www.MartabeSumut.com, Medan
Ada yang lucu saat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Sumatera Utara (DPRDSU) menggelar Sidang Paripurna beragenda Pergantian Antar-Waktu (PAW) 2 legislator sisa masa jabatan 2014-2019 dan pengesahan 3 Rancangan Peraturan Daerah (Ranperda), Kamis siang (20/12/2018)) di gedung Dewan Jalan Imam Bonjol Medan. Bukan apa-apa, kalau sebelumnya Gubsu Edy Rahmayadi beberapa kali offside tatkala berinteraksi dengan wartawan, diikuti offside menerima demonstran di kantor Gubsu hingga offside menghadapi supporter di Stadion Teladan Medan, kini offside serupa dipertontonkannya kepada anggota DPRDSU. Pasalnya, saran positif anggota Dewan soal kinerja Direksi PT Bank Sumut, justru disikapi ofensif (siaga menyerang-Red) oleh Gubsu Edy Rahmayadi sehingga berujung perang mulut di ruang Paripurna DPRDSU.
Pengamatan www.MartabeSumut.com, Sidang Paripurna dimulai pukul 11.10 WIB. Dihadiri puluhan anggota Dewan dan pimpinan OPD/SKPD Sumut. Agenda pertama Paripurna meresmikan (PAW) politisi Partai Keadilan Persatuan Indonesia (PKPI) Royana T Marpaung, SE sebagai anggota DPRDSU menggantikan Dr Januari Siregar, SH, MHum yang pindah Parpol. Kemudian Abdul Manan Nasution, S.Sos mengganti Parlinsyah Harahap dari Partai Gerindra. Usai PAW 2 legislator, pukul 11.55 WIB dimulai agenda kedua Paripurna pengesahan 3 Ranperda. Diantaranya: penambahan penyertaan modal ke dalam PT Bank Sumut Rp. 283 Miliar, rencana zonasi wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil Provinsi Sumut tahun 2018-2038 serta perlindungan perempuan dan anak dari tindak kekerasan. Saat pembahasan berlangsung, anggota DPRDSU Sarma Hutajulu, SH, menyampaikan pemikiran di forum paripurna. Menurut dia, sejak 5 tahun terakhir Pemprovsu memberi dana penyertaan modal untuk PT Bank Sumut. Namun ternyata masih banyak yang perlu dibenahi dari perusahaan milik daerah Sumut tersebut. “Maka kita meminta Gubsu melakukan evaluasi menyeluruh terhadap Direksi bahkan Komisaris supaya PT Bank Sumut bisa jadi bank kebanggan rakyat Sumut,” harap Sarma. Selain itu, Sarma mengimbau Gubsu melakukan audit kinerja Direksi/Komisaris dan audit investasi. “Hal ini merupakan catatan Mendagri. Kami mohon Gubsu memberi perhatian serius,” ingat politisi PDIP itu. Kritik serupa dilontarkan anggota DPRDSU Zeira Salim Ritonga, SE. “Tolong Gubsu mencari tahu dimana uang rakyat Sumut Rp.147 Miliar yang katanya dipakai membeli surat hutang dari PT Sun Prima Nusantara Pembiayaan (SPNP). Padahal, perusahaan itu sudah dibekukan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sejak 14 Mei 2018. Diinvestasikan kemana uang rakyat dan kenapa belum kembali ke Bank Sumut ? Dimana posisi uang sekarang,” cecar politisi PKB ini. Sedangkan Siti Aminah br Perangin-angin, SE, MSP, mengajak Gubsu mengawasi dana penyertaan modal yang begitu besar untuk PT Bank Sumut. “Devidennya harus jelas masuk ke kas daerah. Sehingga bermanfaat bagi warga Sumut khususnya perusahaan kecil. Jangan seperti tahun-tahun sebelumnya,” sindir Siti. Dengan penambahan penyertaan modal Rp. 283 Miliar, imbuh Siti lagi, perlu ada kejelasan-kejelasan akan dibawa kemana rupiah demi rupiah milik warga Sumut. Politisi PDIP ini meyakini, kuat dugaan, uang rakyat yang banyak di Bank Sumut kerap dinikmati pengusaha besar dan bukan pengusaha kecil.
Perang Mulut
Masih pantauan www.MartabeSumut.com, sekira pukul 12.30 WIB giliran Gubsu Edy Rahmayadi memberi sambutan terkait pengesahan 3 Ranperda. Disinilah detik-detik perang mulut mulai terjadi akibat sikap offside Edy Rahmayadi. “Saya terima saran ibu itu tadi untuk evaluasi. Kita akan evaluasi kinerja Bank Sumut. Tapi kita lihat dulu nanti, dia (Direksi Bank Sumut) yang dievaluasi atau ibu (DPRDSU) tadi yang dievaluasi,” ucap Edy mengawali sambutannya, sembari menatap Sarma Hutajulu. Mendengar kalimat Gubsu tersebut, Sarma Hutajulu langsung naik pitam. “Interupsi pimpinan Dewan, tak ada evaluasi untuk DPRDSU. Yang evaluasi kami cuma rakyat ya,” cetus Sarma berapi-api. Gubsu balik membalas. Dari atas podium dia menyahuti reaksi Sarma. “Oo gitu, saya juga rakyat Sumut ya,” timpal Edy tak mau kalah. Sampai disitu suasana kembali adem. Gubsu pun melanjutkan sambutan hingga selesai. Nah, setelah tuntas bicara, Gubsu kembali ke tempat duduk. Tiba-tiba Ketua F-PDIP DPRDSU Drs Baskami Ginting melontarkan interupsi. “Pimpinan Dewan, saya keberatan atas sikap Pak Gubsu yang menyatakan mengevaluasi DPRDSU. Kami keberatan,” seru Baskami dengan nada tinggi. Interupsi Baskami disambut lagi oleh Sarma Hutajulu. Sebagai pribadi dan pimpinan Fraksi DPRDSU, Sarma menyatakan keberatan dengan ucapan Gubsu. “Kalo Gubsu keberatan dengan masukan Dewan, silahkan saja. Tapi kami punya hak yang dilindungi konstitusi. Ini catatan buruk. Saya keberatan dan saya minta kalimat itu dicabut,” jerit Sarma. Suasana dalam ruang paripurna mulai gaduh akibat perang mulut dan interupsi susulan beberapa anggota Dewan.
Gubsu Melunak
Merasa diri dicecar, selang beberapa detik kemudian, Gubsu Edy Rahmayadi angkat suara dari tempat duduknya. “Apa Gubsu tak boleh ngomong pimpinan ? Saya tak tahu kalo ibu ini PDIP. Saya juga warga negara Sumut. Kalo ibu keberatan atas kalimat saya tadi, saya minta maaf,” jawab Gubsu melunak. Baskami Ginting kembali interupsi. Tapi tiba-tiba anggota DPRDSU FP-Demokrat Muhri Fauzi Hafiz menerobos bicara. Dia meminta rapat Paripurna diteruskan sebab Edy Rahmayadi sudah meminta maaf. Mendengar kalimat Muhri Fauzi, emosi Baskami Ginting memuncak. Dia bangkit dari tempat duduk dan mengarahkan telunjuk kepada Muhri Fauzi Hafiz. “Ini urusan fraksi kami dengan gubernur, kau jangan ikut campur. Saya punya hak bicara, hak saya bicara,” teriak Baskami. Anggota DPRDSU F-PDIP lain juga ikut menyerang Muhri Fauzi. “Penjilat kau, nampak kali kau penjilat,” teriak Siti Aminah Perangin-angin kepada Muhri. Disela-sela keributan tersebut, Pimpinan Paripurna akhirnya memberi izin berbicara untuk Baskami Ginting. “Saya punya hak bicara di sini, tolong kita pahami. Secara pribadi kami berterimakasih karena Gubsu sudah meminta maaf. Inilah yang mau saya sampaikan,” terang Baskami. Kalimat Baskami yang tidak diduga itu langsung membuat suasana panas jadi mereda. Dua menit berikutnya, atau tepat pukul 13.05 WIB, Gubsu Edy Rahmayadi buru-buru meninggalkan ruang Paripurna DPRDSU. Kendati sempat melepas senyum kecil, toh rona wajah Gubsu tetap saja terlihat gusar, kaku dan dingin tatkala melintasi meja Sarma Hutajulu dan Baskami Ginting. Sambil berjalan cepat keluar ruangan, Edy Rahmayadi menyalam Sarma dan Baskami dalam hitungan detik. (MS/BUD)