www.MartabeSumut.com, Medan
Temuan 12 jenis vaksin palsu di sejumlah daerah Jabodetabek, Surabaya, Yogyakarta, Mataram, Palu, Subang, Pekanbaru, Bandung dan Denpasar membuat prihatin anggota Fraksi Partai NasDem Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Sumatera Utara (DPRDSU) HM Nezar Djoeli, ST. Nezar menduga, kasus vaksin palsu yang terindikasi mulus sejak 11 tahun silam melibatkan banyak oknum pemerintah yang menjadi aktor intelektual.
Oleh sebab itu,
Gubsu HT Erry Nuradi dimintanya memastikan apakah vaksin sudah beredar
di Sumut atau belum. Selanjutnya memberi warning (peringatan dini) 33
pemerintah kab/kota se-Sumut termasuk instansi BPOM dan Dinas Kesehatan.
“Kita duga aktor intelektualnya pecah kongsi. Mungkin mereka masih
aktif bertugas pada sarana pelayanan kesehatan publik, terutama dalam
memasok kemasan vaksin asli yang bekas dan mendistribusikan. Tersangka
pasangan suami istri (pasutri) Hidayat Taufiqurahman dan Rita Agustina
yang ditangkap Bareskrim Polri pada Rabu (22/6/2016) cuma pelaksana.
Pasti ada investor atau aktornya,” duga Nezar, tatkala dikonfirmasi www.MartabeSumut.com,
Kamis sore (30/6/2016) di gedung Dewan Jalan Imam Bonjol Medan..
Mengerikan, Dikonsumsi Generasi Penerus
Menurut
legislator asal daerah pemilihan (Dapil) Sumut I Kec Medan Amplas, Kec
Medan Kota, Medan Denai, Medan Area, Medan Perjuangan, Medan Tembung,
Medan Timur, Medan Deli, Medan Marelan, Medan Labuhan serta Medan
Belawan ini, apa yang dilakukan Hidayat dan Rita, warga Jalan Kumala 2
M29, RT 9, RW 5, Perumahan Kemang Pratama Regency, Bekasi Timur, Kota
Bekasi, Jawa Barat, itu sangat mengerikan lantaran vaksin palsu
dikonsumsi bayi alias generasi penerus bangsa. “Apa latar belakang
pelaku membuat vaksin-vaksin palsu ? Apa karena punya latar belakang
ilmu ? Hukum berat pelaku dan bongkar kasusnya supaya terungkap
siapa-siapa yang terlibat,” cetus anggota Komisi D DPRDSU membidangi
pembangunan tersebut, seraya menambahkan, peredaran vaksin palsu
merupakan bentuk kelemahan pengawasan BPOM, Dinas Kesehatan, bahkan
kelalaian Camat, Lurah hingga Kepling dalam mengawasi aktivitas
manusia/usaha ilegal.
Kepada Gubsu HT Erry Nuradi yang sadang merayakan ulang tahun pada Kamis 30 Juni 2016, Nezar mengimbau secepatnya menugaskan Kepala BPOM/Dinas Kesehatan Sumut dan BPOM/Dinas Kesehatan 33 kab/kota. “Ajak BPOM dan Dinas Kesehatan untuk memastikan apakah ada vaksin palsu yang diedarkan pasutri itu di Sumut ? Masyarakat juga harus teliti saat beli vaksin,” ingat Nezar. Bagi dia, penyalur obat sebaiknya menggunakan hati nurani. Sedangkan kontraktor/supplier obat-obatan dan sarana kesehatan/rumah sakit jangan jadi raja tidak peduli atau pura-pura tidak tahu. Sebab pembuatan vaksin terindikasi telah 11 tahun. “Kemana negara selama 11 tahun ? Bongkar siapa otak pelaku selain pasutri di Jakarta. Ada indikasi konspirasi yang pecah kongsi sehingga kasus terungkap,” yakin Nezar.
Daftar Vaksin yang Dipalsukan
Seperti
diketahui, 12 vaksin palsu yang beredar luas di publik saat ini
diantaranya: Vaksin Engerix B, Vaksin Ppediacel, Vaksin Eruvax B,
Vaksin Tripacel, Vaksin PPDRT23, Vaksin Penta-bio, Vaksin TT, Vaksin
Campak, Vaksin Hepatitis B, Vaksin Polio bOPV, Vaksin BCG dan Vaksin
Harvix. (MS/BUD)