www.MartabeSumut.com, Padang
Penanganan
darurat banjir dan longsor di Sumatera Barat masih terus dilakukan.
Banjir selutut orang dewasa melanda Kota Padang, Kabupaten Pariaman dan Kabupaten Agam
pada Kamis (16/6/2016). Saat banjir, Kota Padang lumpuh sekira 8
jam akibat terendam banjir setinggi 50-150 Cm.
Sebanyak 19 kelurahan pada 10 kecamatan di Kota Padang mengalami banjir.
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho, melalui keterangan Pers kepada www.MartabeSumut.com, Jumat siang (17/6/2016), mengatakan, di Padang Pariaman banjir menerjang 1 kecamatan. Dampak yang ditimbulkan adalah 1 orang meninggal dunia atas nama Risman (63) akibat terpeleset saat banjir. Korban adalah warga Jalan Mustika 12 Kel. Ampalu Pegambiran Nan XX Kec. Lubuk Begalung. Selain itu, terang Sutopo, 3 orang dilaporkan hanyut dan belum ditemukan. Kerugian material akibat banjir masih dalam pendataan oleh BPBD.
Menurut Sutopo, saat ini banjir sudah surut. Tidak ada warga yang mengungsi lagi. Masyarakat yang mengungsi telah kembali ke rumah masing-masing. Masyarakat masih membersihkan rumah dari lumpur dan mengeringkan perabotan rumah yang basah. “Sebanyak 740 personel dari tim gabungan BPBD, Lantamal, Kodim 0312, Polri, Basarnas, Tagana, PMI, TRC Semen Padang, KSB, Pramuka Peduli dan unsur kebencanaan lain terlibat dalam penanganan darurat,” ungkapnya. Guna memudahkan penanganan darurat, Sutopo menyatakan bahwa Walikota Padang telah memberlakukan masa tanggap darurat sejak 17-24 Juni 2016. Tim Reaksi Cepat BNPB telah berada di Kota Padang dan menyerahkan bantuan dana siap pakai sebesar Rp 200 juta untuk BPBD Provinsi Sumatera Barat dan Rp 300 juta untuk BPBD Kota Padang. “Bantuan dana siap pakai tersebut digunakan untuk operasional penanganan darurat bencana,” ucapnya.
Rapat Koordinasi
Sutopo menyebut, pada Jumat (17/6/2016)
telah diadakan rapat koordinasi Tim BNPB, BPBD Prov.Sumbar, BPBD Kota
Padang, Dinas Sosial dan relawan. Distribusi pembagian paket makan buka
puasa dan sahur bagi warga terdampak dilakukan. “Untuk mendukung
distribusi makanan siap saji, didirikan dapur umum
lapangan. Meskipun banjir telah surut, masyarakat diimbau untuk
tetap waspada. BMKG memperkirakan selama 3 hari ke depan (17-20 Juni
2016), curah hujan lebat berpotensi di wilayah Sumatera,” ingatnya.
Dijelaskannya, suhu muka laut yang masih menghangat di atas normal
perairan Indonesia barat menimbulkan masuknya aliran massa udara basah
dari Samudera Hindia di maritim
kontinen Indonesia. Belum lagi lemahnya aliran massa udara dingin
Autralia di
wilayah Indonesia. Sehingga diperkirakan memberikan kontribusi pada
peningkatan
curah hujan. Selain itu, dengan adanya daerah perlambatan, imbuh Sutopo
lagi, pertemuan dan
belokan angin di wilayah Sumatera dan Kalimantan mengakibatkan kondisi
atmosfer menjadi tidak stabil. Sehingga meningkatkan potensi petir dan
angin kencang.
“Dengan kondisi potensi hujan lebat tersebut maka
banjir, longsor dan puting beliung dapat berpotensi terjadi di beberapa
daerah Indonesia,” yakin Sutopo. (MS/DEKS)