www.MartabeSumut.com, Medan
Suhu politik di Kabupaten Asahan mulai berubah setelah Bupati Asahan
Taufan Gama Simatupang meninggal dunia pada Senin 22 April 2019. Bukan
apa-apa, Wakil Bupati (Wabup) Asahan H Surya secara resmi diangkat
sebagai Plt Bupati Asahan berdasarkan SK Gubsu Nomor: 131/4489/Tahun
2019 tertanggal 29 April 2019 yang ditandatangani Gubsu Edy Rahmayadi.
Nah, lantaran masa jabatan Kepala Daerah (KDh) Kab Asahan hingga tahun
2021, DPRD Asahan pun menggelar Paripurna pada Selasa (7/5/2019)
bertajuk pengusulan Plt Bupati Asahan H Surya menjadi Bupati defenitif.
Beberapa anggota Dewan dan Parpol di Kab Asahan mulai mendorong Wakil
Ketua Komisi E DPRDSU H Syamsul Qodri Marpaung, Lc, bersiap-siap mengisi
kursi Wabup Asahan.
Menanggapi dinamika politik tersebut, Wakil Ketua Komisi E DPRDSU H Syamsul Qodri Marpaung, Lc, tidak mengingkarinya. Ditemui www.MartabeSumut.com
di gedung Dewan Jalan Imam Bonjol Medan, Selasa siang (7/5/2019),
politisi PKS yang semenjak dini bertekad mendaftar Bakal Calon (Balon)
Bupati Asahan tahun 2020, itu menjelaskan, meninggalnya Bupati Taufan
menimbulkan perubahan suhu politik. Syamsul Qodri mengatakan, bila Plt
Bupati Asahan telah defenitif kelak, maka sesuai UU kursi Wabup yang
kosong akan diisi pejabat baru. “Berarti terjadi kekosongan Wabup lebih
18 bulan sehingga perlu dipilih. Inilah suhu baru politik di sana.
Sebagian masyarakat, Parpol dan teman-teman DPRD Asahan mendorong saya
berkontribusi dulu di kursi Wabup. Bukan hanya PKS tapi Parpol lain juga
mendorong,” ungkap Syamsul Qodri. Hingga kini, terangnya lagi, DPRD
Asahan tetap mendukung dirinya agar mengisi kursi Wabup Asahan. “Gak
masalah. Mereka sedang mendorong kita dan berencana mengusulkan saya
kepada Bupati defenitif nanti,” ucapnya.
Rencana Daftar Calon Bupati Matang
Legislator
asal Dapil Sumut V Kab Asahan, Kota Tanjungbalai dan Kab Batubara itu
melanjutkan, rencana mendaftar sebagai Calon Bupati Asahan tahun 2020
masih tetap matang. Sebab sedari awal memang mempersiapkan pendaftaran
dari jalur independen. Artinya, bila sebelum pendaftaran ada kesepakatan
dengan Parpol, Syamsul Qodri tidak menutup pintu untuk mengikuti. Tapi
bila belum muncul titik temu pengusulan melalui saluran Parpol, dia pun kekeh
tetap mendaftar secara independen. “Andaikan sudah kita daftar
independen, kemudian muncul komunikasi Parpol memberi dukungan, ya bisa
saja sebelum penetapan kita cabut pendaftaran independen tersebut. Beda
dengan Ahok saat Pilkada DKI Jakarta. Dia belum sempat daftar independen
namun Parpol sudah membuka dukungan,” singkapnya. Apa semangat yang melatarbelakangi Anda mendaftar jadi Bupati Asahan tahun 2020 ?
Syamsul Qodri tampak merenung sesaat. Sembari memperbaiki cara duduk,
bekas guru ini meyakini ingin bermanfaat untuk masyarakat Asahan. Bagi
mantan anggota DPRD Asahan 2 periode itu, semangat memberi kontribusi
seluas-luasnya buat rakyat jauh lebih efektif sebagai eksekutif
dibanding legislatif. “Saya 2 periode DPRD Asahan dan 1 periode DPRDSU.
Lebih efektif jadi eksekutif karena eksekutor kebijakan publik. Saya
sudah persiapkan matang. Mau jalur independen atau Parpol sama saja,”
terangnya.
Program Belum Tuntas Diselesaikan
Lalu, apa yang perlu dibenahi di Kab Asahan bila Anda terpilih Bupati Asahan periode 2021-2026 ?
Syamsul Qodri mengatakan, setelah Bupati Asahan Taufan Gama Simatupang
meninggal dunia, banyak sekali karya positif Almarhum yang patut
diapresiasi. Program yang belum tuntas disebutnya akan jadi prioritas
untuk diselesaikan kedepan. Menurut dia, dari sisi semua bidang,
diperlukan penguatan kinerja lebih baik lagi. Mulai sektor pendidikan,
kesehatan, pertanian hingga infrastruktur. Termasuk beberapa prospek
yang butuh inovasi baru dalam mengembangkan potensi unggulan semisal
perkebunan. “Jadi bukan pembenahan secara menyeluruh tapi ada yang perlu
diteruskan. Kita optimis bisa melanjutkan kebijakan yang sudah baik
selama ini,” katanya. Syamsul Qodri pun menyatakan khawatir ketika
Bupati Asahan yang baru tidak maksimal melanjutkan program-program luar
biasa Bupati sebelumnya. “Perlu pembenahan, perbaikan dan inovasi baru.
Kontinuitas melanjutkan program yang dibutuhkan rakyat. Tetap dijalankan
namun lebih intensif. Kita tak mau Kdh berikutnya mengabaikan
pembangunan Kdh sebelumnya,” tutup Syamsul Qodri diplomatis. (MS/BUD)