www.MartabeSumut.com, Medan
Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Sumatera Utara (DPRDSU) Rony Reynaldo Situmorang, SH (FP-Demokrat), Drs Anhar A Monel, MAP (FP-NasDem) dan Sutrisno Pangaribuan, ST (F-PDIP) mengapresiasi kinerja polisi yang berhasil mengungkap 8 pelaku penembakan warga Medan Indra Gunawan alias Kuna pada Minggu (22/1/2016). Namun tewasnya 2 tersangka (Tsk) menimbulkan pertanyaan besar kalangan legislator.
Dikonfirmasi www.MartabeSumut.com di gedung Dewan Jalan Imam Bonjol Medan, disela-sela Paripurna Pengambilan Keputusan R-APBD Sumut 2017, Senin siang (23/1/2017), Rony Situmorang memastikan, selang 5 hari setelah aksi koboy orang tak dikenal menembak mati warga Jalan Pulo Brayan Medan Indra Gunawan (43), Rabu (18/1/2017) di Jalan Ahmad Yani Kel Kesawan Medan, kini polisi memberi jawaban kepada masyarakat Sumut melalui kinerja pengungkapan kasus. “Saya apresiasi polisi khususnya Kapolda Sumut dan Kapolrestabes Medan. Tapi ingat, aksi premanisme dan koboy jalanan bereskan juga dong. Jangan biarkan benih-benih pembunuh bayaran muncul,” tegas anggota Komisi A DPRDSU itu, seraya menyesalkan penembakan 2 pelaku sebab banyak informasi yang kemungkinan hilang. Hal senada disampaikan Anhar A Monel. Bagi Ketua FP-Nasdem DPRDSU ini, kinerja polisi pantas diacungi jempol menuntaskan kasus. “Tapi kenapa motifnya belum jelas dan apa ada yang ditutupi sehingga 2 pelaku ditembak,” ujarnya bertanya. Anhar Monel meyakini, kejahatan akan terus ada di muka bumi walau kelak akan memakai cara berbeda. Makanya, lanjut dia lagi, polisi jangan berpuas diri tapi terus meningkatkan kinerja memberi rasa aman/nyaman rakyat. “Semoga timbul efek jera. Kalo ada pihak-pihak yang berniat jahat, sebaiknya berfikir ulang,” terang Anhar Monel.
Sedangkan Sutrisno Pangaribuan menyatakan keheranan mendalam atas penembakan 2 Tsk pembunuhan Kuna. Menurut Sutrisno, jangan sampai polisi seolah-olah punya legitimasi membalas kejahatan dengan alasan memberi shock terapy kepada pelaku kriminal, pesanan pihak tertentu atau menutup-nutupi sesuatu yang tidak beres. “Kenapa ditembak ? Kan banyak informasi yang bisa digali? Atau, apa ada oknum yang terlibat secara internal,” sindir Sutrisno, sembari meminta polisi membereskan persoalan klasik seputar peredaran gelap senjata api yang semenjak dini marak terdengar. (MS/BUD)