MartabeSumut, Medan
Beberapa warga Kota Medan mengeluhkan layanan internet yang diselenggarakan provider smartfren. Provider jaringan layanan internet itu dianggap sekadar nama besar dan merugikan pelanggan yang terikat paket bulanan. Selain cuma nama besar, smartfren juga dituding membodohi pelanggan.
Kepada MartabeSumut Kamis siang (14/2/2013), Togi Batubara (45), mengatakan, nama smartfren yang bermakna ‘teman cerdas’, ternyata cuma sebatas slogan bombastis untuk membodohi publik karena realita jaringannya terbukti tidak smart melainkan lelet, lambat dan kerap putus dalam waktu berkepanjangan. Buktinya, kata dia, kalau selama ini smartfren memang sering berulah, hal yang paling menyakitkan terjadi pada Rabu malam (13/2/2013). “Coba abang bayangkan, sejak jam 7 malam sampai pukul 2 dini hari tetap bermasalah. Saya punya tugas kerja yang jadi terganggu. Padahal saya sudah coba menunggu sampai dinihari. Tapi tetap saja bermasalah,” keluh Togi.
Karyawan swasta yang tinggal di Jalan Bakti Medan itu menambahkan, sejak memakai jasa layanan internet smartfren 1 tahun lalu, aktivitias dunia internet diyakini menjadi rutinitas penting dalam keseharian. Perkenalan dan ketertarikan memakai smartfren pun diakuinya muncul tatkala mendengar serta melihat iklan bombastis smartfren di berbagai media elektronik TV/radio. “Sakit hati bah memakai smartfren ini. Apalagi 2 bulan terakhir dan semalam. Lelet, lambat dan saya tidak bisa mengimput data sama sekali. Nama smartfren tidak sesuai dengan fakta. Provider smartfren sama sekali tidak smart. Para pecinta layanan internet patut mewaspadainya supaya jangan tertipu iklan bombastis smartfren,” cetus Togi dengan nada kesal.
Selain koneksi smartfren susah ditembus, timpal Togi, pada saat bisa tersambung setelah menunggu belasan menit, gravik jaringan yang terlihat sangat lambat dan kecil. Sehingga berdampak menunggu pada addressinternet yang sulit dimasuki. “Padahal cuma 1 situs perusahaan yang saya buka, tapi kenapa menunggu sangat lama. Bahkan bila ada yang berhasil dimasuki, hasilnya justru terlihat berantakan,” sesalnya. Menurut dia, fakta kekacauan jaringan layanan internet smartfren semakin memprihatinkan 2 bulan belakangan. Tak peduli pada waktu pagi, siang, sore, malam atau dini hari. Jaringan internet yang seharusnya lancar pada waktu-waktu tertentu karena sepi pemakai, dinilai Togi tidak berlaku bagi smartfren. “Saya selalu mencoba menyabarkan diri dan mencari waktu tepat semisal dini hari untuk online. Tapi kekacauan jaringan internet smartfren tetap saja menyakitkan hati. Lelet, lambat, putus-putus dan tidak tersambung sama sekali,” herannya.
Tak Ada Penerima Keluhan
Celakanya lagi, kata Togi lebih jauh, kekesalan dirinya semakin memuncak manakala kesiapan smartfren menerima keluhan/complain pelanggan (customer service) ternyata tidak jelas. Dia mengungkapkan, kesabarannya habis pada Rabu malam (13/2/2013) dan Kamis dini hari (14/2/2013) sehingga melakukan kontak telepon ke kantor smartfren di Jalan Monginsidi Medan. Tapi saat menelepon beberapa kali ke kantor smartfren, Togi menyatakan bahwa telepon tidak diangkat sama sekali. “Saya telepon berkali-kali dengan maksud komplain tapi tidak mereka angkat. Saya sangat dirugikan memakai smartfren. Saya bayar paket bulanan dan bukan gratis, tapi saya tidak menerima hak sebagai konsumen. Saya akan mengumpulkan beberapa teman pemakai smartfren untuk mengajukan gugatan class action dalam waktu dekat,” ungkapnya, sembari memutuskan akan mengganti provider dan meninggalkan smartfren.
Sebelumnya MartabeSumut pernah pula memberitakan kasus serupa terkait keluhan konsumen smartfren. Hasilnya tidak jauh berbeda. Saur Sihaloho, salah seorang warga Medan yang pernah memakai jasa internet smartfren, membeberkan, nama smartfren bukanlah nama yang didasari visi misi perusahaan untuk membuat smartfren benar-benar menjadi teman cerdas pelanggan dalam dunia internet. Melainkan disebutnya membodohi, membuat sakit hati dan merusak aktivitas pelanggan. “Kalau benar manajemen perusahaan smartfren itu cerdas, tentulah mereka tidak asal-asalan menjaga pelayanan jaringan smartfren. Saya meninggalkan smartfren 1 tahun lalu karena layanannya terbukti membodohi, membuat sakit hati dan merusak aktivitas,” aku Saur.
Berbekal nomor telepon smartfren yang diberikan Togi Batubara, pada Kamis siang (14/2/2013), MartabeSumutmencoba menghubungi kantor smartfren di Jalan Monginsidi Medan untuk kepentingan konfirmasi. Namun sayang sekali, telepon kantor smartfren bernomor 061-4571167 itu tidak ada yang mengangkat kendati berkali-kali dihubungi. Pada hari yang sama, MartabeSumut kembali mencoba menghubungi smartfren pusat di Jakarta dengan nomor 021-31922277 dan nomor 021-31922255. Lagi-lagi cuma nada panggil yang terdengar namun telepon tidak kunjung diangkat. Agak aneh memang, tapi benarkah provider smartfren sengaja tidak menyediakan layanan konsumen karena hal-hal tersembunyi? (MS/GOM)