www.MartabeSumut.com, Sibolangit
Hingga
Selasa (17/5/2016) pukul 21.00 WIB, masih ada 5 korban jiwa hilang
pasca-terseret banjir bandang dan longsor di kawasan wisata air terjun
Dua Warna Desa Durin Sirugun Kec Sibolangit Kab Deliserdang Sumut,
Minggu sore (15/5/2016). Dari total 78 orang
korban sebanyak 56 orang selamat, 1 orang luka sedang, 16
orang meninggal dunia dan 5 orang masih hilang. Dari 16 orang meninggal
7 orang laki-laki dan 9 orang perempuan.
Demikian update informasi Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Dr Sutopo Purwo Nugroho kepada www.MartabeSumut.com, Selasa malam (17/5/2016). Dia mengatakan, sebanyak 320 personel tim SAR gabungan dari BNPB, Basarnas, BPBD, TNI, Polri, PMI, Tagana, pecinta alam, NGO, mahasiswa, relawan dan masyarakat melakukan evakuasi dan pencarian korban. Sementara Brimob mengerahkan anjing pelacak untuk mencari 5 korban jiwa yang masih hilang. “Tim SAR dibagi jadi 3 kelompok dengan menyusuri sungai. Adanya batu-batu besar di sepanjang alur sungai menyebabkan kendala pencarian. Korban yang ditemukan sebagian tertimbun material longsoran dan batu-batu yang terbawa oleh banjir bandang,” kata Sutopo melalui saluran jaringan pesan BlackBerry Messenger (BBM).
Tim SAR Lakukan Evaluasi
Menurut Sutopo, pada malam pukul 20 00 WIB seluruh perwakilan Tim SAR gabungan melakukan rapat evaluasi untuk mempertajam dan mengefektifkan pelaksanaan pencarian pada keesokan pagi. Banjir bandang dan longsor di kawasan air terjun Dua Warna Bumi Perkemahan, Desa Durin Sirugun, Kecamatan Sibolangit, Kabupaten Deliserdang, Provinsi Sumatera Utara pada Minggu (15/5/2016) pukul 18.00 WIB, selain menimbulkan korban jiwa juga menyebabkan jalan penghubung Desa Bandar Baru tidak bisa dilalui kendaraan roda empat. “Tempat wisaya Air Terjun Dua Warna atas perintah Bupati Deliserdang ditutup sementara sambil menunggu hasil kajian,” akunya.
Masyarakat
pun diimbaunya agar selalu hati-hati dan waspada jika melakukan aktivitas di
pegunungan seperti pendakian, berkemah atau wisata. “Hendaknya
memperhatikan kondisi lingkungan sekitar dan rambu-rambu peringatan.
Saat ini masih musim peralihan dari penghujan ke kemarau yang cenderung
lebih basah,” ingat Sutopo. (MS/DEKS)