Longsor Meluas di Sukabumi, 332 Rumah Rusak

Bagikan Berita :

www.MartabeSumut.com, Sukabumi


Longsor yang terjadi di Desa Cimenteng dan Desa Nagrakjaya Kecamatan Curugkembar Kabupaten Sukabumi Provinsi Jawa Barat sejak Selasa (19/7/2016) terus berlangsung hingga kini. Longsor menyebabkan tebing ambruk, tanah retak dan ratusan bangunan rusak. Warga pun terpaksa mengungsi. Tipe longsoran yang merayap terus terjadi. Apalagi ditambah curah hujan yang masih turun sehingga longsor mengancam jiwa masyarakat.

Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho, kepada www.MartabeSumut.com, Rabu (17/8/2016), menjelaskan, jumlah keseluruhan bangunan yang terdampak longsor sebanyak 429 bangunan. Yaitu 174 unit rumah rusak berat, 102 rumah rusak sedang, 56 rumah rusak ringan dan 97 unit rumah terancam. Selain itu bangunan fasilitas umum dan sawah mengalami kerusakan yang meliputi 4 gedung majelis taklim rusak, 4 mushola rusak, 1 bangunan pesantren rusak, 1 bangunan SD rusak berat, 1 bangunan kantor desa rusak berat, 1 Puskesmas pembantu rusak berat, 1 bangunan Posyandu rusak berat dan 10 Hektare sawah rusak dan gagal panen.

Sementara itu, sebanyak 386 KK atau 1.139 jiwa disebut Sutopo terdampak langsung longsor. “Jumlah pengungsi tidak tetap. Tergantung pada cuaca. Saat hujan atau malam, pengungsi mencapai 300-350 jiwa. Namun saat cuaca terang hanya berkisar 100-150 jiwa. Pengungsi ditempatkan di Pos I Kampung Babakan Desa Nagrakjaya. Terdapat sekira 300 jiwa pengungsi pada malam hari dan di Pos II Kampung Bojong Sawah terdapat sekitar 10 jiwa pengungsi. Pada siang hari banyak pengungsi laki-laki dewasa yang bekerja di kebunnya,” ungkap Sutopo.

Bupati Masih Tetapkan Tanggap Darurat


Sutopo melanjutkan, hingga saat ini Bupati Sukabumi masih menetapkan masa tanggap darurat. BPBD Kab. Sukabumi bersama Muspika, TNI/Polri dan relawan serta masyarakat setempat melakukan evakuasi korban ke tempat yang aman. BNPB terus mendampingi BPBD setempat penanganan darurat. BNPB telah memberikan dana siap pakai Rp 250 juta untuk operasional keposkoan sebagai bantuan tahap pertama. BPBD juga telah mengajukan permintaan bantuan termasuk pembangunan hunian sementara bagi pengungsi. Sedangkan Kementerian Sosial dipastikan Sutopo telah memberikan bantuan logistik, sanitasi/air bersih dibangun Dinas PU hingga pelayanan kesehatan para pengungsi dari Dinas Kesehatan. “Posko tanggap darurat, pos kesehatan dan pemasangan rambu-rambu peringatan bencana dan jalur evakuasi sudah didirikan. Relawan dari berbagai pihak seperti PMI, Pramuka Peduli, Tagana dan Rumah Zakat ikut memberikan bantuan,” akunya.


Pada sisi lain, Sutopo menegaskan pula bahwa tanah longsor yang berlangsung saat ini lebih besar dan terus meluas dibanding longsor tahun 2012 lalu yang terjadi pada 2 desa yaitu Desa Cimenteng dan Bojong Tugu Kecamatan Curugkembar Kabupaten Sukabumi. Sebab lokasi longsor sekarang merupakan daerah zona merah rawan tinggi bencana longsor. Tipe longsoran merayap dan besar kemungkinan timbul ketidakpastian sampai kapan longsor besar akan terjadi. Bagi Sutopo, kondisi ini menyebabkan sebagian masyarakat masih menempati rumah meski sudah rusak parah. Dampak dari longsor dinilai Sutopo merusak bangunan rumah warga. Ada yang retak-retak hingga terbelah. “Wilayah di sini memang tidak layak untuk permukiman. Oleh karena itu solusi ke depan adalah relokasi bagi masyarakat yang rumahnya roboh atau rusak berat. Tapi relokasi tidak mudah dilakukan karena terkait ketersediaan lahan, mata pencaharian masyarakat serta faktor sosial ekonomi masyarakat,” tutup Sutopo. (MS/DEKS)

Bagikan Berita :

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here