS DPRDSU Zulfikar menerima aspirasi mahasiswa di jalan raya. Baru beberapa menit dia bicara, tiba-tiba perang batu terjadi antara mahasiswa dan Komunitas Masyarakat Cinta NKRI. Tidak diketahui persis siapa yang mulai melempar batu dan dari mana batu dilemparkan. Akibatnya, kedua belah pihak saling lempar. Untung saja polisi segera bertindak. Menenangkan kedua pihak dengan alat pengeras suara kepolisian. Kericuhan saling lempar batu hanya terjadi sekira 2 menit. Kapolsek Medan Baru Kompol Martuasah Tobing, saat dikonfirmasi www.MartabeSumut.com di lokasi, menyatakan, sedikitnya ada 500 personel polisi diturunkan untuk melakukan pengamanan 2 kelompok aksi. “Kondisi masih aman, bisa kita kendalikan. Kurang tahu siapa tadi yang lempar batu lebih dulu,” akunya. Pukul 14.45 WIB, massa mahasiswa tiba-tiba memaksa menerobos gedung DPRDSU sambil mendobrak pagar DPRDSU. Polisi dan Satpam bertahan memegangi pagar. Selang 5 menit saling dorong terjadi, polisi akhirnya menyapu bersih kumpulan mahasiswa yang sudah mulai anarkis merobohkan pagar. Ratusan polisi huru-hara turun mengejar, membubarkan paksa dan menangkapi mahasiswa yang lari kocar-kacir ke arah Simpang Jalan Perdana – Jalan Imam Bonjol. Sedikitnya 11 mahasiswa diamankan polisi di halaman DPRDSU. Sebagian mahasiswa yang diamankan terlihat luka-luka. Kemudian dibawa polisi ke Rumah Sakit Bhayangkara Polda Sumut. Puluhan sepeda motor mahasiswa yang tertinggal di jalan raya ikut diamankan ke Mapolrestabes Medan. Sedangkan massa Komunitas Masyarakat Cinta NKRI membubarkan diri setelah mahasiswa disapu bersih oleh polisi. Ruas Jalan Imam Bonjol depan gedung Dewan masih ditutup polisi hingga pukul 17.00 WIB. (MS/BUD)