Legowo Belum Lolos Pileg 2019, Sujian Kembali ke Kebun & Ingatkan yang Kalah Jangan Bikin Masalah

Bagikan Berita :

www.MartabeSumut.com, Medan

Kendati hasil Pilpres dan Pileg 17 April 2019 baru diumumkan secara resmi oleh KPU pada Rabu 22 Mei 2019, toh incumbent anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Sumatera Utara (DPRDSU), Sujian, bisa legowo dengan perhitungan KPU Sumut yang sudah dilakukan di Medan beberapa hari lalu. Caleg Partai Hanura itu menerima rekapitulasi KPU yang menempatkan dirinya meraih sekira 10.000 suara dari Dapil Sumut VI Kab Labuhan Batu, Kab Labusel dan Kab Labura. Bila masa bakti anggota DPRDSU periode 2014-2019 berakhir September depan, Sujian menyatakan kembali ke usaha perkebunan kelapa sawit yang dimiliki di wilayah Kab Labuhan Batu. Namun anggota Komisi C DPRDSU ini mengingatkan isu panas yang sedang melanda Indonesia yaitu maraknya aktivitas hoax (kabar bohong), ujaran kebencian (hate speech) serta potensi makar pasca-Pemilu 17 April 2019 hingga menjelang pengumuman resmi real count KPU pada 22 Mei 2019.

Dihubungi www.MartabeSumut.com, Sabtu siang (18/5/2019), Sujian terlihat sumringah. Wajahnya bersemangat dan tegar menerima perhitungan suara yang menempatkan dia urutan ke-2 setelah koleganya Edi Susanto Ritonga yang meraup sekira 24 ribuan suara. Menurut Sujian, pesta demokrasi telah usai dan kebesaran jiwa peserta Pilpres/Pileg akan terlihat dari kesiapan menerima kekalahan bahkan kemenangan sekalipun. “Kursi Hanura untuk DPRDSU dapat 1 dari Dapil Sumut VI. Saya urutan ke-2. Saya terima kekalahan dan kembali mengelola lahan perkebunan sawit di Labuhan Batu,” ucap Sujian mantap, melalui saluran vidio call WhatsApp. Sembari mengingatkan aktivitas incumbent DPRDSU yang tidak duduk lagi merupakan hal biasa saja, Ketua Ikatan Tionghoa Indonesia (INTI) Kab Labuhan Batu itu pun menempatkan isu paling penting diperhatikan sekarang adalah 2 fakta empiris kekinian Indonesia yang jadi perhatian dunia. Sujian mengungkapkan, fakta ke-1 terkait kesukses Indonesia menggelar Pemilu paling rumit se-dunia lantaran melibatkan 192 juta pemilih serta mempersiapkan 800 ribuan Tempat Pemungutan Suara (TPS). Dari kesuksesan Indonesia yang dinilai negara dunia tersebut, lanjut Sujian, muncul pula realitas miris atas potensi konflik vertikal dan horizontal di Indonesia akibat imbas Pemilu. “Saya rasa itulah 2 isunya. Bukan saja di negara kita tapi dunia ikut memantau. Ke-2 isu ini tidak main-main karena menyangkut keutuhan NKRI. Negara kita sedang digoyang perilaku-perilaku orang tak bertanggungjawab. Misalnya: sengaja membuat gaduh, menyebar hoax, menebar kebencian, memakai politik identitas, gerakan organisasi radikal, memecah belah serta potensi tindakan makar. Berbahaya sekali, saya mendukung sikap tegas aparat dan pemerintah. Bahkan teroris sudah tercium akan memanfaatkan keadaan,” terang Ketua Perbakin Kab Labuhan Batu ini.

Hormati KPU & Bawaslu

Ketua Yayasan Amal Budi Agung Kab Labuhan Batu itu memastikan, KPU dan Bawaslu adalah penyelenggara Pemilu yang sah sesuai UU. Artinya, apapun keputusan ke-2 lembaga itu kelak, maka para kontestan Pemilu patut menghormatinya. Namun bila ada pihak kurang puas atau memiliki bukti-bukti kecurangan, Sujian menyarankan menempuh jalur hukum dan melakukan gugatan secara konstitusional. Bukan malah menebar hujatan, hoax, membangun kebencian ditengah-tengah rakyat, memfitnah, menghasut, menghina bangsa sendiri, mengancam aksi people power apalagi mencoba-coba berbuat makar. Kepada masyarakat luas, Pembina Perguruan Panglima Polem tersebut mengimbau jangan ikut-ikutan terprovokasi dan tidak mudah terpancing ajakan melakukan perbuatan melanggar hukum. Sujian berharap, lebih baik masyarakat berdiam diri dan tidak larut pada ruang konflik langsung termasuk di media sosial. “Saya ucapkan selamat buat Presiden dan anggota DPR/DPRD yang terplih nanti. Semoga mereka bekerja lebih baik. Yang kalah atau belum terpilih sabar aja, jangan bikin gaduh dan masalah dong. Tetap semangat dan menunjukkan mental kesatria,” tutup Bendahara PPM Sumut ini, seraya menambahkan, saat Pemilu masyarakat lebih banyak apatis menunggu dan tidak memilih berdasarkan ketokohan seseorang. (MS/BUD)

Bagikan Berita :

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here