www.MartabeSumut.com, Medan
Pandemi Corona Virus Disease (Covid-19) telah membuat manusia terbelenggu secara pisik. Merontokkan perekonomian pada aras lokal, nasional bahkan global. Salah satunya adalah masyarakat petani di pedesaan. Itulah sebabnya, pemerintah perlu memfasilitasi petani agar bisa terus maksimal memproduksi sektor kebutuhan pokok rakyat. Negara, melalui Gubsu Edy Rahmayadi, Pemprovsu, Bupati dan Walikota se-Sumut, wajib hadir mendorong petani dengan dukungan penyaluran vitamin, obat-obatan, makanan bergizi, masker serta kebutuhan sektor pertanian.
Imbauan tersebut dilontarkan Politisi Partai Hanura Sumut Toni Togatorop, SE, MM, kepada www.MartabeSumut.com, Senin siang (20/4/2020). Berbicara melalui saluran telepon, Toni memastikan, jika pola tanam petani tidak berjalan baik, maka bukan mustahil terjadi collaps alias kehancuran pasokan kebutuhan pokok rakyat di kota dan pedesaan. Menurut Toni, ketika collaps melanda kebutuhan pokok, niscaya berimbas pada bencana kelaparan yang berujung chaos (kekacauan) bahkan penjarahan. “Teman-teman karyawan, pegawai swasta, buruh tani dan nelayan banyak menjerit. Bahkan mencapai 80% pegawai swasta dirumahkan. Suka tak suka, ya harus kita hadapi bersama. Realitas pandemi virus Corona memang sangat mengganggu ekonomi global,” ucapnya.
Jajaran Kesehatan & Pertanian Berkoordinasi
Anggota DPRD Sumut periode 2014-2019 itu berharap, dalam kondisi wabah virus Corona menyerang dunia, pemerintah pusat, Gubsu Edy Rahmayadi, Pemprovsu serta Pemkab/Pemko se-Sumut seyogianya mengarahkan jajaran kesehatan dan pertanian agar selalu berkoordinasi. Tujuannya untuk memfasilitasi penguatan kesehatan masyarakat petani sekaligus mendorong produktivitas pertanian. Toni mencontohkan, saat ini ladang dan sawah pertanian rakyat memerlukan insektisida, obat-obat pertanian pemberantas hama/serangga tanaman, pupuk, alat-alat pertanian bahkan pendampingan tenaga penyuluh lapangan. “Jadi begini ya, petani kita kan harus sehat dulu. Makanya berikan vitamin dan alat pelindung diri (APD) supaya petani tetap stabil bekerja. Lalu turunkan tenaga penyuluh pertanian untuk mengawal dan mengawasi secara efektif produksi pertanian. Pemerintah daerah jangan menunda kebijakan ini. Kawal dan fasilitasi agar sektor pertanian rakyat tidak collaps. Kita gak tahu sampai kapan pandemi Covid-19,” ingat Toni.
Antisipasi Efek Domino
Kedepan, lanjut mantan Ketua Komisi A, Ketua Badan Kehormatan dan Ketua FP-Hanura DPRD Sumut itu lagi, konsumsi pangan rakyat patut diperhatikan lebih konsisten. Gubsu, Pemprovsu dan Pemkab/Pemko se-Sumut dimintanya tanggap mengantisipasi efek domino atau persoalan tak terduga akibat Corona. Artinya, koordinasi Pemprovsu dengan para bupati/walikota urgen dioptimalkan. “Segera salurkan fasilitas pendukung pertanian. Kemudian berikan petani Sumut vitamin serta makanan bergizi agar mereka tangguh melawan Covid-19. Bila rakyat sehat, niscaya bangsa kita kuat. Tolong Gubsu, bupati dan walikota fokus menjaga sektor kesehatan serta pertanian di pedesaan,” imbaunya.
BACA LAGI: Mantan Anggota DPRDSU Bicara Plt Sekwan, Toni & Robert: Dewan Memutuskan, Gubsu Mengaminkan !
Petani Tunggu Kebijakan Cepat Pemprovsu
Wakil Ketua Bapilu Partai Hanura Sumut ini menyimpulkan, saat kondisi krisis sekarang, warga pedesaan (petani) menunggu hadirnya kebijakan pemerintah pusat dan Pemprovsu dalam memperkuat sektor kesehatan/pertanian. Apalagi banyak masyarakat pada sektor informal dan formal terimbas dampak Covid-19. Mulai dari buruh, pekerja harian, mingguan hingga petani desa. Semuanya menghadapi kesulitan sehingga butuh difasilitasi/dilindungi cepat oleh pemerintah. Bagi Toni, supaya collaps tidak melanda sektor kebutuhan pokok konsumsi rakyat, satu-satunya strategi adalah memperkuat produktivitas sektor pertanian di pedesaan.
Toni percaya, keamanan dan stabilitas nasioal tidak bakal goyang tatkala “urusan perut” rakyat tersedia secara normal. “Semoga Tuhan Yang Maha Kuasa segera mengakhiri wabah Covid-19. Saatnya menjalin soliditas dan kesetiakawanan sosial melawan Corona. Ayo kita kuatkan petani dalam memproduksi kebutuhan pokok,” pinta Toni Togatorop. (MS/BUD)