Wowww…Telat Hampir 2 Jam, Natal DPRDSU Cuma Dihadiri 8 Legislator

Bagikan Berita :

www.MartabeSumut.com, Medan

Keluarga Besar Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Sumatera Utara (DPRDSU) menggelar perayaan Natal, Jumat malam (21/12/2018) di Convention Hall Hotel Danau Toba Jalan Imam Bonjol Medan. Namun sayang, kegiatan tidak disiplin sesuai jadwal undangan pukul 17.00 WIB. Sementara, dari 100 anggota DPRDSU atau 90-an yang aktif saat ini karena sebagian lagi tersandung hukum di KPK alias belum PAW, legislator yang hadir pun cuma 8 orang saja. Padahal, ada sekira 30-40 orang anggota DPRDSU yang beragama Nasrani.

Pengamatan www.MartabeSumut.com di lokasi, 8 legislator yang hadir diantaranya: Baskami Ginting, Jubel Tambunan, Samsul Sianturi, Wasner Sianturi, Aduhot Simamora, Sutrisno Pangaribuan, Poarada Nababan dan Ketua DPRDSU sendiri. Kendati pukul 18.19 WIB acara sudah dimulai dengan sambutan Ketua DPRDSU, toh kegiatan prosesi ibadah baru digelar pukul 18.45 WIB. Artinya, ada spare waktu telat 1 jam 45 menit. Tidak diketahui persis apa penyebab panitia mengulur-ulur waktu. Yang pasti, para undangan terlihat gelisah menunggu di kursi masing-masing. Ironisnya lagi, rangkaian ibadah tergolong cukup lama. Akibatnya, jadwal makan malam baru diperbolehkan panitia pukul 21.30 WIB. Pada pantauan lain, ibadah yang dilakukan juga tidak khusuk dan kurang hikmat. Sebab terlalu banyak acara umum yang terkesan tidak perlu namun dipaksakan masuk dalam tata ibadah. Sehingga menyita banyak waktu dan kurang menyentuh kesakralan ibadah yang sesungguhnya. Bahkan selepas makan malam atau pukul 22.00 WIB, sebagian acara umum semisal sambutan-sambutan dan lucky draw, terlihat sudah ditinggalkan para undangan karena waktu sudah larut.

Di lokasi acara, salah satu undangan, Wakil Bendahara DPD Partai Golkar Sumut, Horas Sitompul, SE, kepada www.MartabeSumut.com menyesalkan perayaan Natal DPRDSU yang tidak dikelola secara baik. Menurut dia, aneh sekali kehadiran anggota DPRDSU minim dalam kegiatan internal yang diduganya menelan biaya ratusan juta itu. “Saya saja sampai nyaris pergi makan malam diluar karena acara terlalu lama dan saya kelaparan. Masak kayak Sidang Paripurna yang selalu molor ? Jadwal ibadah Natal kenapa tidak disiplin ? Kalo 30 menit molor, masih bolehlah kita terima. Ini kenapa hampir 2 jam ? Kok panitia anggap remeh mengatur jadwal ya,” heran Horas tak habis fikir. Horas juga mengaku tidak memperoleh kekhusukan ibadah Natal lantaran banyak acara umum yang tidak perlu tapi justru dipadukan serampangan. Dia menyarankan, buruknya pengelolaan acara Natal DPRDSU tahun 2018 harus bisa jadi pengalaman dan pembelajaran berharga untuk perayaan Natal DPRDSU dimasa datang. “Janganlah bermain-main dengan disiplin. Akibatnya fatal bagi agenda ibadah, acara dan kondisi orang yang hadir,” sindirnya.

Jalin Hubungan Baik dengan Tuhanmu

Sebelumnya, acara Natal telah diisi Laporan Ketua Panitia Sutrisno Pangaribuan, liturgi dan renungan Natal oleh Ephorus GKPA Pdt Togar S Simatupang, MTh. Kegiatan mengambil Tema: Persaudaraan yang menghidupkan (1 Raja-raja 17:7-24) dan Sub Tema: Meneguhkan Persekutuan Masyarakat Sumatera Utara untuk Mewujudkan Keadilan Sosial dan Memperkokoh Kesatuan NKRI. Dalam kotbah Natal, Ephorus Pdt Togar S Simatupang, MTh, mengambil Nats Alkitabiah 1 Raja-raja 17:7-24 tentang persaudaraan yang menghidupkan. “Dasar dari persaudaraan itu adalah hubungan baik kita dengan Tuhan. Kalo hubungan kita tidak baik dengan Tuhan, maka berdampak dalam hubungan kita dengan keluarga dan sesama manusia,” ingatnya. Pendeta Togar memastikan, hubungan baik dengan Tuhan akan membuat hubungan yang baik pula antara sesama manusia. “Sebab ada hubungan yang tidak baik antara manusia dengan Tuhannya. Menimbulkan kematian, maut, penderitaan dan kesulitan hidup. Hanya karena kelahiran, kematian, kebangkitan dan anugerah Yesus saja semua akibat buruk tersebut dipulihkan,” yakinnya. Pendeta Togar mencontohkan, ketika seorang angota DPRDSU tidak punya hubungan baik dengan Tuhannya, tentu muncul rongrongan dari istri, anak, keluarga hingga lingkungan sekitar. Bagi Pdt Togar, isteri bisa saja menuntut uang berlebihan sehingga anggota Dewan selaku suami terjerumus dalam perbuatan korupsi. “Intinya, kita harus takut pada Tuhan. Menjalin hubungan baik dengan Tuhan menghadirkan damai sejahtera buat kita. Kalau tidak, niscaya hubungan kita dengan sesama manusia juga terjalin kurang baik,” tutup Pdt Togar. (MS/BUD)

Bagikan Berita :

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here