www.MartabeSumut.com, Medan
Gelandangan dan pengemis (Gepeng) mulai memenuhi berbagai ruas jalan di Kota Medan sejak beberapa hari kemarin. Pantauan www.MartabeSumut.com pada ruas seperti Jalan Juanda, Jalan Sudiman, Jalan SM Raja, Jalan Brigjen Katamso dan Jalan Gatot Subroto Medan, Rabu (8/7/2015), kalangan Gepeng dari berbagai usia termasuk anak-anak, tampak berseliweran di lampu-lampu merah persimpangan jalan.
Kondisi tersebut tentu saja rentan hal-hal tidak diinginkan. Baik bagi pengguna jalan raya, juga bagi Gepeng yang kerap beraksi tiap lampu merah mulai menyala. Selain mengganggu kelancaran arus lalulintas, kecelakaan juga bisa terjadi setiap saat. Udin (47), misalnya. Pria yang mengaku tinggal di kawasan Deli Tua itu menyatakan rezekinya mengemis selalu lancar menjelang Idul Fitri. “Gimana lagi ya, kerja gak ada. Kalo ngemis lumayan ada penghasilan buat anak dan istri,” akunya, saat ditanya www.MartabeSumut.com, Ranu siang (8/7/2015) di ruas Jalan Juanda Medan. Menurut Udin, saat puasa mulai berjalan, dirinya telah mengemis pada beberapa ruas jalan di Medan. “Dari mulai puasa sampai Idul Fitri nanti, ya begini dululah keadaannya. Tiap hari saya dapat Rp. 20-30 ribu,” ungkap Udin, sembari menambahkan, aktivitas mengemis di Medan telah dilakukan sejak 5 tahun terakhir.
Lebih ironis lagi disampaikan Roni (10). Bocah ingusan yang putus sekolah tersebut justru mengaku diperintah orangtuanya sendiri untuk mengemis di persimpangan lampu merah. “Gak sekolah lagi bang, bantulah bang untuk makan aja. Nanti aku makan apa bang,” ucap Roni memelas kepada www.MartabeSumut.com, dengan wajah tertunduk. Ketika ditanya kenapa mengemis, Roni secara polos menyatakan disuruh orangtuanya. “Bapak dan mamak juga ngemis bang. Mereka yang suruh aku ngemis,” cetusnya. Tatkala disampaikan lagi bahwa aktivitas di jalan raya bisa membahayakan dirinya, Roni malah pergi begitu saja. “Mau ngasih gak bang. Gak ngasih jangan banyak tanya-tanyalah,” ketusnya berlalu. (MS/DEKS)