Kendati 1.763 Jiwa Meninggal, Warga Sulteng Mulai Bangkit Pasca-Bencana Gempa & Tsunami

Bagikan Berita :

www.MartabeSumut.com, Palu

Kendati hingga 7 Oktober 2018 pukul 13.00 WIB sudah ada 1.763 jiwa korban meninggal akibat gempa bermagnitudo 7.4 pada 28 September 2018 di Palu, Sigi serta Donggala Sulawesi Tengah (Sulteng), toh saat ini warga Sulteng mulai bangkit beraktivitas secara normal.

Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho kepada www.MartabeSumut.com, Minggu malam (7/10/2018). Menurut Sutopo, merujuk informasi Pos Komando Satuan Tugas Gabungan Terpadu, data sementara korban meninggal dunia per7 Oktober 2018 mencapai 1.763 orang. Jumlah korban meninggal tertinggi di Kota Palu sebanyak 1.519 jiwa, Donggala 159, Sigi 69, Parigi Moutong 15 dan Pasangkayu Sulawesi Barat 1 orang. Prioritas penanganan darurat disebutnya masih fokus pada evakuasi, pencarian, penyelamatan korban, penanganan medis, distribusi logistik makanan dan non makanan serta percepatan pemulihan infrastruktur seperti jalan, listrik, pelabuhan, bandara, telekomunikasi dan pasokan BBM.

Gubernur Sulteng Ajak Warga Bangkit

Sementara itu, Sutopo menegaskan pula pesan Gubernur Sulteng Longki Djanggola yang mengajak dan mendukung warga segera bangkit beraktivitas. Hal tersebut disampaikan Gubernur di hadapan para pelaku penanggulangan bencana gempa bumi dan tsunami, Sabtu (6/10/2018) di kantor Gubernur Sulteng Kota Palu. “Sejak 2 hari lalu kantor Gubernur telah beroperasi kembali,” kata Sutopo. Hal senada disampaikan Kepala Pusat Penerangan Kementerian Dalam Negeri Arief M. Eddie saat rapat koordinasi pada Sabtu (6/10/2018). Kementerian Dalam Negeri mengimbau Aparatur Sipil Negara (ASN) mulai normal beraktivitas pada Senin (8/10/2018). Dengan masuknya ASN ke kantor, masyarakat diharapkan dapat beraktivitas kembali seperti biasa. Beberapa hari pascagempa, terang Sutopo, warga sebenarnya sudah memulai aktivitas seperti membuka kios, warung makan, menjual air kelapa, hingga penginapan yang dihuni para pelaku penanganan darurat. Situasi ini telah didukung oleh pemulihan utilitas dasar seperti suplai air, listrik dan bahan bakar minyak yang hampir mencapai target pemulihan. Dari 36 unit yang ada di wilayah terdampak, lanjut Sutopo, Pertamina berhasil memulihkan 33 Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU). Namun untuk mengantisipasi antrean, Pertamina menjual BBM dengan kemasan 15 liter dan SPBU mini pada 50 titik. “Pertamina mengharapkan pemerintah daerah menyampaikan kepada masyarakat bahwa pasokan BBM aman untuk 14 hari ke depan. Sedangkan solar 23 hari. Pertamina selalu memonitor ketersediaan pasokan sehingga masyarakat dapat terlayani dengan baik,” ungkap Sutopo.

Menyinggung suplai listrik, Sutopo menyatakan sudah dapat dinikmati sebagian besar warga yang berada di wilayah terdampak. Gardu induk telah beroperasi sejak Sabtu (6/10/2018) sehingga wilayah Parigi Moutong dapat dialiri listrik. Dijelaskan Sutopo, PLN dengan dukungan 1.500 personel dari seluruh Indonesia berusaha memperbaiki seluruh jaringan listrik yang rusak. Secara pararel. Selain mengaliri listrik ke rumah warga, PLN juga melakukan prioritas untuk bangunan di dalam kota khususnya rumah sakit. “Tujuannya untuk menghidupkan perekonomian setempat,” tutup Sutopo. (MS/DEKS)

Bagikan Berita :

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here