www.MartabeSumut.com, Medan
Saat musim penghujan, ember dan genangan air adalah pemandangan kontras yang terlihat di gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Sumatera Utara (DPRDSU) Jalan Imam Bonjol Medan. Pegawai, staf, anggota Dewan dan orang yang rutin berkunjung ke sana mungkin jadi menganggap situasi tersebut sudah biasa. Tapi bagi yang baru 1-2 kali singgah, dipastikan kaget mengetahui tidak adanya perawatan gedung berbiaya sekira Rp. 185 Miliar yang dibangun PT Jaya Konstruksi (Jakon) dan diresmikan Gamawan Fauzi selaku Mendagri pada 9 Juli 2012. Lucunya, banjir semata kaki orang dewasa tidak datang dari luar gedung Dewan melainkan akibat bocornya plafon/atap lantai I – IV. Ironisnya lagi, pemandangan genangan air dan ember-ember penampungan tetesan hujan telah terjadi sejak 1,5 tahun silam pasca-Sekwan DPRDSU H Erwin Lubis, SH, MM, menjabat atau 18 April 2017. Pada sisi lain, kondisi taman yang ada di dalam gedung utama/induk juga rusak porak poranda alias tidak terurus. Padahal, tatkala Drs H Randiman Tarigan, MAP, menjabat Sekwan, taman selalu mendapat perhatian dan perawatan khusus 1 x 1 minggu.
Pantauan www.MartabeSumut.com beberapa bulan lalu ketika hujan deras turun, tetesan air hujan jatuh dari atas plafon gedung Paripurna dan mengejutkan puluhan anggota Dewan yang sedang mengikuti Sidang. Tak tahu persis apakah plafon bocor di gedung Paripurna itu sudah diperbaiki atau tidak. Namun hal serupa kerap terjadi di gedung induk, yang bersebelahan dengan gedung Paripurna. Terkini, saat hujan turun pada Rabu, Kamis dan Jumat pagi (10-12/10/2018), gedung induk lantai I – IV tempat 100 anggota Dewan ngantor dipenuhi genangan air hujan. Terlihat jelas mulai dari pintu masuk utama, tangga-tangga menaiki lantai I – IV, depan ruang Komisi D DPRDSU, depan ruang Fraksi Partai Demokrat dan Golkar serta teras/selasar penghubung gedung induk dan gedung Paripurna. Bahkan ruang Humas DPRDSU yang terletak di belakang juga ikut diserang air dari atas plafon bocor. Masih pengamatan www.MartabeSumut.com di gedung induk/utama, selain dari plafon yang bocor, air hujan juga masuk ke dalam gedung disebabkan tidak adanya sekat penutup teras dari sisi atas maupun samping. Akibatnya, hujan deras diikuti angin kencang akan selalu menghempaskan air memasuki teras gedung dan menggenangi lantai I – IV.
Apa Sekwan DPRDSU Sibuk Kunker ?
Ketua FP-Hanura DPRDSU Toni Togatorop, SE, MM, ketika dikonfirmasi www.MartabeSumut.com, Jumat siang (12/10/2018), menyesalkan sikap abai dan ketidakpedulian Sekwan DPRDSU H Erwin Lubis, SH, MM kurun 1,5 tahun menjabat. “Tugasnya kan memfasilitasi segala urusan dan masalah di DPRDSU. Saya rasa, banyak gak beres karena pelayanan Sekwan Erwin Lubis tidak prima. Sekwan DPRDSU ada apa tidak ? Sekwan dimana, kok dia gak peduli ? Belum beres masalah dugaan mark-up baju dinas TA 2018 Rp. 2,2 Miliar, sekarang gedung Dewan bocor dan banjir tak dipedulikan. Apa selesai masalah dengan membuat ember penampungan tetesan hujan dari plafon bocor ? Apa 1,5 tahun menjabat dia sibuk Kunker terus,” sindir Toni dengan nada tinggi, melalui saluran telepon. Toni memastikan, pihaknya sangat kecewa atas kinerja Sekwan Erwin Lubis yang tidak proaktif memperbaiki berbagai fasilitas rusak di DPRDSU. “Masak tenaga honor diperbanyaknya sehingga DPRDSU macam pasar malam ? Kasihan mereka tenaga honor, kita gak tau apa kerjanya. Jangan buat Dewan kesal,” ingat Toni. Menurutnya, Sekwan ditempatkan untuk memfasilitasi, mengatur, menjaga, melindungi, melestarikan, mengayomi serta memperbaiki. Selama 1,5 tahun menjabat, Toni menilai Sekwan DPRDSU Erwin Lubis tidak peduli dan cenderung membiarkan masalah-masalah di gedung DPRDSU. Apalagi bocornya plafon gedung Paripurna dan gedung induk DPRDSU sudah tahunan terjadi dan selalu menimbulkan genangan air setinggi 2-4 Cm di teras-teras gedung DPRDSU. “Malu kita bah. Banjir bukan datang dari luar kayak kantor Gubsu. Tapi lantaran air hujan masuk dari plafon gedung yang bocor. Berarti Sekwan Erwin Lubis tak peduli dan membiarkan kerusakan. Taman-taman di gedung induk juga dibiarkannya rusak. Dampaknya ya jadi buruk kepada Dewan. Kenapa dia tidak peduli ? Nanti saat Rapim DPRDSU akan saya sampaikan masalah ini,” janji anggota Komisi B DPRDSU tersebut.
Office Boy Sibuk Ngepel Lantai
Sementara itu, Office Boy yang bertugas di Lt II Komisi D DPRDSU, Heru, tampak sibuk mengepel lantai di depan pintu masuk Komisi D, Jumat sore (12/10/2018). Ketika dikonfirmasi www.MartabeSumut.com, Heru tampak geleng kepala. “Gak ngerti-lah Bang. Rembesan air hujan datang dari atas plafon yang bocor. Bingung juga sudah menahun kerusakan namun tak diperbaiki,” herannya. Heru menjelaskan, setelah air yang tergenang dipel, diperoleh 1 ember besar hasil tetesan deras dari atas plafon. Bila tidak dipel, Heru khawatir orang yang melintas terpeleset lantaran tidak melihat genangan air. “Lantainya putih Bang, jadi genangan air ini tak nampak. Bisa terpeleset, bahaya kalo kita jatuh. Lantai penyeberangan dari gedung utama ke gedung Paripurna juga digenangi air akibat plafon bocor-bocor,” singkap Heru. Sekwan DPRDSU H Erwin Lubis, SH, MM, belum dapat dikonfirmasi terkait gedung Dewan yang bocor-bocor. Sedangkan Kasubag Yanmas/Humas DPRDSU Rospita Pandiangan, SE, enggan berkomentar ketika ponselnya dihubungi www.MartabeSumut.com, Sabtu malam (13/10/2018). “Saya gak tau persis apa sebabnya belum diperbaiki. Nanti saya sampaikan informasi ini kepada pimpinan ya,” ucap Rospita singkat. (MS/BUD)