MartabeSumut, Yogyakarta
Ketua Hari Kesehatan Nasional (HKN) Kota Yogyakarta dr.Purwoadi
Sudjatno, Sp.PD mengimbau semua lapisan warga menerapkan perilaku hidup
bersih dan sehat. Sebab, sehat itu bukan saja hak melainkan kewajiban.
Bila kesadaran cara berfikir seperti itu sudah dimulai semenjak dini,
maka aktivitas apapun akan bisa dilakukan secara baik.
Menurut dr
Purwoadi, Hari Kesehatan Nasional yang diperingati setiap tanggal 12
Nopember patut disosialisasikan secara terbuka kepada masyarakat.
Sehingga makna hari kesehatan dapat dijadikan cermin untuk mengoreksi
aktivitas masing-masing di lingkungan terkecil sekalipun. “Tahun ini
kita sudah memasuki peringatan ke-48. Berkaitan hal tersebut, Dinas
Kesehatan Kota Jogja akan menggelar beberapa rangkaian kegiatan. Antara
lain sosialisasi kesehatan, bakti sosial, donor darah, senam massal,
simulasi penanganan ibu hamil, simulasi tanggap bencana, lomba paduan
suara dan lain sebagainya,” kata dr Purwoadi kepada MartabeSumut, Senin (29/10) di Yogyakarta.
Aksi Donor Darah
Direktur
RS Bethesda Jogja ini pun mengajak semua masyarakat Jogja ikut serta
dalam berbagai kegiatan yang dipersiapkan. Salah satunya aksi donor
darah, yang diselenggarakan beberapa rumah sakit di Kota Jogja
bekerjasama dengan Palang Merah Indonesia (PMI). Melalui peringatan HKN,
katanya, masyarakat diharapkan sadar bahwa sehat bukan hanya merupakan
hak namun juga kewajiban. Artinya, lanjut dr Purwoadi, masyarakat
berkewajiban melakukan hidup bersih dan sehat yang berhubungan dengan
kehidupan diri maupun orang-orang di sekitar. “Perilaku tersebut harus
dijadikan sebagai gaya hidup sejak dini. Mari kita teruskan pesan moral
ini paling tidak di lingkungan keluarga kita masing-masing,” ingatnya.
Sementara
itu, Kepala Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta drg Hj RR.Tuty Setyowati,
MM, mengungkapkan, peringatan HKN di Yogyakarta tahun ini mengusung tema
“Yogyakarta Cinta Sehat: Ibu Selamat Anak Sehat”. Tema itu dinilai Tuty
sebenarnya merupakan turunan dari Tema Nasional yaitu Indonesia Cinta
Sehat : Ibu Selamat Anak Sehat, yang ditetapkan pemerintah pusat. Tutty
mengatakan, kesehatan merupakan investasi penting dalam kehidupan
manusia. “Sehat mengacu pada tahap kehidupan sejak mulai jadi janin
dalam kandungan hingga lahir sebagai bayi, balita, remaja, dewasa hingga
lanjut usia. Saat ini derajat kesehatan masyarakat Yogyakarta cukup
bagus namun secara nasional masih perlu ditingkatkan,” akunya.
Kematian Ibu Melahirkan
Sedangkan
Kepala Seksi Kesehatan Keluarga drg Yudiria menambahkan, tahun ini
angka kematian ibu melahirkan di Kota Jogja tercatat 3 orang. Dia
membeberkan, penyebab kematian didominasi karena pendarahan. Sedangkan
angka kematian bayi rata-rata disebabkan karena berat badan bayi yang
sangat rendah. “Kasus kematian bayi yang disebabkan berat badan rendah
dipengaruhi oleh pola makan ibu ketika masih remaja. Jika saat remaja
kebutuhan gizi seimbangnya tidak terpenuhi, maka akan terjadi anemia.
Selanjutnya ketika melahirkan, bayi yang dilahirkan bisa jadi memiliki
berat badan tidak normal,” terang Yudiria.
Oleh sebab itu,
imbuhnya lagi, momentum Hari Kesehatan Nasional tahun 2012 pantas
digunakan pemerintah untuk mengajak dan menggerakkan seluruh komponen
masyarakat. Tujuannya disebut dia agar lahir keseragaman semangat
berperilaku hidup bersih dan sehat di lingkungan terkecil beraktivitas.
Yudiria mengakui, upaya tersebut tidak sederhana sebab melibatkan
berbagai pihak terutama unsur masyarakat dan swasta. Pada sisi lain,
dokter gigi itu juga memastikan kalau kesehatan merupakan sebuah
investasi dan semua orang wajib berinvestasi semenjak dini. “Dinas
Kesehatan Yogyakarta terus memberikan sosialisasi pelayanan kesehatan di
masyarakat maupun di sekolah-sekolah. Baik itu pemahaman mengkonsumsi
gizi seimbang dan konsep 13 pesan umum gizi seimbang. Saat ini
pemerintah menyarankan mengganti rumusan 4 sehat 5 sempurna yang dulu
sempat dijalankan. Tujuannya agar masyarakat menerapkan pola makan sehat
dengan gizi seimbang sehingga kesehatan badannya terus terjaga hingga
lanjut usia,” tutup Yudiria. (MS/INDAH)