www.MartabeSumut.com, Medan
Ada yang ganjil saat proyek pengorekan dan pembetonan parit-parit rumah warga di beberapa kawasan Kota Medan mulai dilaksanakan sejak awal Desember 2019. Bukan apa-apa, selain pengerjaan tidak dilengkapi plang proyek untuk diketahui publik dan tanah galian parit teronggok bebas memenuhi ruas jalan umum, berbagai aktivitas pekerjaan juga terlihat suka-suka dan seenaknya. Termasuk dasar parit yang seharusnya dicor semen namun masih beralas tanah seperti kondisi parit sebelumnya. Dasar parit yang seharusnya cor semen tapi tetap dibiarkan tanah, itu diduga akal-akalan pemborong untuk memanipulasi proyek. Lucunya lagi, plang proyek yang tidak dipajang oleh pemborong justru memunculkan plang “sulapan” bertulisan: “Mohon maaf jalan Anda terganggu, ada galian dainase”.
BACA LAGI: Tim Reses DPRDSU Dapil Sumut 2 Soroti Banjir, Jalan Rusak di Medan & Keluhan Air PDAM Tirtanadi
BACA LAGI: 2019 Ada 3.768 Bencana, 2020 Waspadai Potensi Gempa, Tsunami & Vulkanologi
Pantauan www.MartabeSumut.com sejak pertengahan Desember 2019 pada 2 titik proyek di Jalan Aman II (pekerjaan sekira 100 Meter) dan Jalan Pelopor (pekerjaan sekira 300 Meter), kedua lokasi proyek memang saling bersinggungan langsung dan berada di Kel Teladan Timur Kec Medan Kota. Semua data terpaksa diperkirakan atau sesuai penglihatan karena memang tidak tampak plang proyek pemberitahuan pekerjaan dan siapa yang mengerjakan. Proyek pada 2 titik itu mulai dikerjakan sekira pertengahan Desember 2019. Diawali pengorekan parit kedalaman sekira 1-1,2 Meter dengan lebar 1 Meter. Alat berat dipakai sebagai upaya pengorekan awal. Kemudian diikuti pekerja pengorek manual yang mengatur lebar serta kedalaman parit. Pekerjaan berikutnya langsung disusul pembuatan mall parit dan terakhir pengecoran atau pembetonan parit.
BACA LAGI: Pemegang Kekuasaan Dipanggil Atasi Banjir Medan, DPRDSU Sarankan 5 Alat Berat Standby di Sungai
95 Persen Pekerjaan Tuntas
Masih pengamatan www.MartabeSumut.com pada Sabtu siang (4/1/2020), pekerjaan pada 2 jalan tersebut telah 95 persen tuntas walau aktivitas pekerja memang tak terlihat lagi sedari Selasa 31 Desember 2019. Kegiatan yang tersisa hanya tinggal pembukaan mall (dari papan dan kayu), pembuatan beberapa pintu beton kontrol/kendali parit-parit serta pengecoran landasan parit yang masih beralaskan tanah lumpur. Saat ini kondisi parit di Jalan Aman II dan Jalan Pelopor sudah tertutup semen beton rata dengan aspal jalan. Tatkala pengerjaan proyek sedang berlangsung, pekan lalu, www.MartabeSumut.com sempat bertanya kepada para pekerja tentang perusahaan pelaksana proyek. Namun mereka bungkam dan mengalihkan kepada mandor. “Memang kami 1 perusahaan semua Bang. Mulai pekerja penggalian, pembuat mall dan pengecor parit-parit. Tanya mandor saja nama perusahaannya ya Bang,” ucap seorang pekerja. Saat www.MartabeSumut.com menemui mandor bernama Diduk, jawaban serupa juga disampaikannya. “Waduh, saya gak tahu nama perusahaannya Bang,” tepis Diduk dengan aura terkejut. Ketika disampaikan keluhan warga soal tanah galian parit yang dibiarkan berhari-hari teronggok di bahu jalan dan hal itu melanggar aturan, Diduk langsung membenarkan. “Maaf Bang, segera kami angkat,” ujarnya. Kenapa plang proyek tidak ada ? Diduk terdiam mendapat pertanyaan itu dan tak bisa berkata-kata. “Kita ikut pimpinan ajalah Bang,” jawabnya. Lalu, kalo Anda bilang punya pimpinan, berarti ada nama perusahaannya dong ? Lagi-lagi Diduk tak sanggup memberi keterangan. Nah, saat dikejar apakah kelak dasar parit akan dicor semen atau dibiarkan hanya tanah seperti kondisi awal parit, Diduk memastikan semua dasar parit akan dicor semen. Menurut dia, sebagian dasar parit sudah dicor semen. “Nanti pengecoran dasar parit lainnya dilakukan setelah pembukaan mall bekas pengecoran. Usai libur Tahun Baru 2020 kita lanjut kerja buka mall, melakukan pengecoran dasar parit dan finishing keseluruhan ya Bang,” tutup Diduk.
Hasil Cor Semen Bolong-bolong
Terpisah sebelumnya, www.MartabeSumut.com mengkonfirmasi Huta O Siahaan (50), warga Jalan Pelopor yang parit rumahnya terdampak proyek. Huta pun menunjukkan hasil pembetonan parit/cor semen yang tidak padat melainkan tampak kupak-kapik alias bolong-bolong. “Lihat itu hasil pengecoran banyak tidak padat dan berlobang-lobang. Bahkan dasar parit yang dikorek kedalaman sekira 1 Meter – 1,2 Meter malah dibiarkan tanah tanpa pondasi semen cor,” ungkapnya. Huta menilai, proyek pengorekan dan pembetonan parit-parit rumah warga dilakukan asal jadi, buru-buru dan tidak memikirkan kenyamanan publik. Huta mengatakan, proyek telah 2 minggu dikerjakan sejak pertengahan Desember 2019. Tapi dia menyesalkan pola pekerjaan yang buru-buru dan sekadar mengejar target sehingga hasilnya tidak maksimal atau kurang memuaskan warga. “Masak dasar parit dibiarkan tetap tanah ? Kapan dan bagaimana lagi cara mereka kerjakan? Sebab parit-parit yang dibeton telah penuh air. Patut dicurigai, ini akan jadi temuan dan manipulasi pekerjaan proyek. Akal-akalan pemborong aja ? Harusnya dasar parit dicor semen, tapi pemborong malah memanipulasi dan membiarkan dasar parit tetap tanah,” sindir Huta bertanya. (MS/DEKS/BUD)