PNS Guru SD Gelisah Kredit Rp. 320 Juta, PT Bank Mandiri Taspen Cuma Cairkan Rp. 96 Juta

Salah satu surat penyataan dan kuasa dikeluarkan PT Bank Mandiri Taspen Cab Medan yang disebut Nurhaini Siregar tidak pernah ditandatangani namun justru dibubuhi tanda-tangannya. (Foto: Ist/www.MartabeSumut.com)
Bagikan Berita :

Nurhaini Siregar (58), salah satu dari puluhan korban kredit PT Bank Mandiri Taspen Cab Medan, hadir dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) Komisi C Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Sumatera Utara (DPRDSU), Selasa siang (14/6/2022) di gedung Dewan Jalan Imam Bonjol Medan. Ya, PNS Guru SDN Nomor 101779 Percut Sei Tuan Kab Deli Serdang tersebut resah lantaran pernah menandatangani akad (perjanjian) kredit Rp. 320 juta dengan PT Bank Mandiri Taspen Cab Medan sejak 13 April 2020 dan berakhir 13 Januari 2039. 

BACA LAGI: Kredit Puluhan PNS Dicairkan tak Sesuai Akad, Wakil Ketua Komisi C DPRDSU Kejar PT Bank Mandiri Taspen

IRONISNYA, hingga kini Nurhaini hanya menerima uang Rp. 96 juta. Perempuan yang akan pensiun tahun 2024 itu menyatakan gelisah. Bingung mengetahui sikap manajemen PT Bank Mandiri Taspen Cab Medan tidak mencairkan sisa kredit tanpa penjelasan kurun 2 tahun lebih. Apalagi sedari awal menerima tawaran kredit, Nurhaini merasakan ada “tipuan” penyimpangan syarat bahkan indikasi tindak pidana dilakukan PT Bank Mandiri Taspen Cab Medan. Lalu, benarkah Nurhaini korban iming-iming kredit PT Bank Mandiri Taspen Cab Medan ? Bagaimana sistem pembayaran angsuran dilakukannya kurun 2 tahun terakhir ? Apa pula syarat “tipuan” dan indikasi pidana PT Bank Mandiri Taspen Cab Medan ? Jurnalis www.MartabeSumut.com Budiman Pardede, S.Sos (BP) mewawancarai Nurhaini Siregar (NS) via ponsel, Rabu (15/6/2022) pukul 14.00 WIB. Berikut petikan wawancaranya:

BACA LAGI: Harga Tiket Pesawat Selangit, Ini Rute yang Meledak

BACA LAGI: Puluhan Pengungsi Afganistan Kembali Demo di Depan Kantor UNHCR Medan

BACA LAGI: Toni Togatorop: Dana Desa Belum Banggakan Petani Sumut Karena Tidak Diarahkan Selesaikan Masalah

BACA LAGI: Warga Multatuli Medan Terima Penyuluhan Hukum Keliling

BACA LAGI: Antisipasi Maraknya Pekerja Migran Indonesia yang Ilegal

BACA LAGI: Lapas & Rutan di Sumut Over-Capacity 258 Persen

BACA LAGI: Tak Hanya LHKPN, Seluruh ASN Wajib Laporkan Harta Kekayaan

BACA LAGI: Jaksa Agung Perintahkan Berantas Mafia Pupuk, Politisi Hanura Sindir KDh di Sumut Jangan Diam

BACA LAGI: Demo ke DPRDSU, Massa Tuntut Pengesahan UU PRT

BP : Selamat siang Ibu.

NS : Selamat siang Bapak.

BP : Boleh wawancara tentang RDP puluhan PNS bersama Komisi C DPRDSU semalam ? Ibu datang ke sana kan ?

NS : Ya, saya datang Pak. Tapi wawancara ini tidak menjerumuskan saya kan Pak ?

BP : Saya justru mau bantu Ibu mengungkap kasus kredit PNS/ASN dengan PT Bank Mandiri Taspen Cab Medan.

NS : Saya stres Pak, gelisah. Maaf ya, saya hanya jaga-jaga aja supaya masalah kredit ini tidak menambah beban pikiran.

BP : Baik Ibu, saya paham. Silahkan bicara, saya mendengar. Bagaimana ceritanya ibu bisa kredit Rp. 320 juta namun sudah 2 tahun lebih PT Bank Mandiri Taspen Cab Medan hanya mencairkan Rp. 96 juta ?

NS : Benar Pak. Gak sesuai pinjaman dengan yang saya terima. Saya PNS sejak 1986. Pensiun 2 tahun lagi. Akad kredit selama 19 tahun sejak 2020-2039. Tanggal 14 April 2020 pencairan saya terima di kantor PT Bank Mandiri Taspen Cab Medan Rp. 96 juta.

BP : Apakah Ibu memang sengaja mengajukan kredit ?

NS : Tidak Pak. Kira-kira bulan Maret 2020, ada orang datang ke rumah saya. Katanya marketing/pegawai PT Bank Mandiri Taspen. Namanya Pak Soni. Setelah itu, beberapa hari kemudian datang orang lain. Namanya Pak Zaman. Dia bilang perantaraan mewakili Pak Soni. Pak Zaman itu rumahnya di Tanjung Rejo. Dialah datang mengimingi saya. Dia bilang atas suruhan marketing PT Bank Mandiri Taspen, Pak Soni. Pak Zaman terus iming-imingi saya soal kredit PNS menjelang pensiun.

BACA LAGI: Pelayanan Publik Tidak Boleh Diskriminatif..!

BACA LAGI: Waspadai Bahaya Penyakit Dissosial & Asosial

BP : Ibu langsung setuju ?

NS : Tidak Pak. Saya katakan bahwa saya masih ada hutang di Bank Sumut. SK asli PNS saya kan ditahan Bank Sumut. Sebab PT Bank Mandiri Taspen juga minta SK PNS asli. Setahu saya masak 2 bank bisa kasih kredit tanpa agunan SK asli. Saya bilang gitu Pak. Tapi mereka bilang tidak apa-apa walau SK asli PNS saya hanya foto capy. Mereka bilang saya bisa minjam. Angsuran bulanan pinjaman akan dipotong dari gaji.

BP : Apa nama program kredit mereka yang ditawarkan kepada Ibu ?

NS : Saya gak tahu nama program pinjamannya. Bukan untuk kredit usaha. Gak pernah dijelaskan sama saya soal pinjaman ini. Mereka bilang cuma bisa minjam di PT Bank Mandiri Taspen untuk PNS/ASN yang akan pensiun.

BP : Ibu minta nominal kredit Rp. 320 juta ?

NS : Tidak saya minta Rp. 320 juta Pak. Mereka yang ucapkan dapat meminjam Rp. 320 juta. Saya gak minta sebanyak itu. Tapi karena saya memang sedang butuh uang, ya saya okekan Rp. 320 juta.

BP : Kapan ibu ambil uang dan kenapa hanya Rp. 96 juta dicairkan ?

NS : Itulah saya bingung sampai sekarang Pak. Dari awal gak ada penjelasan mereka. Semua surat dan perjanjian mereka siapkan cepat sekali. Saya terima uang kredit Rp. 96 juta pada 14 April 2020 di kantor PT Bank Mandiri Taspen Jalan Gatot Subroto Medan. Namun tidak sesuai akad Rp. 320 juta. Kata mereka sisanya diblokir dengan alasan saya masih tugas. Tellernya mengatakan yang bisa saya ambil Rp. 96 juta. Sisanya diblokir. Saya tanya kenapa ? Dijawab karena saya belum pensiun. Uang saya terima sampai sekarang Rp. 96 juta. Kalau sejak awal mereka bilang sisa pinjaman diblokir, pasti saya tolak tawaran kredit mereka.

BP : Kini sudah 2 tahun lebih Ibu kredit, bagaimana sistem pembayaran angsuran ? Bukankah SK PNS Ibu ditahan Bank Sumut dan gaji Ibu dipotong pihak Bank Sumut ?

NS : Selama 2 tahun lebih saya tak pernah bayar angsuran. Gaji saya tidak dipotong. Heran saya.

BACA LAGI: Dinilai Berperan Dorong Pertumbuhan Ekonomi, BRI Beri Penghargaan Pelaku UKM/UMKM di Sunggal

BACA LAGI: Dugaan Pemalsuan Surat Eks Ketua Yayasan Perguruan MTS PMA, DPRDSU Ingatkan Transparansi Proses Hukum

BP : Loh, kok bisa ? Ada yang menagih ? Boleh tahu berapa jumlah angsuran bulanan sesuai akad kredit ?

NS : Rp. 3.758.222/bulan. Sampai sekarang saya tidak pernah bayar angsuran. Tapi di rekening koran saya justru tercatat membayar angsuran setiap bulan. Makanya saya gelisah Pak. Saya mulai berpikir, apakah sisa uang kredit saya yang diblokir itu dijadikan pembayaran angsuran bulanan, saya gak tahu. Tak pernah ada penjelasan PT Bank Mandiri Taspen pada saya. Kalo dulunya saya tahu sisa uang kredit dipakai bayar angsuran, saya tidak akan pinjam. Hingga kini tak ada penjelasan mereka kenapa tidak diberikan sisa uang kredit. Tidak ada pula keterangan resmi ke saya bahwa sisa uang yang diblokir untuk bayar angsuran bulanan. Saya kredit 19 tahun sejak 2020-2039. Mungkinkah dari blokiran itu mereka potong ? Kata mereka nanti setelah saya pensiun baru dari gaji saya dipotong. Saya kecewa sekali Pak, selalu risau sampai tahun 2039.

BP : Apakah ada surat-surat perjanjian yang tidak Ibu baca tapi langsung teken ?

NS : Ini juga aneh Pak. Sekali aja saya ke kantor PT Bank Mandiri Taspen saat pencairan uang Rp. 96 juta. Apalagi ketika pencairan uang, suami saya tidak ikut tanda-tangan. Saya tanyakan, tapi gak apa-apa kata mereka. Yang bikin saya makin heran setelah keluar surat akad kredit. Tiba-tiba ada tanda-tangan suami. Padahal suami saya tak pernah tanda-tangan. Saya sudah tanya suami. Dijawab suami itu pemalsuan. Saya lihat seakan-akan semuanya ini bikinan mereka. Kan pidana memalsukan itu Pak ?

BP : Oke, ada keanehan atau keganjilan lain dalam surat-surat resmi yang dikeluarkan PT Bank Mandiri Taspen ?

NS : Ada Pak. Terdapat bunyi perjanjian tentang pembayaran angsuran bulanan diatas 70 persen dari gaji pensiun saya. Kemudian keluar pula surat pernyataan dan kuasa dari saya. Terkait pengambilan SK asli PNS oleh PT Bank Mandiri Taspen bila SK asli PNS sudah saya terima (dari Bank Sumut). Tapi saya gak pernah teken surat kuasa tersebut. Kok bisa ada surat-surat atas nama saya dan suami yang kami teken ? Saya rasa mereka scan tanda-tangan kami. Akta perjanjian kredit tidak pernah ditandatangani suami saya. Makanya saya duga ada pemalsuan tanda-tangan.

BACA LAGI: Sindir Tata-Kelola Migor, Komisi B DPRDSU Sugianto Makmur: Pajak Ekspor CPO Rp. 200 T/Tahun Kemana ?

BACA LAGI: Keren…! Parit Berisi Kotoran Digali, Warga: Terimakasih Pak Lurah Teladan Timur

BP : Boleh tahu berapa gaji Ibu tiap bulan ?

NS : Gaji saya terima tiap bulan Rp. 5,6 jutaan. Jujur ya Pak, demi Allah, saya gak tahu isi perjanjian pemotongan diatas 70 persen dari gaji saya. Saya merasa tertipu Pak. Gaji saya memang belum pernah dipotong mereka membayar angsuran bulanan. Gaji saya hanya dipotong Bank Sumut sebab ada hutang saya di Bank Sumut. Tagihan PT Bank Mandiri Taspen gak pernah ada ke saya. Harusnya mereka datang ke rumah menjelaskan. Kalo dijelaskan mereka soal uang blokir membayar angsuran, saya tegaskan lagi tidak akan pinjam uang. Kami semua korban Pak. Jadi bermasalah akibat kredit di PT Bank Mandiri Taspen.

BP : Dengan semua keganjilan tersebut, pernahkah Ibu dan kawan-kawan PNS protes mempertanyakan ke kantor PT Bank Mandiri Taspen ?

NS : Saya dan 26 kawan-kawan PNS datang ke sana pada Senin 6 Juni 2022. Diterima Ibu Tiara dan Pak Edi Kusnaidi. Kami tanya masalah sisa uang saya dan teman-teman. Diam mereka gak bisa jawab Pak. Diam aja mereka. Setelah kami korban protes, disitulah keluar surat mereka tentang pemotongan gaji pensiun diatas 70 persen. Tak pernah ada penjelasan mereka ke saya dan kawan-kawan yang jadi korban. Kecewa saya. Potongan diatas 70 persen ini sampai kapan habis ? Fasilitas kredit di PT Bank Mandiri Taspen Medan sangat menyakiti hati saya dan keluarga.

BP : Terakhir Ibu, sudah ada rencana lapor ke polisi ?

NS : Saya kurang tahu Pak. Setahu saya ada kawan kami yang juga korban atas nama Pak Undang Siregar. Kabarnya Pak Undang Siregar telah melapor ke polisi.

BP : Terimakasih waktu dan kesempatan wawancara ya Ibu Nurhaini Siregar. Selamat siang.

NS : Sama-sama, tolong bantu kami ya Pak.

BACA LAGI: Penuhi Amanat AD/ART, Rapat Anggota Sahkan Pengurus KAJI Unit DPRD Sumut Masa Bakti 2022-2027

BACA LAGI: HUT ke-5 KAJI DPRD Sumut dengan 100 Anak Panti, Baskami & Zeira: Gelar Terus Aksi Sosial

VIDIO: HUT ke-5 Komunitas Aksi Jurnalis Independen (KAJI) Unit DPRD Sumut bersama 100 anak yatim piatu Panti Asuhan LKSA Bala Keselamatan Jalan Samanhudi No.27 Medan, Jumat (28/1/2022).

BACA LAGI: KAJI Unit DPRD Sumut Bagi 500 Masker ke Pengendara, Baskami Ginting: Kegiatan Kecil, Manfaat KAJI Buat

BACA LAGI: Hadiri HUT ke-4 KAJI DPRD Sumut, Zeira & Robert Dorong Bansos ke Panti Asuhan Al-Marhamah

BACA LAGI: KAJI Unit DPRD Sumut Rayakan Natal, Salurkan Sembako & Tali Asih Buat Yatim Piatu PA Anak Gembira Simalingkar

BACA LAGI: Sosialisasi Bahaya Narkoba KAJI Unit DPRD Sumut: 6 Narasumber Ingatkan 1.500 Siswa SMAN 5 Waspada

BACA LAGI: Rayakan Natal di LP Tanjung Gusta Medan, KAJI Unit DPRD Sumut Beri Narapidana 100 Paket Natal

BACA LAGI: HUT ke-1, KAJI Unit DPRD Sumut Berbagi Kasih dengan Lansia di Panti Jompo Harapan Jaya Marelan

BACA LAGI: Aksi Sosial KAJI Unit DPRD Sumut Jelang Idul Fitri 1438 H itu Bikin 106 Anak Yatim Tersenyum

BACA LAGI: Korban Jiwa Gempa Lombok 387 Orang, KAJI Unit DPRD Sumut Salurkan Bantuan Rp. 650 Ribu

Pimpinan Bank Mandiri Taspen Medan Ingkar Beri Konfirmasi

Terpisah, www.MartabeSumut.com mencoba mengonfirmasi kasus kredit puluhan PNS/ASN dengan mendatangi kantor cabang PT Bank Mandiri Taspen di Jalan Gatot Subroto Medan, Rabu (15/6/2022) pukul 16.15 WIB. Setibanya www.MartabeSumut.com di sana, Satpam PT Bank Mandiri Taspen Medan, Prayuda Panjaitan, menyatakan harus ada janji untuk bertemu pimpinan. Ketika disampaikan bahwa konfirmasi wartawan bertujuan memberi hak jawab PT Bank Mandiri Taspen Medan atas keluhan persoalan kredit puluhan PNS/ASN, Prayuda akhirnya masuk ke dalam dan menginformasikan ke pimpinannya. Nah, selang 5 menit, Prayuda sudah keluar lagi. “Pimpinan Pak Edi Kusnaidi meminta nomor Hp abang aja. Nanti abang segera ditelepon bapak. Gitu pesan beliau,” kata Prayuda. Sayang sekali, setelah nomor Hp diberikan, pimpinan PT Bank Mandiri Taspen Cabang Medan Edi Kusnaidi tidak menghubungi www.MartabeSumut.com  sampai berita diterbitkan. (MS/BUD)

Bagikan Berita :

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here