Ada Ritual Mistis Uji Kebersihan Hati di Masangin Yogyakarta

Bagikan Berita :

Percaya Gak Percaya, Ada Magis Beringin Kembar Uji Kebersihan Hati Seseorang

Laporan Budiman Pardede dari Yogyakarta

Anda akrab singgah dan pernah berlibur di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta? Besar kemungkinan ada yang sering atau bisa saja sebagian lagi belum berkesempatan. Kendati demikian, bagi yang pernah ke sana atau berencana menuju lokasi pariwisata tersebut, tidak lengkap rasanya ke Yogyakarta bila tidak ‘mampir’ atau tidak menyempatkan diri mencoba ritual mistis tutup mata ‘Masangin’ (baca: masuk menuju 2 pohon beringin kembar) yang terletak di Alun-alun Selatan kota Yogyakarta. Kenapa ? Karena orang-orang di daerah itu bilang, tidaklah lengkap rasanya berkunjung ke Yogyakarta kalau belum mencoba arena yang disebut-sebut berbau mistis, gaib dan magis.

Adalah Wiyono (78), warga setempat yang puluhan tahun berseliweran mengatur lalulintas kendaraan di kawasan itu. Seraya menangguk rupiah dari lalulalang masyarakat dan turis yang singgah, nama Masangin diceritakannya sudah muncul sejak lama. Masangin merupakan nama lapangan berukuran 30×40 Meter yang di tengah-tengahnya tumbuh 2 pohon beringin kembar. Pohon besar itu diakui Wiyono telah tumbuh sejak Kraton Yogya berdiri dan ditanam sekira tahun 1776 di Alun-alun Selatan Kraton. “Jarak antara kedua pohon kira-kira 10 Meter,” urai Wiyono kepada Jurnalis MartabeSumut Budiman Pardede, yang kebetulan berkunjung ke lokasi Masangin Yogyakarta beberapa waktu lalu.

Bernuansa Magis


Wiyono membeberkan, Masangin ramai dikunjungi karena bernuansa magis dan diyakini masyarakat setempat bisa mengetahui kebersihan hati maupun kepribadian seseorang. Merunut kisah legendanya, cerita Wiyono, sejak puluhan tahun lalu raja-raja Yogya yang meninggal dunia selalu dberi penghormatan dengan arak-arakan mengelilingi lapangan Alun-alun Selatan. “Makanya ada wibawa tempat ini dan kedua pohon beringin besar itu dipercaya memberikan nuansa magis,” katanya.

Saking kentalnya aroma magis, tutur Wiyono lagi, 2 pohon beringin besar yang tumbuh di tengah lapangan akan dijadikan acuan untuk mencoba kebersihan hati seseorang. Dalam artian, lanjut Wiyono, setiap pengunjung yang datang dan mencoba wajib menutup mata terlebih dahulu dengan kain/alat penutup. Selanjutnya berjalan menuju ke tengah-tengah pohon beringin berjarak sekira 15 Meter. Setiap orang yang mencoba, ingatnya, harus berdiri di depan dan menutup mata. Kemudian melangkah ke depan seperti orang buta menuju tengah-tengah pohon beringin yang berdampingan. Seandainya berhasil masuk melintasi tengah-tengah ke-2 pohon, Wiyono berani menggaransi bahwa orang bersangkutan memiliki hati bersih dan selanjutnya bisa berdoa di salah satu tempat khusus di sekitar pohon untuk menyampaikan harapan-harapan pribadi kepada Tuhan YME. Menurut dia, setiap hari Masangin beringin kembar disinggahi sedikitnya 50 orang. Sementara waktu uji coba yang disukai pengunjung adalah sore dan malam hari sejak pukul 15.00 – 23.00 WIB.

Percaya Gak Percaya

Pada waktu yang tidak terlalu lama, salah seorang warga Yogyakarta Indah Ardina mengakui baru pertama kali berkesempatan mencoba ritual Masangin beringin kembar di Alun-alun Selatan. Dia mengatakan, uji coba dilakukannya semata mata didasari sikap antara percaya gak percaya. “Saya memang baru kali ini mencoba Mas, tapi sebatas mau tau aja. Walaupun arah jalan saya tadi bukan ke tengah pohon melainkan melenceng ke kiri,” ujarnya tersenyum penasaran atas aroma gaib ke-2 pohon beringin kembar. Penyiar yang bekerja di radio Yasika FM Jogja itu menambahkan, saat menutup mata dan mencoba berjalan sekira pukul 16.00 WIB, dirinya yakin sekali telah berjalan lurus menuju tengah-tengah pohon beringin. “Saya memang masih penasaran dan akan mencoba lagi di lain kesempatan,” cetusnya sumringah.

Indah menguraikan, masangin telah menjadi salah satu potensi wisata budaya yang menarik perhatian pengunjung di Yogyakarta. Karena setiap orang yang memasuki celah-celah 2 pohon beringin besar kebanyakan ingin mengetahui kebersihan hati masing-masing. “Tampaknya sepele Mas, tapi tak gampang. Banyak yang menjajal, tapi ternyata gagal. Mereka selalu berbelok arah seperti usaha saya tadi. Inilah yg menjadikan Masangin kental dengan kebenaran mistisnya,” simpul bungsu dari 4 bersaudara itu.

Buah kasih Sutri Prayitno (67) dan Sri Kayati (66) tersebut menambahkan, jika benar ada sisi misterius di kawasan Kraton Alun-alun Selatan, itu semata mata karena banyak kebenaran yang diyakini masyarakat setempat. Artinya, lanjut Indah, siapa-siapa yang berhasil menembus Masangin berarti menunjukkan pertanda baik. Sehingga orang tersebut berhak untuk berdoa dan menyampaikan harapan-harapan khusus yang bakal terwujud kelak.

Latihan Prajurit

Dari data yg dihimpun MartabeSumut, Alun-alun Selatan Yogyakarta dulunya adalah tempat latihan berbaris prajurit Kraton sehari sebelum upacara Grebeg (acara kraton/kerajaan memperingati hari-hari besar tertentu). Tempat itu juga dijadikan sebagai ajang sowan abdi dalem wedana prajurit beserta anak buahnya di malam bulan puasa tgl 23,25,27 dan 29. Namun sejak Sri Sultan HB VIII bertahta, kebiasaan pisowanan (tradisi bertemu raja) itupun dihentikan.

Data lain menunjukkan, di era Sri Sultan HB VII, setiap hari Senin dan Kamis digelar lomba panahan daro pada pukul 10.00 WIB – 13.00 WIB dengan target bidik di Utara ringin kurung. Pernah pula dijadikan untuk lokasi aduan harimau melawan kerbau. “Orang sering melihat kawasan Alun-alun Selatan itu hanya bangunan biasa. Tapi kalau dilihat dari kacamata batin, ada kehidupan dunia lain. Wajar jika tempat tersebut sering memunculkan keanehan-keanehan,” ungkap Indah menduga-duga. Anda ingin berpelesir ke Yogya ?Jangan lewatkan Masangin beringin kembar di Alun-alun Selatan ! (Budiman Pardede)

Bagikan Berita :

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here