www.MartabeSumut.com, Medan
Sedikitnya ada 35
korban tewas, 25 hilang dan 14 luka-luka akibat musibah banjir serta
longsor di 16 kab/kota Provinsi Jawa Tengah sejak Sabtu (18/6/2016).
Pencarian
korban hilang, evakuasi dan penanganan darurat banjir/longsor masih
terus dilakukan walau saat ini sebagian besar
banjir telah surut.
Sedangkan pencarian korban tertimbun longsor dilakukan serempak di beberapa titik longsor. “Hingga Minggu (19/6/2016) pukul 17.30 WIB, jumlah korban akibat banjir dan longsor di Jawa Tengah adalah 35 orang tewas, 25 orang hilang, 14 orang luka-luka, ratusan rumah rusak dan kerugian ekonomi mencapai miliaran rupiah,” terang Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho, melalui keterangan Pers kepada www.MartabeSumut.com, Minggu sore (19/6/2016). Dari jumlah keseluruhan korban jiwa, kata Sutopo, terdapat di Kabupaten Purworejo 19 tewas, 25 orang hilang dan 11 luka-luka. Kemudian di Banjarnegara 6 tewas dan 3 luka-luka. Sementara di Kebumen 7 tewas, Sukoharjo 1 tewas, Rembang 1 tewas dan Banyumas 1 tewas. “Sebagian besar korban meninggal dan hilang akibat longsor yaitu dari 35 tewas adalah 31 meninggal akibat longsor dan 4 tewas akibat hanyut banjir,” ujarnya.
Daerah Paling Parah
Sutopo menyebut, daerah paling parah mengalami longsor adalah Kabupaten Purworejo. Longsor memakan korban jiwa pada 5 lokasi. Di Desa Karangrejo Kecamatan Loano terdapat 9 tewas, 6 hilang dan 1 luka-luka. Sedangkan akibat banjir 4 tewas, 2 hilang dan 7 luka-luka. Di Desa Pacekelan Kecamatan Purworejo terdapat 1 tewas dan 1 luka-luka. Di Desa Jelog Kecamatan Kaligesing ada 2 oang hilang, di Desa Sidomulyo Kecamatan Purworejo ada 1 tewas dan 4 hilang serta di Desa Donorati Kecamatan Purworejo terdapat 4 tewas, 11 hilang dan 2 luka-luka. “Pencarian korban hilang terus dilakukan tim SAR gabungan. Aksesibilitas menuju lokasi longsor cukup sulit dijangkau. Khususnya jalan menuju Desa Dorowati kondisinya rusak dan terdampak longsor sehingga alat berat tidak dapat digunakan untuk mencari korban tertimbun longsor,” terangnya.
Dia menambahkan, upaya pencarian yang dilakukan menggunakan alat manual. Ratusan personel SAR gabungan memakai 5 alat berat untuk mencari korban di Purworejo. “Kepala BNPB Willem Rampangilei dalam perjalanan menuju Purworejo. Kepala BNPB telah berkoordinasi dengan Gubernur Jawa Tengah untuk penanganan darurat banjir dan longsor,” akunya. Menyinggung logistik dan peralatan di gudang BPBD, Sutopo menyatakan telah dikerahkan membantu masyarakat terdampak bencana. Tim Reaksi Cepat BNPB berada di lokasi mendampingi BPBD dalam penanganan darurat. “BNPB mengerahkan pesawat tanpa awak untuk melakukan kajian cepat dampak bencana. BPBD Kabupaten Magelang, Temanggung dan Wonosobo membantu penanganan darurat di Purworejo. Masyarakat kita imbau selalu waspada. Hujan lebat diperkirakan masih berpotensi,” ingatnya. (MS/DEKS)