ww.MartabeSumut.com, Meureudu
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Willem Rampangilei menegaskan, perampungan kaji cepat kerusakan rumah pasca-gempa menimpa 3 kabupaten di Provinsi Aceh harus segera dilakukan Gubernur Aceh dengan penetapan penerima manfaat. Update terkini BNPB mencatat 101 korban meninggal, 2.992 rumah rusak dan pengungsi mencapai 83.838 jiwa.
Informasi diperoleh www.MartabeSumut.com dari Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho, Senin siang (12/12/2016), menjelaskan, penetapan penerima manfaat dimaksudkan sebagai bentuk akuntabilitas dalam penggunaan anggaran. “Kita harapkan dalam 2 hari pemerintah provinsi sudah menetapkan penerima bantuan. Percepatan penanganan pengungsi sangat penting,” kata Willem seperti dikutip Sutopo, Senin pagi (12/12/2016) di depan Posko Utama Pidie Jaya Aceh. Willem mengatakan, kebijakan pemerintah pusat memberikan stimulan bantuan rumah rusak berat sebesar Rp 40 juta dan rusak sedang – ringan Rp 20 juta. “Ini merupakan bantuan stimulan. Jadi pemerintah tidak mengganti sepenuhnya sesuai nominal rumah yang rusak. Kami minta posko yang ada di 3 kabupaten dapat menginformasikan kepada masyarakat,” ujarnya.
2.992 Rumah Rusak
Sementara itu, Sutopo membeberkan, data Posko Utama per 12 Desember 2016 pukul 15.00 WIB, total rumah rusak berat 2.992 unit. Dengan rincian : Pidie Jaya 2.874, Bireuen 55 dan Pidie 63. Rumah rusak sedang di Bireuen 94, rusak ringan total 8.582 unit dengan rincian Pidie Jaya 8.393, Bireuen 171 dan Pidie 18. Terkait kebutuhan bantuan, warga diimbau melaporkan kepada Camat setempat. Sedangkan berbagai pihak diharap menyalurkan ke Posko Utama satu pintu agar bantuan jangan sampai overlapping.
101 Korban Meninggal
Hingga hari ke-6 masa tanggap darurat gempa bumi 6,5 SR di Aceh, penanganan terhadap korban dan pengungsi terus dilakukan. Sampai Senin (12/12/2016), jumlah korban meninggal sebanyak 101 orang. Sebanyak 94 korban sudah diidentifikasi. Sementara 666 orang menderita luka-luka yaitu 134 luka berat dan 532 luka ringan. “Pengungsi terus bertambah karena masuknya laporan dari pos pengungsian ke posko utama. Tercatat jumlah pengungsi sebanyak 83.838 orang yang tersebar di 124 titik. Pengungsi tersebut berasal dari Pidie Jaya sebanyak 82.122 orang di 120 titik dan 1.716 orang pada 4 titik di Kabupaten Bireuen,” ungkap Sutopo.
Sebaran 83.838 Pengungsi
Menurut
Sutopo, distribusi
82.122 orang pengungsi di Pidie Jaya adalah Kecamatan Meureudu 13.965
orang, Meurah Dua 11.391 jiwa, Trianggadeng 18.512 orang, Bandar Baru
14.209, Pante
Raja 8.153, Bandar Dua 3.170, Ulim 9.763 dan Jangka Buaya 2.959 orang.
Sedangkan 1.716 orang pengungsi di Bireuen tersebar di Matang Mns Blang
1.100 orang, Masjid Matang Jareung 13, Masjid Alghamamah 405 serta
Masjid Kandang 198 orang. Kerusakan fisik akibat gempa disebutnya
meliputi
rumah 11.668 unit, masjid 61 unit, meunasah 94 unit, ruko 161 unit,
kantor pemerintahan 10 unit, fasilitas pendidikan 16 unit dan lainnya.
“Pendataan detil masih terus dilakukan oleh petugas di lapangan,”
akunya. Wakil
Bupati Pidie Jaya, Said Mulyadi, selaku Komandan Satgas Tanggap Darurat
di Pidie Jaya, mengatakan, data terkait kerusakan infrasturktur, rumah,
ruko, fasum (kantor pemerintah, pendidikan, masjid) lain belum diterima
sempurna. “Camat telah diperintahkan sampaikan hari ini
untuk disampaikan sebagai data sementara. Rumah yang hancur dan berapa
yang rusak berat, sedang atau ringan harus segera didata dan dilaporkan
ke Posko Utama,” katanya, sambil menambahkan, data kerusakan rumah
diperlukan terkait rencana
pemerintah memberikan bantuan dana stimulan. Menanggapi
jumlah pengungsi yang terus bertambah, Said Mulyadi menyampaikan, data
pengungsi yang terus melonjak akan dicermati. “Kami akan mengambil sikap
penanganan selanjutnya untuk menghindari lonjakan pengungsi. Penyaluran
logistik langsung ke desa masing-masing sesuai jumlah
jiwa atau KK. Bantuan yang disalurkan disepakati untuk kebutuhan pokok,
beras, minyak goreng, telor dan gula. Kita sepakati kita buat rekap
kebutuhan selama 7 hari,” terangnya. (MS/RED)