PA Putra Muhammadiyah Medan Hiasi Ramadhan dengan Taraweh & Kuliah Subuh Bersama

Bagikan Berita :

www.MartabeSumut.com, Medan

Memasuki bulan suci Ramadhan 1439 H, Panti Asuhan (PA) Putra Muhammadiyah memiliki beberapa tradisi menarik. Diantaranya solat taraweh, kuliah subuh serta setiap hari Minggu pagi menggelar wajib baca Alquran. Selain dihadiri 60 orang anak-anak panti asuhan, pengelola juga mendatangkan guru atau ustadz secara terjadwal dan bergiliran.

Tatkala ditemu www.MartabeSumut.com, Sabtu siang (26/5/2018) di Jalan Amaliun Gang Umanat No 5 Medan, Kepala PA Putra Muhammadiyah 
Kasirun Sudarsono, SPd (65) didampingi staf pengelola PA seperti Vika, Farida dan Rizal. Pria tergolong energik itu menyatakan, PA telah berdiri sejak 17 Maret 1964. Menurut Kasirun, dirinya baru 1 tahun memimpin PA Putra Muhammadiyah. “Pertama berdiri di Jalan Thamrin. Lalu pindah ke Jalan Demak dan sekarang di Jalan Amaliun. Bulan Ramadhan selalu kita hiasi acara taraweh, kuliah subuh serta pembacaan Alquran setiap hari Minggu pagi,” singkapnya. 

Kasirun menjelaskan, PA Putra Muhammadiyah memiliki 2 lokasi pembinaan anak-anak yang masuk kriteria yatim piatu, fakir miskin, muallaf, yatim dan piatu. Pusat lokasi berada di Jalan Amaliun Gang Umanat No 5 dengan mengasuh 30 laki-laki terdiri dari 10 siswa SMP dan 20 pelajar SMA. Lokasi kedua di Jalan Perjuangan simpang Tuba 4 Denai mengasuh 30 laki-laki. Pendidikannya meliputi 6 orang SD, 14 SMP 14 dan 10 SMA. Kasirun menyebut, semua warga PA Muhammadiyah diantar keluarga masing-masing ke panti. Namun syaratnya harus umur 10 tahun ke atas atau kelas 4 SD. Sedangkan operasional panti asuhan diawasi langsung oleh Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kota Medan Drs Anwar Sembiring dan Ketua Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Kec Medan Kota Ahmad Zubaidi, SH. “Mereka sekali sebulan datang.ke sini. Saya lapor ke PCM Kec Medan Kota,” terangnya..


Dari mana sumber dana panti dan uang siapa dipakai untuk menyekolahkan 60 anak-anak yang diasuh ? Kasirun tampak terdiam sejenak. Bagi dia, panti asuhan sepenuhnya dikelola dengan usaha mandiri melalui subsidi bantuan uang dan barang dari masyarakat tanpa ikatan. “Satu sen pun kita tidak pernah minta dari keluarga anak yatim. Dana kita peroleh dari publik secara pribadi atau institusi. Bantuan yang terkumpul terkadang lebih, bisa pula kurang. Makanya kami selalu pandai-pandai menyisihkan stok,” akunya, sembari menambahkan, saat ini bantuan pemerintah mandeg dan selama memimpin panti belum pernah menerima bantuan pemerintah. Sampai sekarang, singkap Kasirun lebih jauh, sudah ada 5 tamu yang datang membuat acara buka puasa bersama di PA Muhammadiyah sekaligus memberikan bantuan. Bahkan tidak jarang pula anak-anak panti asuhan diundang keluar berbuka puasa bersama.  

Program Ramadhan 

Bagaimana realisasi progam taraweh, kuliah subuh dan baca Alquran bersama pada hari Minggu pagi ? Kasirun memastikan, 3 kegiatan Ramadhan itu menjadi sangat istimewa dan momentum sakral terhadap keluarga besar PA Muhammadiyah. Setiap sore, kata Kasirun, anak-anak panti asuhan akan dikumpulkan untuk buka puasa bersama dan diikuti solat taraweh berjemaah. Kemudian saat subuh mengikuti kuliah subuh bersama. Para penceramah yang hadir taraweh dan kuliah subuh disebutnya bergantian sesuai jadwal yang telah diatur. Selain itu, program Ramadhan juga diisi dengan kegiatan pengajian serta baca Alquran setiap hari Minggu pukul 08.00 WIB – 10.00 WIB. “Gurunya berpendidikan S2 dari UINSU Medan Pak Zakaria dan Pak Efendi,” ungkap Kasirun. 

Lalu, apa suka dukanya selama memimpin Panti Asuhan Putra Muhammadiyah ? Pensiunan guru Muhammadiyah tahun 2014 ini langsung menyatakan tidak ada. Dia memastikan, suka duka tidak pernah difikirkan lantaran niat yang tulus dan ikhlas mengasuh anak-anak miskin. Kendati demikian, Kasirun tetap berharap masyarakat luas mau peduli memperhatikan kehidupan anak-anak yang tinggal di panti asuhan. Sebab Kasirun tidak mengingkari, keterbatasan biaya kerap membuatnya harus ekstra aktif mencari dukungan dana dari berbagai pihak. Apalagi gaji pegawai juga harus dibayar setiap bulan. Sejauh ini, timpal Kasirun lagi, selain masalah keuangan, kesulitan yang dihadapi menyangkut tenaga pegawai panti yang kurang terampil mengurusi anak-anak asuh. Dia mengungkapkan, di Jalan Amaliun terdapat 5 orang pegawai sedangkan di Jalan Tuba Denai ada 4 orang karyawan. Diakuinya, 3 hari sebelum dan sesudah Lebaran, anak-anak panti akan dipulangkan ke kampung halaman menemui keluarga masing-masing. Momen keberangkatan anak-anak panti dianggapnya mengharukan karena pihaknya cuma mampu memberi 1 sarung dan ongkos transport. “Ke-60 anak-anak yang kita asuh bersekolah pada tingkat SD, SMP, SMA, SMK dan MAN di Kota Medan. Biaya sekolah dan ongkos mereka sehari-hari kita yang tanggung. Mohon doakan ya supaya PA ini selalu diberi berkah oleh Tuhan Yang Maha Kuasa, Allah Swt,” tutup Kasirun. (MS/DEKS)

Bagikan Berita :

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here