Zeira S Ritonga : Kalo Camat Medan Kota itu Tak Mampu Tertibkan PKL, Mundur Saja, Gak Perlu Marah !

Bagikan Berita :

www.MartabeSumut.com, Medan

Camat Medan Kota Syahrul Effendi Rambe, S.Sos seharusnya malu kepada warga Kota Medan. Sikap marah-marah saat dikonfirmasi insan Pers membuktikan ketidakberdayaan menjalankan tugas. Apalagi, pernyataan tidak bisa menertibkan pedagang kaki lima (PKL) di Jalan Gedung Arca Medan menjadi hal yang sangat tidak etis disampaikan seorang pejabat publik.

“Karena Camat Medan Kota itu sudah mengaku tak mampu menertibkan PKL, ya sebaiknya mundur saja. Gak perlu merasa sudah bekerja keras tapi faktanya tak becus sehingga marah-marah saat dikonfirmasi wartawan,” cetus anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Sumatera Utara (DPRDSU) Zeira Salim Ritonga, SE kepada www.MartabeSumut.com, Sabtu siang (14/5/2016). Politisi PKB ini berkeyakinan, bila wartawan mengkonfirmasi seorang pejabat publik tentang hal yang baik, sepatutnya berterimakasih, bersikap wajar, terbuka dan tidak perlu malah marah-marah tanpa alasan jelas. “Kenapa marah kalo tugasnya yang ditanyakan ? Media itu pintu dan jembatan bagi birokrasi dalam mempublikasikan kebijakan. Dengan media semua orang bisa tahu dan memahami kerja pemerintah. Media itu harusnya dijadikan Camat Medan Kota Syahrul Effendi Rambe sebagai mitra, bukan cari lawan,” sindirnya.

Sikap Syahrul Effendi Rambe Tidak Bijak

Politisi yang saat ini menjabat Ketua Komisi C DPRDSU tersebut menilai, setelah membaca kronologis kejadian, jelas terlihat bahwa sikap Camat Medan Kota Syahrul Effendi Rambe sangat tidak bijak. Buktinya, kata Zeira lagi, awalnya konfirmasi dimandatkan kepada Sekcam namun Camat Medan Kota Syahrul Effendi Rambe justru muncul mengambil alih dan marah-marah. “Media itu sangat membantu, sadar gak dia ? Camat itu digaji negara, harusnya sebagai pejabat publik dia malu berperilaku begitu. Wajar saja Kota Medan semakin amburadul bila ada lurah dan camat seperti sikap Syahrul Effendi Rambe. Saya kritik Pemko Medan ya, pembangunan kota sekarang sangat amburadul, termasuk keberadaan PKL dimana-mana,” tegasnya, sambil menambahkan, bebasnya PKL di kawasan publik/Jalan Gedung Arca Medan mengindikasikan Camat Medan Kota Syahrul Effendi Rambe tidak bekerja atau mungkin sudah keenakan mendapat setoran uang haram. Dikatakan Zeira, selaku pemerintah kecamatan, harusnya Camat Medan Kota Syahrul Effendi Rambe tidak boleh kalah apalagi mengakui tidak mampu menertibkan PKL. “Dia kan pemerintah, kok malah bilang tak bisa menertibkan PKL ? Janganlah korbankn hak-hak publik karena setoran haram yang tidak seberapa. Sana pergi belajar dan studi banding dulu dia ke Semarang. Kalo dia tak mampu ya mundur saja, gitu aja repot. Nanti bila ketemu Walikota Medan akan saya sampaikan mental Camat yang memalukan warga Kota Medan ini,” janji Zeira.

Walikota Medan Diminta Copot Jabatan Syahrul Effendi Rambe

Sebelumnya, Walikota Medan Dzulmi Eldin diminta mengevaluasi sekaligus mencopot jajaran Camat di Kota Medan yang tidak memahami fungsi, jabatan dan posisi sebagai pelayan rakyat. Bila sikap arogan dan mengagungkan jabatan masih dimunculkan dari seorang Camat Medan Kota Syahrul Effendi Rambe, S.Sos saat dikonfirmasi wartawan terkait tugas-tugasnya, maka rugi besarlah rakyat membayarnya setiap bulan. Penegasan itu dilontarkan anggota DPRDSU Sutrisno Pangaribuan, ST, kepada www.MartabeSumut.com, Senin siang (2/5/2016) di gedung Dewan Jalan Imam Bonjol Medan. Politisi PDIP itu memastikan, setelah membaca berita www.MartabeSumut.com beberapa hari lalu, maka apa yang dilakukan Syahrul Effendi Rambe, S.Sos adalah cermin sikap memalukan dari seorang pejabat negara yang belum siap memegang jabatan Camat. “Copot dia, tegas saya katakan dan minta kepada Walikota Medan Bapak Dzulmi Eldin. Masak dikonfirmasi wartawan marah-marah. Jawab saja wajar, selesai kan ? Hargai dong tugas wartawan dan junjung UU Ketrbukaan Informasi Publik. Patut diduga ada yang tidak beres dikerjakan Camat itu,” yakin Sutrisno Pangaribuan.

Bagi anggota Komisi C DPRDSU ini, Syahrul Effendi Rambe, S.Sos harusnya diajari lagi bagaimana melayani publik. Bila melayani wartawan saja Syahrul Effendi Rambe, S.Sos sudah arogan, lanjut Sutrisno, maka jadi celakalah rakyat kecil saat mengadukan kesulitan hidup kepadanya. “Bahasanya Camat ya melayani dan mengayomi. Bukan arogan apalagi marah-marah. Apa haknya marah-marah saat disampaikan fakta kinerja Camat yang lama ? Bagaimana pula kalau rakyat kecil yang datang ? Bisa-bisa diperlakukan dia seenaknya,” sesal Sutrisno dengan nada tinggi. Itulah sebabnya, imbuh Sutrisno lebih jauh, kelakuan buruk yang ditunjukkan Syahrul Effendi Rambe, S.Sos patut mendapat perhatian serius Walikota Medan. “Sekali lagi saya katakan, copot Camat Medan Kota itu. Tak pantas dia jadi abdi negara melayani rakyat. Tak jamannya lagi merasa diktator karena kebetulan memegang jabatan,”  simpul Sutrisno.

Mental Syahrul Effendi Rambe Tidak Beres

Seperti diberitakan www.MartabeSumut,com sebelumnya, ada yang tidak beres dari mental dan sikap aparat negara Camat Medan Kota Syahrul Effendi Rambe, S.Sos. Pasalnya, rencana konfirmasi www.MartabeSumut.com yang akan dilakukan terkait penertiban pedagang di Jalan Gedung Arca Medan, justru ditanggapi tidak nyambung. Marah-marah, arogan, emosi, bergaya preman hingga bicara dengan nada tinggi tanpa alasan jelas. Arogansi sikap yang tak seharusnya muncul dari seorang pelayan rakyat, itu dipertontonkan enteng oleh Syahrul Effendi Rambe selaku PNS pangkat IV/b NIP 19690322 199003 1 001.

Faktanya bermula saat Jurnalis www.MartabeSumut.com Budiman Pardede, S.Sos, merasa risau dengan kondisi ruas Jalan Gedung Arca yang dipenuhi pedagang sehingga menyulitkan arus lalulintas. Sebagai warga Kec Medan Kota yang tinggal di sekitar Jalan Gedung Arca, masalah itu sudah lama akan ditanyakan kepada Syahrul Effendi Rambe dan akhirnya diupayakan pada Kamis siang (28/4/2016). Ponsel Syahrul Effendi Rambe yang dihubungi beberapa kali sempat tidak membuahkan hasil. Lalu 1 pesan singkat SMS konfirmasi dikirimkan sekaligus mengenalkan diri. Syahrul Effendi Rambe langsung melakukan kontak telepon. Kendati sempat menyatakan ada OKP membekingi para pedagang di sana, toh Syahrul Effendi Rambe mengaku akan ke Berastagi siang itu dan mengarahkan www.MartabeSumut.com datang ke kantor Camat Medan Kota pada Jumat sore (29/4/2016). “Saya selalu ada di kantor sore hari. Datanglah besok saja ya,” katanya saat bertelepon.

Arahkan Konfirmasi ke Sekcam, Tapi Muncul Marah-marah

Pada Jumat (29/4/2016) pukul 16.00 WIB, Jurnalis www.MartabeSumut.com Budiman Pardede, S.Sos sudah berada di kantor Camat Medan Kota. Tapi tidak terlihat sosok Syahrul Effendi Rambe. Beberapa staf yang ditemui mengatakan Syahrul Effendi Rambe sedang di luar. Selanjutnya www.MartabeSumut.com menelepon ponselnya dan meminta kepastian waktu untuk wawancara. “Saya sedang ada urusan di luar, kepada Sekcam saja konfirmasi ya,” pinta Syahrul Effendi Rambe menjawab www.MartabeSumut.com. Penjelasan Syahrul Effendi Rambe disambut positif oleh www.MartabeSumut.com. Seorang staf perempuan akhirnya mempertemukan Jurnalis www.MartabeSumut.com Budiman Pardede, S.Sos dengan Sekcam Medan Kota Ahmad, SP. Nah, baru hitungan detik www.MartabeSumut.com duduk bersama Ahmad di meja kantin belakang kantor Camat Medan Kota, tiba-tiba Syahrul Effendi Rambe muncul dengan wajah yang sangat tidak bersahabat. “Mana yang namanya Budiman Pardede, Anda ya,” ketus Syahrul Effendi Rambe arogan. Jurnalis www.MartabeSumut.com Budiman Pardede sempat terkejut. Sebab memang baru melihat sosoknya dan baru pertama kali bertemu muka. Arogansi sikap Syahrul Effendi Rambe tetap ditanggapi tenang dengan kalimat sopan: “Ya pak Camat, selamat sore”. Selanjutnya, setelah duduk, tak ada angin dan topan, Syahrul Effendi Rambe tiba-tiba marah-marah berbicara. Menampilkan emosi, nada tinggi, kalimat tidak nyambung, menyerang pribadi www.MartabeSumut.com dan mencerminkan mental bukan seorang pelayan rakyat melainkan preman. “Semalam di telepon Anda banding-bandingkan saya dengan Camat lama (kala itu dijabat Parlindungan Nasution-Red). Saya tersinggung. Seolah-olah saya tidak berbuat,” ucapnya emosional. Ketika www.MartabeSumut.com menjelaskan bahwa fakta yang disampaikan tentang kebijakan Camat lama melakukan pembongkaran lapak pedagang di Jalan Gedung Arca bukan bermaksud membandingkan, gaya preman Syahrul Effendi Rambe kian menjadi-jadi. “Tunjukkan sama saya dimana ada PKL (pedagang kaki lima-Red) bisa ditertibkan, tak ada yang bisa ditertibkan. Kami sudah capek dan habis-habisan menertibkan mereka,” cetusnya, tetap dengan intonasi tidak wajar.

Perilaku Buruk Camat Medan Kota Disaksikan Beberapa Lurah

Ironisnya lagi, beberapa menit kemudian, cara bicara Syahrul Effendi Rambe ala preman itu mengalir deras sekira 5 menit dan disaksikan sejak awal oleh Sekcam Medan Kota Ahmad, SP, beberapa lurah di wilayah Medan Kota, staf kecamatan serta petugas kantin. Mereka mencoba menenangkan keadaan tapi terkesan takut karena besar kemungkinan sudah kenal watak Syahrul Effendi Rambe. Ketika diingatkan www.MartabeSumut.com bahwa yang dibutuhkan cuma konfirmasi dan bukan jawaban tidak nyambung, emosi, marah dan bernada tinggi, sikap Syahrul Effendi Rambe malah menyerang pribadi www.MartabeSumut.com. “Aku kenal banyak wartawan ya. Kau kan gak kenal aku. Seolah-olah kau anggap aku tidak berbuat. Jangan banding-bandingkan aku dengan Camat lama. Saya tersinggung,” serangnya lagi. Geli merasakan mental Camat Medan Kota yang tidak beres tersebut, sekira pukul 16.45 WIB www.MartabeSumut.com akhirnya permisi pamit kepada Sekcam Medan Kota Ahmad, seraya menyampaikan pesan kepada Syahrul Effendi Rambe bahwa dia adalah aparat yang dibayar negara dari uang rakyat untuk melayani masyarakat dan bukan untuk marah-marah, arogan, emosi, bicara tidak nyambung apalagi bergaya preman.

Kalau Bersih Kenapa Risih ?

Terpisah, Ketua LSM Komite Integritas Anak Bangsa (KIRAB) Sumut Hamdan Simbolon, SH, menyesalkan perilaku Camat Medan Kota Syahrul Effendi Rambe, S.Sos yang dianggapnya aneh, ganjil, melanggar etika jabatan serta melecehkan UU No. 14 tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik (KIP). Bila dia merasa pejabat bersih selama ini, imbuh Hamdan, kenapa harus risih atau menunjukkan sikap marah-marah. “Kalau pun dia selaku Camat dibanding-bandingkan secara proporsional tugas dengan camat sebelumnya, apakah itu salah? Dan apa pula hak dia marah-marah,” sesal Hamdan Simbolon, saat dikonfirmasi www.MartabeSumut.com, Jumat malam (29/4/2016). Pada sisi lain, lanjut Hamdan lagi, Syahrul Effendi Rambe selaku Camat terindikasi melanggar etika jabatan karena awalnya memberi wewenang kepada Sekcam menjawab konfirmasi wartawan namun justru muncul marah-marah mengambil alih. Ketua Dewan Koordinasi Cabang (DKC) Garda Bangsa Kota Medan tersebut memastikan, perbuatan Camat Medan Kota Syahrul Effendi Rambe terbukti melanggar UU No. 14 tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik. “Jabatan itu amanah. Baru jadi Camat sudah arogan. Bagaimana masa depan Kota Medan ini bila dipimpin Camat bermental preman? Jawab saja wajar konfirmasi wartawan supaya informasi publik tersalur. Sudahlah tidak menjawab, malah marah-marah. Mungkin banyak yang tidak beres dalam kepemimpinannya sekarang, termasuk ketidakmampuan menertibkan pedagang kaki lima di Jalan gedung Arca lantaran dia kita duga dapat “angpaw” enak bulanan,” sindir Hamdan blak-blakan, sembari meminta Walikota Medan Dzulmi Eldin mengevaluasi posisi Syahrul Effendi Rambe dan bila perlu mencopotnya. Perlu diketahui, semasa Camat Medan Kota dipegang Parlindungan Nasution, sebelum sekarang dijabat Syahrul Effendi Rambe, ada tindakan tegas penertiban dilakukan Parlindungan Nasution bersama Satpol PP semisal pembongkaran lapak-lapak pedagang kaki lima. (MS/BUD)

Bagikan Berita :

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here