MartabeSumut, Jakarta
Kebrutalan negara jiran Malaysia terjadi lagi. Kali ini 4 orang Warga Negara Indonesia (WNI) ditembak polisi Malaysia karena tuduhan merampok. Pemerintah Republik Indonesia pun memprotes penembakan 4 WNI itu hingga tewas sebab disebut-sebut tanpa melalui prosedur standard penegakan hukum.
“Saya mengecam keras tindakan barbar polisi Malaysia yang dengan mudahnya menembak orang hingga tewas,” kata Kepala Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) Moh Jumhur Hidayat di Jakarta, Minggu, mengomentari penembakan empat WNI oleh polisi Malaysia. Kepala BNP2TKI mengatakan, Kedutaan Besar RI di Kuala Lumpur, Malaysia, mendapat laporan dari polisi Malaysia bahwa ada empat WNI yang ditembak hingga tewas polisi Malaysia pada Jumat (11/10) sekitar pukul 12.00 waktu setempat.
Keempat WNI itu atas nama Hafat, nomor paspor Indonesia A0649848 kelahiran 8 Juni 1969, Iknoriansyah nomor paspor U4507 98 kelahiran 7 Mei 1988, Hery Setiawan nomor pas por A4208167 kelahiran 25 November 1980, dan Wah yudi nomor paspor A264 0273.
Kepala BNP2TKI menyebutkan, menurut versi polisi Malaysia, keempat WNI itu diduga telah melakukan perampokan rumah pada dinihari sebelumnya dan polisi rumah yang diduga sebagai tempat persembunyian mereka di Blok B-15-7, Ampang Hilir Pinggiran, Jalan Ampang Putra, Kuala Lumpur. “Sepertinya polisi Malaysia bermental pengecut karena sedikit-sedikit menembak. Melumpuhkan kan tidak harus membunuh apalagi mereka bukan teroris,” kata Kepala BNP2TKI. Jumhur memastikan keempat WNI itu bukan TKI karena berdasarkan informasi yang dia terima, mereka tidak jelas pekerjaannya. Polisi Malaysia, katanya, masih melakukan penyelidikan termasuk memastikan identitas keempat jenazah. KBRI dimintanya untuk menunggu hasil penyelidikan tersebut dan akan diberi akses untuk cek fisik jenazah nantinya. “Protes pemerintah disampaikan melalui jalur diplomatik,” katanya.
Segera Pulangkan
Terpisah, keluarga empat WNI yang ditembak Polisi Diraja Malaysia meminta kepala Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Malaysia mengurus dan memulangkan jenazah-jenazah tersebut agar segera bisa dimakamkan di tanah air. “Mereka sudah meninggal sejak Jumat, kami minta agar jenazah suami kami bisa segera dipulangkan untuk dimakamkan di kampung halaman,” kata istri Iknoriansyah, salah satu korban penembakan, Eka bersama istri ketiga korban lain di Batam, Minggu.
Dia mengatakan, sudah dihubungi pihak KBRI yang menanyakan identitas lengkap dari suaminya dan tiga korban lainnya. “Tadi pagi (Minggu pagi) kami sudah ditelepon pihak KBRI. Mereka bilang akan segera melihat dan memastikan keempat korban tersebut merupakan warga Batam bernama Wahyudi, Iknoriansyah, Hery Setiawan dan Hafat,” katanya.
Hingga saat ini, Eka juga menyatakan tidak percaya suaminya ditembak karena melakukan perampokan di rumah mantan tentara setempat. “Suami saya baru masuk pada 29 September lalu. Dia bekerja sebagai buruh bangunan. Saya tidak percaya dia merampok,” katanya. Senada dengan Eka, Nurhidayah, istri Hery Setiawan, mengatakan selama ini suaminya itu bekerja di Malaysia sebagai buruh perkebunan kelapa sawit. Ia juga tidak percaya suaminya merampok. “Saya tidak percaya suami saya merampok di Malaysia. Suami saya hanya buruh perkebunan sawit,” katanya. (MS/Ant/DEKS)