Sebanyak 25 orang warga yang terhimpun dalam Kelompok Tani Torang Jaya Mandiri (KTTJM) Desa Tobing Tinggi, Kec Aek Nabara Barumun, Kab Padang Lawas mendatangi gedung DPRDSU, Rabu (6/6) pukul 10.50 WIB. Kehadiran mereka ke Medan bertujuan meminta anggota DPRDSU dan Pemprovsu membantu persoalan petani KTTJM terkait penyerobotan lahan yang disebut-sebut dilakukan PT Sumatera Riang Lestari (SRL) dan PT Sumatera Silva Lestari (SSL). Pantauan MartabeSumut di lokasi, massa yang datang membawa spanduk dan bendera langsung berorasi di depan pagar gedung Dewan. “PT SRL dan PT SSL telah menyerobot lahan petani, merusak tanaman warga, mengintimidasi petani yang mengusahakan lahan serta menangkap anggota KTTJM Sinur Situmorang pada tanggal 27 Mei 2012. Kami minta bantua anggota Dewan dan Pemprovsu,” cetus Sugianto, salah satu pengunjukrasa.
Menurut dia, pihaknya akan tetap bertahan di gedung DPRDSU bila penyerobotan lahan petani yang dilakukan PT SSL dan PT SRL tetap dibiarkan. “Kami semua yang 25 orang sudah sejak 3 hari lalu datang ke Medan. Kami siap menerima risiko apapun di sini. Kami akan berkemah di depan rumah rakyat ini dan sebanyak 11 orang sudah siap mogok makan,” seru Sugianto. Selang 15 menit berorasi, anggota Komisi B DPRDSU M Faisal, SE, dan Humas DPRDSU Rospita Pandiangan menemui pengunjukrasa. Di hadapan pengunjukrasa, Faisal meminta massa untuk tidak berkemah apalagi melakukan aksi mogok makan. “Saya akan meneruskan masalah ini kepada Komisi A bidang hukum/pemerintahan dan kepada Ketua DPRDSU. Artinya, sebelum saya bicara kepada lembaga terkait di DPRDSU, saya tidak bisa menjamin tidak akan ada penyerobotan lahan lagi atau pembebasan warga yang ditahan polisi,” ujar politisi, yang juga menjabat Sekretaris AMPI Sumut tersebut.
Masih berdasarkan pantauan MartabeSumut, setelah mendengar penjelasan Faisal, massa yang tidak puas langsung mendirikan tenda berwarna biru di depan pagar gedung DPRDSU. Sebanyak 7 laki-laki dan 4 perempuan terlihat duduk diam di bawah tenda dengan kondisi mulut dilakban. Satu spanduk besar menyatakan aksi mogok makan pun dibentangkan pengunjukrasa. Koordinator aksi, T Simatupang, yang dijumpai MartabeSumut, mengatakan, ke-11 warga Padanglawas yang duduk ditenda dengan mulut dilakban adalah orangorang yang secara sukarela menyiapkan diri untuk aksi mogok makan. “Ya, mereka akan mogok makan dan 14 orang lagi siap menggantikan bila terjadi sesuatu. Kami datang ke Medan sudah siap risiko apapun sebelum ada kepastian jaminan keamanan dari DPRDSU,” kata Simatupang. Dia menambahkan, selain menuntut penghentian penyerobotan lahan dan pembebasan rekannya Sinur Situmorang yang ditahan di Polres Tapsel tanpa alasan jelas, pihaknya juga menyerukan pencopotan Kapolres Tapsel yang memihak kaum kapitalis, pencopotan Kapolsek Barumun Tengah, penghentian kriminalisasi terhadap petani, pengusiran PT SSL/PT SRL dari Tapsel serta pengusutan Pamswakarsa yang membenturkan masyarakat dengan petani. Hingga berita ini diturunkan, aksi melakban mulut dan mogok makan masih dilakukan.