Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirtanadi Sumatera Utara (Sumut) bertekad mewujudkan pelayanan terhadap pelanggan dengan konsepsi 3 Tas. Yaitu kualitas, kontinuitas dan kuantitas. Pelayanan 3 Tas diharapkan dapat menguatkan menajemen Tirtanadi sekaligus memberikan pelayanan air bersih yang profesional kepada warga Medan dan sekitarnya.
Direktur Administrasi dan Keuangan PDAM Tirtanadi Sumut, H Ahmad Thamrin, SE, MPsi (57), yang ditemui Jurnalis MartabeSumut Budiman Pardede, Rabu (12/6/2013) di ruang kerjanya kantor PDAM Tirtanadi Sumut Jalan SM Raja Medan, membenarkan konsep 3 Tas yang sedang dipersiapkan Direksi secara terencana. Sebagai salah satu Direksi yang dipercaya membidangi administrasi dan keuangan, selain Direktur Utama, Direktur Produksi dan Direktur Operasi, Thamrin membeberkan konsep kualitas bermakna penyiapan struktur maupun infrastruktur pendukung Tirtanadi dalam memberikan kepuasan pelanggan. Menurut pria yang sudah 35 tahun mengabdi dari bawah hingga level pimpinan Tirtanadi itu, kualitas air bersih yang diperoleh pelanggan menjadi sesuatu yang masih terus dimaksimalkan melalui berbagai olah teknologi. Sehingga saat masyarakat menghidupkan keran air di rumah, kata Thamrin, kualitas air yang diperoleh sesuai persyaratan Menkes alias tidak lagi kotor, berpasir atau bahkan disebut-sebut bercampur lumpur. “Kami masih mendengar ada keluhan pelanggan soal air bersih. Nah, disinilah kami ingin memperbaiki terus penyaluran kualitas air bersih ke pelanggan. Begitu pula soal pencatatan meteran air tiap bulan ke meteran pelanggan agar tidak ada salah tarif di kuitansi penagihan. Kualitas sistem pembayaran pelanggan yang datang ke loket juga masih terus kami benahi di kantor koperasi. Tahun 2015 atau tahun 2020 kita berharap 100 persen pelanggan Tirtanadi telah memperoleh kualitas pelayanan,” yakin Thamrin.
Sistem Pembayaran Rekening Online
Pada sisi lain, Thamrin juga berkeyakinan Tirtanadi akan mengarah kepada kualitas sistem pembayaran rekening dengan model online. Pembayaran tagihan sekarang disebutnya masih memakai sistem padat karya mengandalkan tenaga koperasi. “Kita masih mikir koperasi mau dikemanain bila sistem online dimulai. Ada niat gitu seperti sistem online di Surabaya. Mudah-mudahan kedepan ada rencana ditenderkan. Karena rasio pegawai terlalu banyak juga gak baik bagi perusahaan. Koperasi kan bisa kita ikutkan tender nanti bersama perusahaan lain,” akunya. Namun bagi Tirtanadi saat ini, lanjut dia, sistem pelayanan penagihan rekening pelanggan sudah berjalan baik sesuai lembar kuitansi dan jumlah nominal tagihan. Bila dibanding perusahaan lain, Thamrin memastikan pelanggan Tirtanadi lebih suka sistem door to door penagihan rekening. Tak heran, sejak tahun 1999 sampai sekarang kualitas penagihan bisa mencapai angka 95-99 persen. “Kita survei kok kepuasan pelanggan, mereka senang karena tidak repot ke ATM, ke bank atau melalui jaringan internet,” terangnya, sembari menambahkan, saat ini pihaknya sedang membangun proyek pemasangan produksi air di Sunggal berkapasitas 500 Liter/detik dan pipa penampungan berkapasitas ribuan kubik.
Konsep Kontinuitas
Berbicara tentang konsep kontinuitas, alumnus Sarjana Ekonomi STIE-STKIP Perguruan Tinggi Teladan Medan tahun 2000 dan jebolan Magister Psikologi Universitas Medan Area (UMA) itu terlihat makin bersemangat. Bagi Thamrin, keluhan masyarakat pelanggan di daerah tertentu, yang mempersoalkan air tidak mengalir dari keran hingga kecil mengalir saat dihidupkan, adalah target yang akan dibereskan Tirtanadi secepat-cepatnya. “Kami juga tidak nyaman bila keran pelanggan tidak hidup bahkan air mengalir kecil. Makanya kedepan target kontinuitas air mengalir harus 24 jam atau paling tidak di angka 68 persen lancar,” tegas Thamrin.
Target Kuantitas
Sedangkan target kuantitas disebut Thamrin terkait operasional rest yang harus berada pada angka 1,0 persen. Artinya, lanjut dia, tingkat/angka ‘kegagalan’ pendistribusian air secara normal ke pelanggan harus benar-benar diperkecil. Apalagi saat ini Thamrin membenarkan kalau Tirtanadi tidak mungkin menahan-nahan pasang meteran baru pelanggan yang semakin meningkat. Dengan jumlah pelanggan yang mencapai 450 ribu, Thamrin tidak mengingkari bahwa Tirtanadi mempunyai kewajiban memberikan pelayanan maksimal dengan konsepsi 3 Tas. Kendati diakuinya pula kalau tarif permasangan sambungan baru Tirtanadi tergolong paling mahal dibanding 400 PDAM lain yang ada di Indonesia. Menurut Thamrin, situasi tersebut sebenarnya sangat berkorelassi dengan penetapan harga air per meter kubik yang diberlakukan belum bersifat full cost recovery. “Coba bapak bayangkan, harga pokok 1 meter kubik air Rp. 2.200 tapi kita jual ke pelanggan Rp. 2150. Sejak tahun 2006 kita tak pernah naik tarif harga. Sambungan baru kita memang agak mahal tapi faktanya saat ini suplai air kita kalah dengan tingkat pertumbuhan populasi permukiman warga. Makanya sekarang tercatat 45 ribu pelanggan baru yang rela minta pasang baru saja tanpa air masuk,” ujar Thamrin.
Menyinggung dana penyertaan modal ke perusahaan air milik Pemerintah Provinsi Sumut itu, Thamrin menyatakan tahun 2013 Tirtanadi memperoleh dana segar Rp. 200 Miliar. Dana itu ditegaskannya menjadi modal untuk dikembangkan dalam bentuk investasi pembangunan fasilitas-fasilitas. “Kalau berkembang ya tarif harga air harus naik. Tirtanadi memerlukan dana penyertaan modal karena tidak memproleh subsidi dari dana lain tapi hidup sendiri. Jadi mesti beruntung, sehat dan mandiri,” ujar Thamrin, sembari menambahkan, jumlah pegawai mencapai 1.500 orang dan karyawan koperasi sebanyak 450 orang. “Berdasarkan audit konsultan akuntan publik, pada tahun 2011 Tirtanadi memperoleh laba Rp. 10, 6 Miliar sedangkan tahun 2012 mencapai Rp. 13, 6 Miliar. Laba itu bersumber dari biaya pasang baru pelanggan,” tutup Thamrin bangga, diakhir percakapan.
Tirtanadi Raih Zero Accident dari Kemenakertrans
Untuk diketahui, Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Kemenakertrans) Republik Indonesia telah memberi penghargaan kecelakaan kerja nihil (zero accident awards) tingkat nasional tahun 2013 kepada PDAM Tirtanadi Sumut yang dinilai menerapkan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja (SMK3). Penghargaan diserahkan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi A Muhaimin Iskandar kepada Direktur Administrasi dan Keuangan PDAM Tirtanadi H Ahmad Thamrin SE MPsi, Selasa (30/4) di Smesco Convention Center Jakarta.
PDAM Tirtanadi menerapkan SMK3 sejak 2011 dan mendapatkan penghargaan serupa pada tahun 2012. PDAM Tirtanadi juga mendapatkan penghargaan untuk kategori perusahaan yang menerapkan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) di tingkat kota tahun 2013 yang diserahkan Walikota Medan Drs Rahudman Harahap MM pada acara upacara bendera memperingati Bulan K3 di Lapangan Merdeka, 5 Maret 2013. Semua penghargaan itu menuntun Direktur Administrasi dan Keuangan PDAM Tirtanadi Ahmad Thamrin kembali mengingatkan seluruh panitia pembina keselamatan dan kesehatan kerja (P2K3) PDAM Tirtanadi agar terus bekerja keras mengimplementasikan K3 di seluruh unit kerja PDAM Tirtanadi.(Budiman Pardede/IKLAN PROFILE PARIWARA)
Keterangan Foto 1, 2, 3 :
Direktur Administrasi & Keuangan PDAM Tirtanadi Sumut H Ahmad Thamrin, SE, MPsi, saat diwawancarai Jurnalis MartabeSumut Budiman Pardede, Rabu sore 12 Juni 2013 di ruang kerjanya Kantor PDAM Tirtanadi Sumut Jalan SM Raja Medan. (Foto-foto: MartabeSumut)