Jelang Pemilu 2019, Syamsul Qodri Marpaung Ingatkan 4 Potensi Konflik di Kab Asahan

Bagikan Berita :

www.MartabeSumut.com, Medan

Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Sumatera Utara (DPRDSU) H Syamsul Qodri Marpaung, Lc, mengingatkan aparat kepolisian mewaspadai potensi konflik yang rentan terjadi di Kab Asahan pasca-Pemilu 17 April 2019. Legislator asal Dapil Sumut V Kab Asahan, Kota Tanjungbalai dan Kab Batubara ini menilai, setidaknya ada 4 potensi konflik yang terindikasi muncul ke permukaan. Diantaranya konflik antar-Parpol, konflik internal Parpol dengan Caleg, konflik disebabkan gerakan teroris di Kec Air Joman Kab Asahan hingga bencana alam. Ke-4 potensi tersebut dinilainya rawan mengganggu keamanan dan kelancaran Pemilu 2019.

Ditemui www.MartabeSumut.com di gedung Dewan Jalan Imam Bonjol Medan, Jumat siang (25/1/2019), Syamsul Qodri mengatakan, dari 4 kerawanan itu, aksi teroris dan bencana alam merupakan potensi yang sangat urgen diantisipasi. Beberapa waktu lalu, singkap politisi PKS itu, muncul informasi berkembang seputar gerakan kelompok tertentu yang mulai menyebarkan paham radikal secara tersembunyi di Kec Air Joman. Syamsul Qodri khawatir, bila aparat kepolisian tidak cepat menyikapi, maka bukan mustahil berpotensi mengganggu pelakaanaan Pemilu 2019. “Saya sempat berbincang lama dengan Pak Kapolres Asahan AKBP Faisal Napitupulu pada Rabu 16 Januari 2019. Beliau membenarkan 4 potensi konflik khususnya gerakan radikal. Harus diwaspadai sebab kita tak pernah tahu kapan teroris beraksi dan dimana sasaran mereka,” tegas Syamsul Qodri melalui saluran telepon.

Potensi Bencana Alam

Wakil Ketua Komisi E DPRDSU membidangi Kesra ini melanjutkan, bencana alam juga menjadi satu keniscayaan yang bisa terjadi sewaktu-waktu. Berkorelasi terhadap stabilitas serta kelancaran pengiriman logistik Pemilu ke berbagai wilayah. Dia mencontohkan, daerah Kec Sei Kepayang, Simpang Empat dan Setia Janji Kab Asahan tergolong rawan bencana. Air sungai disebutnya kerap meluap ke permukiman warga sehingga mengganggu aktivitas apapun. Begitu pula potensi bencana longsor di Kec Bandar Pulo dan Kec Bandar Pasir Mandoge. Artinya, terang Syamsul Qodri lagi, unsur penyelenggara Pemilu di Kab Asahan dan polisi selaku pengawal distribusi logistik bahkan penjaga keamanan saat hari “H” Pemilu, patut merumuskan langkah antisipatif atas keragaman situasi yang kemungkinan timbul. “Saya rasa potensi konflik gerakan teroris dan bencana alam yang urgen disikapi para pemangku kepentingan. Kalo soal konflik antar-Parpol dan konflik internal Parpol dengan Caleg, saya percaya bisa terkendali karena memiliki struktur yang jelas,” yakinnya.

Syamsul Qodri mengusulkan, unsur Linmas di TPS perlu pula dilatih maksimal agar dapat membantu keterbatasan personel Polres Asahan yang jumlahnya cuma sekira 800 orang. Menurut dia, Daftar pemilih Tetap (DPT) di Kab Asahan pada tahun 2014 sekira 600 ribu jiwa. Sedangkan jumlah warga Asahan diperkirakan mencapai 1 juta orang. “Pak Kapolres Asahan memberitahukan pada saya, TPS tergolong tidak rawan akan ditempatkan 1 polisi, TPS rawan 2 polisi dan TPS sangat rawan 3 polisi,” ungkapnya. Bagi Syamsul Qodri, DPRDSU mengapresiasi ketegasan Kapolres Asahan dalam menunaikan tugas pengamanan Pemilu 2019 terutama menumpas pelaku dan sindikat peredaran/penyalahgunaan Narkoba. “Semoga mampu mengembalikan kepercayaan masyarakat terhadap kinerja polisi. Kapolres juga meminta DPRDSU berkomunikasi dengan Kapolri terkait pembentukan polisi perairan di Kab Asahan. DPRDSU akan menemui Kapolri bersama Kapolres Asahan untuk menyampaikan hal tersebut. Sebab sekarang ini pintu masuk Narkoba marak dari jalur laut. Saya setuju dibentuk polisi perairan di Asahan,” tutup Bakal Calon Bupati Asahan periode 2021-2026 itu. (MS/BUD)

Bagikan Berita :

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here