www.MartabeSumut.com, Selat Sunda
Penanganan darurat terus dilakukan di daerah yang terdampak tsunami di Selat Sunda. Prioritas penanganan darurat saat ini adalah koordinasi, evakuasi, pencarian dan penyelamatan korban, pelayanan kesehatan, penanganan pengungsi hingga perbaikan darurat sarana prasarana yang rusak.
Keterangan Pers diterima www.MartabeSumut.com dari
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho, Senin
pagi (24/12/2018), mengatakan, data sementara yang berhasil dihimpun
Posko BNPB hingga (24/12/2018 pukul 07.00 WIB, tercatat 281 orang
meninggal dunia, 1.016 orang luka-luka, 57 orang hilang dan 11.687 orang
mengungsi. “Kerusakan fisik meliputi 611 unit rumah rusak, 69 unit
hotel-vila rusak, 60 warung-toko rusak, dan 420 perahu-kapal rusak,”
katanya melalui saluran pesan WhatsApp.
Lima Kabupaten Terdampak
Sutopo menjelaskan, korban dan kerusakan akibat tsunami terdapat pada 5 kabupaten yaitu Pandeglang, Serang, Lampung Selatan, Tanggamus dan Pesawaran. “Jadi wilayah di Provinsi Banten dan Lampung yang berada di Selat Sunda. Daerah pesisir di Kabupaten Pandeglang adalah daerah yang paling banyak jumlah korban dan kerusakannya dibandingkan daerah lain,” ucapnya, sembari memastikan, kemungkinan data korban dan kerusakan masih akan bertambah mengingat belum semua berhasil didata. Menurut dia, pendataan masih dilakukan oleh petugas. Dari 281 orang meninggal dunia, 1.016 orang luka-luka, 57 orang hilang tersebar di 5 kabupaten terdampak. Diantaranya: Kabupaten Pandeglang tercatat korban 207 orang meninggal dunia, 755 orang luka-luka, 7 orang hilang, dan 11.453 orang mengungsi. Kerusakan fisik meliputi 611 unit rumah rusak, 69 hotel dan vila rusak, 60 warung makan dan toko rusak, 350 perahu/kapal rusak, dan 71 unit kendaraan rusak.
Dia menyebut, daerah pesisir di sepanjang pantai dari Pantai
Carita, Pantai Panimbang, Pantai Teluk Lada, Sumur, dan Tanjung Lesung,
merupakan wilayah yang paling banyak mengalami kerusakan. Sedikitnya 10
kecamatan di Pandeglang terdampak dari terjangan tsunami. Korban paling
banyak ditemukan di Hotel Mutiara Carita Cottage, Hotel Tanjung Lesung
dan Kampung Sambolo. Di Kabupaten Serang, ungkapnya lagi, tercatat 12
orang meninggal dunia, 30 orang luka-luka dan 28 orang hilang. Kerusakan
fisik masih dalam pendataan. Sedangkan di Kabupaten Lampung Selatan
tercatat 60 orang meninggal dunia, 230 orang luka-luka, 22 orang hilang
dan 30 unit rumah rusak berat. Kemudian di Kabupaten Tanggamus terdapat 1
orang meninggal dunia, 4 rumah rusak berat dan 70 perahu rusak. “Di
Kabupaten Pesawaran tercatat 1 orang meninggal dunia, 1 orang luka-luka,
231 orang mengungsi, 134 rumah rusak dan 14 perahu rusak,” tegasnya.
Ribuan Personel Gabungan Tanggap Darurat
Pada sisi lain, lanjut Sutopo lebih jauh, ribuan personel
gabungan dari TNI, Polri, BNPB, Basarnas, Kementerian PU Pera,
Kementerian Sosial, Kementerian Kesehatan, Kementerian ESDM, BPBD, SKPD,
NGO, relawan dan masyarakat lainnya melakukan penanganan darurat.
Kepala Daerah langsung memimpin penanganan darurat di daerah
masing-masing. Tujuan utamnya melakukan evakuasi, pencarian serta
penyelamatan korban. Sutopo menduga, masih ada korban yang berada di
bawah reruntuhan bangunan/material yang dihanyutkan tsunami. “Pos
kesehatan, dapur umum, dan pengungsian didirikan di beberapa tempat.
Bantuan logistik terus disalurkan,” ujarnya. Untuk alat evakuasi, Sutopo
menyatakan telah dikerahkan alat berat 7 unit excavator, 12 unit dump
truck dan 2 unit loader. Sementara dalam mobilisasi ke lokasi bencana
diantaranya 1 unit excavator, 1 dozer, 1 loader, 1 grader, 2 tronton,
dan 4 dump truck. “Panjang dan luasan daerah terdampak memerlukan
tambahan alat berat dan personil untuk membantu evakuasi, pencarian dan
penyelamatan korban,” harap Sutopo. (MS/DEKS)