MartabeSumut, Medan
Panitia Pengawas Pemilihan Umum (Panwaslu) Sumatera Utara (Sumut) dan para penegak hukum terpadu (Gakumdu) tidak boleh ragu sedikitpun menindak kejahatan money politics (politik uang) yang dilakukan partai politik (Parpol) maupun calon legislatif (Caleg). Bila dalam Pileg 9 April 2014 kemarin ada yang terbukti melakukan money politics, maka nama-nama Parpol dan Caleg itu dimasukkan dalam daftar hitam, untuk selanjutnya diumumkan ke publik agar gugur haknya dalam Pemilu berikut.
Permintaan itu disampaikan anggota Komisi A DPRD Sumut Syamsul Hilal, melalui press release yang diterima MartabeSumut, Minggu siang (13/4/2014). Politisi PDIP itu mengingatkan, pihak penegak aturan seperti Panwaslu dan aparat terkait jangan main-main terhadap masalah money politics dalam Pileg 9 April 2014. “Mereka yang memakai politik uang harus diumumkan ke publik dan dimasukkan dalam daftar hitam sehingga gugur haknya dalam Pemilu berikut. Rakyat pun bisa kenal kondite si Caleg maupun keberadaan Parpol yang tidak kompeten,” imbau Syamsul Hilal.
Semua Parpol dan Caleg dari semua tingkatan, yang diduga kuat terbukti menggunakan money politics, disebut Syamsul HIlal sangat pantas didiskualifikasi dari pentas Pemilu. “Mereka telah dengan masif melakukan perbuatan haram dan kotor yang menghalalkan segala cara. Wajib dijatuhkan hukuman setimpal. Panwaslu tidak boleh ragu menindak atau melaporkan kejahatan politik yang terjadi,” cetusnya. Oleh sebab itu, lanjut Syamsul Hilal lagi, kedepannya UU Pemilu perlu diubah dengan menambah ketentuan khusus bahwa setiap Caleg yang terlibat dalam kejahatan politik menghalalkan segala cara, otomatis gugur haknya bila terpilih atau menang. Sementara oknum Parpol yang terbukti melakukan money politics, diumumkan juga kepada masyarakat supaya publik mengetahui bahwa akuntabilitas Parpol tersebut sangat rendah. “Termasuk bila ada pejabat kepala daerah yang menggunakan kekuasaan untuk memuluskan keluarganya terpilih. Maka kepala daerah tersebut patut diseret ke meja hukum. Panwaslu Sumut jadilah jantan, jangan jadi betina,” sindir Syamsul Hilal dengan nada tinggi. (MS/BUD)