Keluarga Tolak Autopsi, Ponidi Korban Bunuh Diri Langsung Dikebumikan

Bagikan Berita :

www.MartabeSumut.com, Asahan

Kapolres Asahan AKBP Faisal Napitupulu melalui Kapolsek Air Batu AKP Mahyudin Siregar, menjelaskan, keluarga korban bunuh diri (Ponidi) menolak dilakukannya autopsi terhadap korban mengingat kejadian tersebut murni bunuh diri. Atas kesepakatan bersama, kata Mahyudin, Rabu (23/1/2019) sekira pukul 16.00 WIB, selepas Ashar, korban pun langsung dikebumikan. “Sebelumnya disholatkan dihadapan para keluarga dan kerabat korban. Keluarga korban menolak dilakukan autopsi. Mereka meminta korban langsung dikebumikan. Kita juga menerima surat pernyataan dari keluarga,” tegas Mahyudin Siregar saat dikonfirmasi www.MartabeSumut.com, Kamis (24/1/2019).

Warga sekitar Sutrisno (26) mengaku mengenal sosok Ponidi yang kesehariannya sebagai nelayan dan kerja serabutan jika tidak sedang melaut. Sutrisno mengatakan, setahun belakangan ayah Ponidi memang sedang terbaring sakit. “Jadi gitu lah, Bang. Mendiang Ponidi sepengetahuanku orang yang berbakti kepada orangtuanya,” tegasnya. Menurut Sutrisno, Ponidi termasuk tulang punggung keluarga. Sebelumnya pernah menikah dan sekarang sudah cerai. Sedangkan 2 anaknya ikut dengan mantan istri. “Mungkin itu juga yang jadi sebab kenapa Ponidi nekad gantung diri. Padahal setahu-ku dia juga mau menikah lagi pada bulan Maret 2019,” terang Sutrisno. Sedangkan Kepala Desa Sei Alim Hasak, Muhammad Arifin, saat ditemui www.MartabeSumut.com pasca-kejadian, mengungkapkan, pria yang juga duda beranak 2 itu diduga stres karena kesulitan uang untuk menikahi salah seorang wanita asal Kota Tanjungbalai. “Saya rasa motifnya adalah himpitan ekonomi. Selain itu, informasi dari keluarga mendiang menyatakan, dalam waktu dekat berencana melangsungkan pernikahan. Keluarga mempelai pria harus menyediakan uang Rp. 20 juta untuk meminang sang gadis,” ungkap Arifin.

Seperti diketahui, warga Desa Sei Alim Hasak Kabupaten Asahan digegerkan penemuan sesosok lelaki separo baya yang bunuh diri dan tewas dengan posisi tergantung di bawah pohon coklat, Rabu siang (23/1/19). Adalah Ponidi (42), pria yang nekad mengakhiri hidupnya dengan cara tragis. Selidik punya selidik, ternyata Ponidi dalam waktu dekat akan melangsungkan pernikahan dengan seorang wanita asal Kota Tanjungbalai. Korban diduga stres karena tidak punya uang untuk biaya menikah. Termasuk melihat keadaan sang ayah yang tak kunjung sembuh dari penyakit komplikasi yang diderita sejak setahun lalu. (MS/RENDI)

Bagikan Berita :

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here