www.MartabeSumut.com, Belawan
Para nelayan di Medan Belawan, Labuhan dan Marelan terpaksa mengurungkan niat untuk pergi melaut. Pasalnya disebabkan gelombang ombak tinggi dan jarak pandang hanya 20 Meter ke depan. Apalagi ada kabut asap akibat kebakaran hutan di sejumlah daerah di Pulau Sumatera dan Kalimantan.
Baca juga: Silaturahmi ke Warga Nelayan dan Tinjau Rumah Baca Anak
Pantauan Jumat (20/9/2019) terlihat ratusan kapal ikan tertonggok di sejumlah tangkahan, terutama di Pelabuhan Perikanan Samudera Belawan (PPSB) Gabion, Belawan Lama dan Sungai Deli, Medan Marelan. Yusuf (45), warga Jalan Young Pana Hijau, Medan Marelan mengatakan, kondisi ombak yang relatif tinggi di atas dua meter sebenarnya, bisa diharungi nelayan, namun karena terbatasnya jarak pandang 20 meter akibat kabut asap, menimbulkan kekhawatiran bagi nelayan bila terjadi tabrakan antar kapal yang sedang berlayar. “Kalau masalah ombak, nelayan masih bisa menyiasati bila siang hari, namun kalau keterbatasan jarak pandang, itu yang dikhawatirkan nelayan karena takut terjadi tabrakan dengan sesama kapal ikan maupun kapal niaga atau tanker yang sedang berlayar,” ujar Yusuf. Syamsul Bahri Nasution, pedagang ikan yang setiap hari membeli ikan hasil tangkapan para nelayan di tangkahan Jalan Yong Panah Hijau Lingkungan 7 Kelurahan Labuhandeli, Medan Marelan membenarkan, jika sebagian besar nelayan tidak melaut karena tingginya gelombang ombak dan terhalang jarak pandang yang hanya 20 meter.
Baca juga: Reklamasi Rusak Alur Perlintasan Kapal, Ratusan Nelayan Demo PT Pelindo
“Kemarin, sejumlah nelayan yang sudah berangkat melaut kembali ke pangkalan, karena tingginya ombak dan jarak pandang hanya 20 meter,” ujar Syamsul. Kalau pun ada nelayan yang tetap pergi melaut, hanya melakukan penangkapan ikan di pinggir saja, untuk menghindari gelombang ombak dan jarak pandang dampak kebakaran hutan. Ketua Kesatuan Nelayan Tradisional Indonesia (KNTI) Kota Medan, Isa Albasir mengatakan hampir 90 persen nelayan tidak melaut saat ini, karena ombak relatif tinggi ditambah dampak asap dari kebakaran hutan yang menghalangi jarang pandang nelayan hanya 20 meter ke depan. “Saat ini ada 90 persen nelayan Kota Medan yang mengambarkan kapalnya, karena dan dampak tingginya ombak dan kabut asap,” ujar Isa Albasir. (MS/BIS)