www.MartabeSumut.com, Medan
Wakil Ketua Komisi E Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Sumatera Utara (DPRDSU) Hendra Cipta, SE, meminta Pemprovsu mengkaji penyebab kian banyaknya tenaga medis di Provinsi Sumut gugur akibat pandemi Corona Virus Disease (Covid-19). Hendra menilai, tenaga medis yang gugur tersebut harus menjadi perhatian serius Gubsu Edy Rahmayadi dan Pemprovsu.
Kepada www.MartabeSumut.com, Jumat siang (7/8/2020), Hendra mengatakan, Pemprovsu urgen melakukan evaluasi dan mendalami peristiwa-peristiwa tenaga medis gugur akibat positif Covid-19. Menurut Hendra, realitas miris itu tidak boleh dibiarkan Pemprovsu sebab menyangkut keselamatan tenaga medis yang terus bekerja sampai sekarang. “Soal tenaga medis khususnya dokter meninggal karena Covid-19 wajib diperhatikan Gubsu, Pempovsu dan Satgas Percepatan Penanganan Covid-19 Sumut. Kaji penyebabnya. Kemudian perkuat tenaga medis supaya bisa semakin baik bekerja dan tidak terpapar,” imbau Hendra via ponselnya. Ketua F-PAN DPRDSU ini melanjutkan, langkah evaluasi kasus-kasus gugurnya tenaga medis mutlak ditelusuri. Sehingga dapat diketahui apakah meninggal karena kelalaian pribadi atau keterbatasan fasilitas Alat Pelindung Diri (APD).
BACA LAGI: Kadissos Sebut “Coki” Muchrid Nasution Penerima Bantuan Donatur GTPP Covid-19 Sumut, DPRDSU Terkejut
Lindungi Tenaga Medis
Bagi Hendra, dengan dilakukannya evaluasi dan pengkajian, maka kelak Pemprovsu mampu mengambil kebijakan dini dalam melindungi tenaga medis di Sumut. Jangan sampai, imbuhnya lagi, ada tenaga medis terpapar dan meninggal lalu dianggap biasa-biasa atau selesai begitu saja. Artinya, publik Sumut mempertanyakan kenapa semakin banyak tenaga medis (dokter) terpapar dan bagaimana evaluasi Pemprovsu menyikapi. “Lindungi mereka (tenaga medis). Upaya apa yang harus dilakukan untuk itu ? Ya makanya perlu dikaji atau dievaluasi ulang. Masyarakat kita sangat butuh tenaga medis. Kita prihatin kondisi ini. Pandemi wabah Corona masih memerlukan kewaspadaan tinggi. Rakyat harus terus diberi pemahaman bahwa tenaga medis aja bisa terpapar. Apalagi warga biasa,” cetus legislator asal Dapil Sumut 3 Kab Deli Serdang tersebut.
BACA LAGI: Tenaga Medis RS GL Tobing Mogok, 17 Pasien Corona Dipindahkan ke Medan
Ini Penjelasan Kadiskes Sumut
Pemerintah Provinsi Sumatera Utara (Pemprovsu) senantiasa melakukan evaluasi atas meninggalnya tenaga medis di Provinsi Sumatera Utara (Sumut) akibat terpapar Covid-19. Kajian dilakukan demi melindungi tenaga medis terutama yang merawat pasien positif Covid-19. Seluruh tenaga medis wajib mematuhi Standard Operating Procedure (SOP) baku saat bekerja di lingkungan Rumah Sakit (RS) bahkan tempat-tempat tertentu. Sebab, dari 12 dokter meninggal di Sumut, hanya 3 dokter yang menangani pasien Covid-19. Selebihnya meninggal bukan karena merawat pasien Covid-19.
BACA LAGI: Fahrizal Efendi Nasution: Pemerintah Perlu Jelaskan Adakah Pasien Meninggal Akibat Covid-19 Murni ?
Penjelasan tersebut disampaikan Kepala Dinas Kesehatan (Kadiskes) Provinsi Sumut dr Alwi Mujahit Hasibuan kepada www.MartabeSumut.com, Minggu sore (9/8/2020). Dihubungi melalui ponselnya, dr Alwi mengatakan, sedikitnya ada 12 dokter di Sumut yang meninggal terpapar Covid-19. Tapi cuma 3 dokter saja yang terhubung langsung dengan perawatan pasien Covid-19. Dokter Alwi merinci, 3 dokter yang meninggal dan kala itu menangani pasien Covid-19 adalah dr Andrin, dr Andhika Kesuma Putra dan dr Arifin Sinaga (Langkat). Selebihnya meninggal bukan lantaran menangani pasien Covid-19. Namun terpapar dari pasien Covid-19 ketika melakukan perjalanan atau saat menangani pasien Orang Tanpa Gejala (OTG). “Ternyata ada Covid, disitu yang sering kena para dokter kita. Contoh dr Erwanto, dr Rasidi dan dr Hatta (Padang Sidimpuan). Ketiganya terpapar tapi tidak karena menangani pasien Covid-19. Lalu dr Ucok Marthin dan dr Anna Mari Ulina Bukit. Meninggal karena terpapar Covid-19 setelah pulang dari perjalanan luar negeri,” terangnya. Khusus dr Andhika Kesuma Putra (spesialis paru di RS Dr GL Tobing Deli Serdang) yang meninggal, ungkap dr Alwi, setelah ditelusuri ternyata terpapar bukan karena merawat pasien Covid-19. Melainkan tertular dari istrinya yang juga dokter dan sudah lebih dulu terpapar Covid-19. “Dokter kita yang menangani pasien Covid-19 di Sumut dilengkapi APD serta wajib memenuhi SOP,” tegasnya.
BACA LAGI: Rapat dengan GTPP Sumut Diskors, Poaradda Nababan: Pansus Covid-19 DPRDSU “Masuk Angin” !
BACA LAGI: DPRDSU Imbau Gubsu Publikasikan Semua Donatur GTPP Covid-19 Sumut
Tenaga Medis Kurang Tertib SOP
Menyinggung monitoring terhadap kinerja tenaga kesehatan di Sumut, dr Alwi menyatakan Pemprovsu senantiasa mengingatkan semua tenaga kesehatan agar tertib SOP tatkala menangani pasien berpenyakit apapun. Tidak terkecuali dokter, perawat atau siapapun yang terlibat bekerja dalam lingkungan Rumah Sakit (RS). Menurut dia, tenaga medis yang terpapar biasanya terkena dari pasien OTG. “Tenaga medis yang terpapar kurang mengikuti SOP secara benar. Yang terpapar justru yang tidak merawat pasien Covid-19. Yang merawat pasien Covid-19 jarang terpapar sebab lebih tertib SOP saat merawat pasien Covid-19,” yakinnya.
BACA LAGI: Panggil Kepala BPBD & Kadis Perindag Sumut, Komisi B/E DPRDSU Cecar Kasus “Sunat” Sembako
Kasus Kelalaian di RSUD Sultan Sulaiman
Dokter Alwi pun membeberkan kasus di RSUD Sultan Sulaiman Kab Sergai yang beberapa hari lalu memunculkan banyak klaster baru Covid-19. Dijelaskannya, dari data awal terdapat sebanyak 16 orang terpapar Covid-19. Meliputi 11 perawat, 1 pegawai CS, 1 dokter kebidanan, 1 dokter anastesi, 1 dokter THT dan 1 dokter umum. “Mereka semua itu tidak menangani pasien Covid-19. Namun dalam perjalanan aktivitasnya di RS, kemungkinan mereka kurang tertib menerapkan SOP. Pengawas Internal perlu mengawasi. Seharusnya semua tenaga medis mematuhi dan mengikuti SOP,” harapnya. Dokter Alwi mengakui, tidak sedikit tenaga kesehatan yang kurang tertib SOP saat beraktivitas di RS.
BACA LAGI: Warga Sumut Butuh Rapid Test Digelar, Zeira Ingatkan Gubsu Lonjakan Terpapar
Dokter Alwi menyimpulkan, kelalaian kerap terjadi pada lokasi-lokasi terbuka di RS. Mulai dari ruang dokter, ruang makan, ruang tunggu pasien, ruang istirahat pegawai hingga ruang administrasi. “Tenaga medis lalai. Buka masker seolah-olah tak ada penularan. Padahal semua tempat bisa rentan penularan. Kelalaian-kelalaian seperti itu sering kita lihat saat berada di RS. Kalo SOP, ya kita selalu ingatkan tenaga kesehatan supaya mematuhi. Baik yang menangani pasien atau tidak sama sekali,” tutup dr Alwi, sembari menginformasikan, pada Senin (10/8/2020) akan meninjau RS Haji Medan karena diduga 30 tenaga kesehatannya terpapar Covid-19. (MS/BUD)