www.MartabeSumut.com, Kisaran
Syafaruddin
Fuadillah Siregar (27) merupakan salah satu Caleg muda yang ikut
berkompetisi dalam Pemilu Legislatif (Pileg) 17 April 2019. targetnya
meraih 1 (satu) kursi di DPRD Kab Asahan. Menariknya, Fuad nekad maju
hnya bermodal semangan
dan tekad mengharamkan politik uang.
Pada saat awak media www.MartabeSumut.com menyambanginya di kediaman Jalan Ikan Nila Kelurahan Sidomukti
Kecamatan Kota Kisaran Barat Kabupaten Asahan, Selasa siang (16/4/2019),
Syafaruddin menyampaikan beberapa faktor yang membuat terjun ke dunia
politik. Pria kelahiran Kisaran 21 September 1990 itu diusung Partai
Demokrat untuk Daerah Pemilihan (Dapil) I Kecamatan Kisaran Barat dan
Kecamatan Kisaran Timur dengan nomor urut 4. Motivasi Syafaruddin jadi
Caleg dilatarbelakangi kondisi kawula muda (milenial) yang minim
memiliki ajang kreatifitas di Kabupaten Asahan. Selama ini, ungkap
Syafaruddin, banyak milenial tidak suka dengan politik. Namun ketika
terjun ke blantika politik, kalangan muda justru menunjukkan sikap
seolah-olah anti padahal sebenarnya butuh. “Kalau aku, singkatnya kenapa
maju sebagai Caleg, hanya karena panggilan hati. Di Asahan ini ada
jarak antara wakil rakyat (legislatif) dengan anak-anak muda. Sehingga
berdampak pada minimnya fasilitas terhadap pemuda. Wadah komunitas muda
sering tak difasilitasi akibat kurang mendapat respon. Ujungnya jadi
korban penyalahgunaan Narkoba,” kata pria yang biasa disapa Fuad.
Terjun ke Politik Ditentang Orangtua
Fuad
menjelaskan, sejak awal terjun ke dunia politik mendapat tantangan dari
orangtua. Hal itu didasari banyaknya elite politik yang tersangkut
hukum setelah duduk di DPR/DPRD. Apalagi kedua orangtuanya tidak pernah
terjun ke dunia politik. “Orangtua saya tak mendukung sama sekali.
Mereka anggap politik itu lingkaran setan. Makanya setelah diberi
pengertian akhirnya orangtua saya bisa memahami. Bahkan jaringan relasi
orangtua ikut dikerahkan untuk pencalonan saya,” ungkap alumni Fakultas
Syariah UIN Sumut itu. Maju sebagai Caleg membuat Fuad harus menyiapkan
sendiri segala kebutuhan untuk berkampanye. Mulai dari biaya politik dan
segala persiapan teknis. Jujur saja, timpal Fuad lagi, uang yang dimili
tidaklah banyak untuk persiapan kebutuhan Caleg. Kebutuhan dana diambil
dari tabungan hasil pekerjaan luar. “Kebetulan dulu saya sering aktif
di seni musik, berupa solo gitar dan bergabung di Kisaran Guitar Family
(KGF). Jadi dulu hampir tiap malam Sabtu selalu tampil di event-event.
Hasil dari situlah saya dipakai kampanye dan buat APK,” terang pria yang
juga menjabat fungsionaris DPC Partai Demokrat Asahan tersebut.
Optimis Bersaing
Meski
begitu, Fuad tetap optimis bisa bersaing dengan ratusan Caleg lain.
Melalui konsep cara kampanye dihadapan konstituen, Fuad memilih
berkampanye door to door dan tidak segan mendatangi perkumpulan
kaum ibu. “Kalau saya sih, pergaulan dan penampilan sangat penting dalam
mendukung pen-Caleg-an. Terutama emak-emak. Kalau mereka lihat orang
rapi pasti memberi nilai tambah,” akunya. Sebagai Fuad menyebut, saat
Pileg 2019 partainya mengusung 30 persen Caleg berusia muda yang
tersebar pada 7 Dapil. “Di Asahan, Demokrat banyak melakukan pengkaderan
terhadap masyarakat usia muda. Caleg berusia muda juga bukan sebagai
pelengkap. Ada pula Caleg yang ditempatkan di nomor 1 bahkan nomor
bawah,” ungkapnya. Ketika ditanya hal apa saja dilakukan selama minggu
tenang, Fuad mengatakan lebih fokus beribadah dan mendekatkan diri
kepada Yang Maha Kuasa. Bagi dia, manusia boleh berencana tapi
sepenuhnya ketetapan Tuhan. Soal kalah atau menang, Fuad meyakininya
sebagai kehendak Yang Maha Kuasa. Menyinggung isu politik uang yang
kerap dilakukan para Caleg mendekati hari pencoblosan alias serangan
fajar, Fuad tegas menyatakan tidak sepakat. “Saya mengharamkan dan tidak
melakukan hal-hal tersebut. Terkadang itulah yang membuat mental anak
bangsa jadi rusak. Politik uang masih menjadi primadona sebagian Caleg
untuk mendulang suara. Namun saya pribadi berpegang teguh pada komitmen
menghindari segala bentuk politik yang dapat mencederai demokrasi
termasuk bagi-bagi uang atau sembako,” tegas Fuad. (MS/RENDI)