Iskandar Batubara Nilai Manajemen Parpol Gagal Saat Pileg 2019

Bagikan Berita :

www.MartabeSumut.com, Medan

Banyaknya Calon Legislatif (Caleg) petahana/incumbent Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Sumatera Utara (DPRDSU) 2014-2019 yang diperkirakan “lambai” melanjutkan tugas periode 2019-2024 tidak terlepas dari minusnya peran Partai Politik (Parpol). Manajemen Parpol gagal menguatkan incumbent di Daerah Pemilihan (Dapil) masing-masing sehingga Caleg petahana kerap bekerja sendiri. Pada sisi lain, Parpol juga gagal meloloskan Caleg wajah baru disebabkan manajemen asal main comot.

Penilaian tersebut disampaikan Ketua Komisi C DPRDSU HM Iskandar Sakty Batubara, SE, MSP, kepada www.MartabeSumut.com, pekan lalu. Ditemui di gedung Dewan Jalan Imam Bonjol Medan, Iskandar pun mengapresiasi semangat Caleg incumbent DPRDSU yang telah berjuang namun sejauh ini suara masuk belum terlalu memuaskan. Sembari menyatakan tidak bermaksud melemahkan atau memojokkan Caleg incumbent atau Parpol manapun, politisi PAN itu blak-blakan mengakui kelemahan Parpol dalam mengusung Caleg petahana bahkan Caleg pendatang baru. “Saya rasa berlaku umum untuk hampir semua Parpol. Pemilu 17 April 2019 masih minus Caleg dan banyak Caleg yang dipaksakan. Caleg incumbent dibiarkan bekerja sendiri, sedangkan Caleg wajah baru main comot-comot aja sesuai kedekatan, kolusi, nepotisme atau pelengkap penderita memasukkan berkas ke KPU,” terang Iskandar.

Manajemen Parpol Modern

Politisi yang tidak ikut men-Caleg saat Pemilu 2019 itu meyakini, manajemen Parpol yang tidak gagal tentu saja menerapkan sistem modern dan profesional khususnya mencetak kader. Pola rekrutmen dan sistem pendidikan kader yang baik di Parpol disebutnya patut mengedepankan asas transparansi, keadilan serta loyalitas. Tujuannya agar ada seleksi berjenjang dan tidak ada Celeg dadakan muncul tiba-tiba ke atas menyingkirkan wajah lama yang sudah merawat konstituen di Dapilnya kurun bertahun-tahun. Iskandar beralasan, tidak jamannya lagi Parpol bersikap otoriter apalagi feodalis. Sebab sekecil apapun pola menajemen buruk suatu organisasi Parpol, tetap saja berkorelasi terhadap sepak terjang kader partai di tengah-tengah masyarakat terutama saat menghadirkan pendidikan politik cerdas kepada publik. “Saya ikut bersimpati buat Caleg petahana DPRDSU yang belum berhasil. Tetap semangat ya. Buat 25 persen incumbent DPRDSU yang melenggang kembali ke gedung Imam Bonjol No 5 Medan, saya ucapkan selamat. Berilah pendidikan politik sehat terhadap masyarakat Sumut. Tunjukkanlah dedikasi berpihak pada rakyat dan pembangunan Sumut 5 tahun kedepan. Wujudkan tupoksi pengawasan, pembuatan regulasi dan penyusunan anggaran secara maksimal,” imbaunya.

Parpol Merefleksi Diri

Bagi wakil rakyat asal Dapil Sumut VII Kab Tapsel, Kota Padang Sidempuan, Kab Madina, Kab Palas dan Kab Paluta ini, 25 persen Caleg petahana DPRDSU yang diperkirakan lolos harus menuntun 16 Parpol merefleksi diri dan institusi. Kedepan, Parpol dimintanya lebih bersikap mumpuni dan membawa energi tambahan terhadap setiap Caleg incumbent. Sementara sikap jeli patut pula diterapkan Parpol dalam menyeleksi Caleg pendatang baru. “Lihat dong bibit, bebet dan bobot mereka. Jangan sebatas kolusi, nepotisme, ajang try and error dan aji mumpung belaka,” sindirnya. Iskandar mencontohkan, untuk DPRD Kota Medan dan DPRDSU saja Caleg PAN yang mendaftar sangat berlebih. Bahkan di Dapil Sumut VII Tapsel mendaftar 15 orang nanun kebutuhan cuma 10 termasuk kuota 3 perempuan. “Jadi 5 tidak ikut alias out. Makanya, Parpol yang masih main comot-comot, otoriter dan memaksakan kehendak itu kita sebut manajemen administrasi gagal,” tutup Iskandar. (MS/BUD)

Bagikan Berita :

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here