www.MartabeSumut.com, Medan
Anggota Komisi B Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Sumatera Utara (DPRDSU) Sugianto Makmur prihatin melihat kondisi beberapa situs peninggalan sejarah di kab/kota Sumut. Dia juga menyarankan Kadis Pariwasata Sumut dr Ria Telambanua membangun sekolah-sekolah pariwisata pada wilayah yang memiliki potensi wisata. Politisi PDIP ini menilai, pengembangan wisata tidak boleh bersifat parsial alias cuma diarahkan pada satu wilayah tertentu saja.
BACA LAGI: Pohon di Jalan Panglima Nyak Makam Ancam Publik, Sugianto Makmur Imbau Pemko Medan Antisipasi Dini
Penilaian tersebut disampaikan Sugianto saat berbicara dalam forum RDP Komisi B DPRDSU bersama 10 counterpart OPD Sumut, Rabu siang (15/7/2020) di gedung Dewan Jalan Imam Bonjol Medan. Pantauan www.MartabeSumut.com, RDP dipimpin Ketua Komisi B DPRDSU Viktor Silaen, SE, MM dan Wakil Ketua Zeira Salim Ritonga, SE. Tampak anggota Komisi B seperti H Fahrizal Efendi Nasution, SH, Pantur Banjarnahor, Thomas Dachi, SH, Sumihar Salmon Sagala, SE, Tuani Lumbantobing dan Parsaulian Tambunan. Sedangkan pihak eksternal hadir pimpinan dan perwakilan 10 OPD Sumut. “Terkait pariwisata, saya kurang setuju bila dipusatkan di kawasan Kab Toba aja. Sebab banyak wilayah lain di Sumut yang luar biasa potensi wisatanya. Jangan kita utamakan Geopark Kaldera Toba (GKT) tapi yang lain terlupakan. Saya sarankan ibu Kadis Pariwisata membangun sekolah pariwisata di kab/kota lain yang banyak wisata alamnya. Di Teluk Dalam Kepulauan Nias, misalnya,” ungkap Sugianto. Dia beralasan, pembangunan sekolah pariwisata akan mampu membantu, mendidik, membina sekaligus merangsang warga lokal menjadi pelaku-pelaku wisata. Selain itu, bisa semakin menambah referensi pihak lain atau pemilik modal untuk berinvestasi. “Saya lihat di Pulau Telo Kab Nias Selatan banyak potensi wisata bahari yang sangat hebat bila dieksplor pemerintah,” cetusnya.
BACA LAGI: Danau Toba Masuk UGG, Ketua Komisi B DPRDSU Viktor Silaen Ingatkan Sinergi 4 Unsur
Prihatin dengan Situs Bersejarah
Pada sisi lain, Sugianto menyatakan prihatin melihat situs-situs bersejarah yang ada di beberapa kab/kota Sumut. Menurut Sugianto, selain tidak dirawat, posisi situs tampak berantakan atau tumpang tindih dengan rumah masyarakat. “Peninggalan sejarah seperti ini harus diberi perhatian besar oleh pemerintah,” harapnya. Terhadap Kadis Tanaman Pangan Holtikultura Sumut, MR Dahler, legislator asal Dapil Sumut 12 Kab Langkat dan Kota Binjai itu mengaku kurang setuju dan menganggap tidak tepat rencana penanaman bawang putih pada lahan 10 ribu Ha di Kab Humbahas. “Pak Dahler, saya rasa benih bawang putih susah dan gak gampang, loh. Buat program masuk akal aja-lah. Misalnya ekspor ubi jalar dari Humbang. Sebab masih luas lahan tidur di Humbahas, Toba dan Taput. Saya rasa ada sekira 30 ribu Ha lahan tidur di sana,” singkapnya.
BACA LAGI: Zeira Salim Ritonga Desak Dewas PDAM Tirtanadi Uji Labor Cairan Kimia PT STI
BACA LAGI: Komisi B DPRDSU Minta PTPN 4 Kembalikan Hak Izin Lokasi 1.200 Ha Kepada KUD Pasar Baru Batahan
Endemik Tanaman Lokal ?
Menyinggung endemik tanaman lokal, anggota Pansus Covid-19 DPRDSU tersebut sangat percaya cukup banyak tanaman pangan yang dapat dipakai sebagai pengganti komoditas beras. “Contohnya jagung. Pangan kita kan tak selamanya harus beras ? Lahan kritis, kering dan berpasir bisa kok ditanami jenis lain,” yakinnya. Sugianto juga meletakkan harapan besar jika pembangunan sekolah kejuruan bidang pertanian setingkat SMA diwujudkan.
Bagi dia, dengan adanya sekolah kejuruan pertanian, niscaya dapat mengakomodasi pelajaran tentang tanaman unggul dari daerah masing-masing. “Soal beras swasembada, saya pastikan gabah-gabah yang ada di kilang padi kita sekarang berasal dari Aceh. Sumut belum cukup mampu untuk swasembada beras,” cetus Sugianto Makmur blak-blakan. (MS/BUD)